Virus Corona

Hasil Rapid Test Negatif Corona, Bupati Morowali Utara Dimakamkan Sesuai Prosedur Pasien Covid-19

Hasil rapid test negatif corona, Bupati Morowali Utara dimakamkan sesuai prosedur pasien Covid-19.

Shutterstock via Tribunnews
Ilustrasi virus Corona 

TRIBUNMATARAM.COM - Hasil rapid test negatif corona, Bupati Morowali Utara dimakamkan sesuai prosedur pasien Covid-19.

Aptripel Tumimomor, Bupati Morowali Utara, Sulawesi Tengah dinyatakan meninggal dunia setelah dua hari dirawat karena gangguan kesehatan.

Di tengah wabah pandemi global corona, pemakaman Aptripel pun dilakukan dengan prosedur pemakaman pasien corona.

Aptripel dilaporkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo Makassar, Kamis (2/4) malam.

Aptritel sudah dua hari menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Suaminya Positif Covid-19, Istri Diteror Warga dan Tak Diperbolehkan Keluar Rumah Walau Hal Penting

Duduk Perkara Jenazah Positif Covid-19 Ditolak di Banyumas sampai Dilempari Batu, Bupati Minta Maaf

Kepala Biro Humas dan Protokol Humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Haris Kariming  membenarkan Aptritel telah meninggal dunia.

Menurut Haris, pemakaman jenazah Aptripel Tumimomor berlangsung di Kabupaten Gowa pada Jumat (3/4/2020) dini hari.

Pemakaman dilakukan dengan mengikuti protokol penanganan jenazah pasien COVID-19.

"Benar, atas permintaan keluarga, jenazah almarhum telah dimakamkan di pekuburan Gowa," kata Haris, Jumat.

Sedangkan Kepala Bagian Humas Morowali Utara Heri Pinontoan mengatakan, Aptritel sebelumnya mendapat perawatan di RSU Kolonodale, Morowali Utara, karena gangguan kesehatan. 

Namun kemudian dirujuk ke Makassar pada Rabu (1/4) untuk mendapat perawatan lanjutan.

"Di RSU Kolonodale, beliau telah menjalani pemeriksaan cepat (rapid test) namun hasilnya negatif," kata Heri, Kamis (2/4).

Heri juga mengatakan, Aptritel sudah menjalani pemeriksaan swab tenggorokan di Makassar tapi belum diketahui hasilnya.

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Kamis (2/4/2020) sekitar 22.30 WITA.

Dia meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.

Aptripel Tumimomor adalah pengusaha yang terpilih menjadi bupati definitif hasil pilkada pertama di Kabupaten Morut pada Februari 2016, dan sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti pilkada serentak 2020.

Pria yang lahir di Kolonodale pada 3 April 1966 itu sampai akhir hayatnya masih tercatat sebagai dosen UKIP (Universitas Kristen Indonesia Petra) Makassar. (Kompas.com/*)

Ilustrasi jenazah
Ilustrasi jenazah (Tribunnews.com)

Anggota DPR Fraksi PDI-P Juga Meninggal

Awalnya berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP) corona, anggota DPR Imam Suroso akhirnya meninggal dunia.

Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Imam Suroso menghembuskan napas terakhirnya di RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020) malam.

Namanya menambah daftar PDP Covid-19 yang meninggal dunia di Jawa Tengah.

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena saat dihubungi, Jumat malam.

 POPULER Duduk Perkara Pasien Suspect Corona Meninggal di Ambulans karena Ditolak Rumah Sakit Rujukan

 POPULER Fakta Baru Vaksin Corona, Disebut Efektif dan Akan Bertahan Lama di Tubuh

"Berpulanglah dalam damai dan kasih Tuhan. Kita doakan Pak Imam Suroso anggota komisi IX PDI-P, dapil Jateng dilapangkan jalan ke Surga," kata Melki.
Politisi PDI Perjuangan, Imam Suroso.(KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO)
Politisi PDI Perjuangan, Imam Suroso.(KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO) ()

Melki mengatakan, berdasarkan informasi dari RSUP Kariadi Semarang, Imam dirawat di rumah sakit tersebut karena berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19.

"Barusan saya kontak Pak Agus dari RSUP Kariadi Semarang.

Pak Imam masuk RS dengan kategori PDP beberapa hari lalu. 

Tracing akan disampaikan oleh Gubernur dan Dinkes Jateng," ujar Melki.

Lebih lanjut Melki mengatakan, informasi terkait status PDP tersebut akan diumumkan secara resmi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Kita tunggu pengumuman resmi oleh pemda atau gugus tugas," pungkasnya. (Kompas.com/ Haryanti Puspa Sari

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso Meninggal di RSUP Kariadi Semarang".

prosesi pemakaman korban Covid-19
prosesi pemakaman korban Covid-19 (Facebook)

Suspect Corona Meninggal di Ambulans

Jumlah pasien meninggal karena wabah corona di Indonesia bertambah, bahkan di antaranya harus merasakan derita meninggal dunia di ambulans karena 3 rumah sakit penuh.

Seorang pria lanjut usia suspect corona hanya tinggal dengan seorang pembantu menghembuskan napas terakhirnya di mobil ambulans.

Sayangnya, nyawanya tak tertolong lantaran tiga rumah sakit rujukan pasien Covid-19 penuh dan menolaknya.

Putra (bukan nama sebenarnya), seorang pria 60 tahun, meninggal dunia di Jakarta pada Selasa (24/3/2020) siang.

 Kabar Baik Corona Hari Ini, Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Efektif dan Mampu Tahan Lama

 Demi Konten Nekat Jilati Kloset Duduk, Influencer Ini Positif Terinfeksi Corona, Videonya Dikecam

Ia tutup usia dengan status sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19.

Nyawanya tak tertolong dalam perjalanan mencari rumah sakit yang masih mempunyai slot kosong untuk menanganinya.

Menurut keterangan keluarga, sudah tiga rumah sakit di Jakarta yang didatangi ketika mencari pertolongan.

Namun, semuanya tak bisa menerima tambahan pasien lagi.

Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG) ()

Putra tinggal di bilangan Gambir, Jakarta Pusat. Hanya seorang pembantu tinggal dengannya di rumah tersebut.

Beberapa hari belakangan, ia mengaku mulai merasa sakit.

Namun, ia belum memeriksakan diri ke dokter.

Salah satu anggota keluarga Putra yang enggan disebutkan identitasnya berujar, baru pada Selasa (24/3/2020) pagi, Putra merasa sakitnya agak parah.

“Keluarga tahu beliau sakit (semakin parah) saat pagi itu dari pembantu,” ujar dia kepada Kompas.com.

Pencarian rumah sakit

Pagi itu, sekitar pukul 08.00, Putra berinisiatif menghubungi nomor darurat Covid-19 DKI Jakarta.

Ambulans datang menjemputnya di rumah tengah hari, sekitar pukul 12.00 WIB.

“Dibawa ke rumah-rumah sakit utama untuk rujukan Covid-19, tapi waiting list karena banyak banget ternyata orang-orang (di rumah sakit rujukan) membeludak terus,” ujar dia.

RSUD Tarakan yang hanya sekitar 2 kilometer dari kediamannya menjadi tujuan pertama ambulans yang membawa Putra.

Upaya pertama itu tak berhasil.

Ambulans lalu melarikan Putra ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, dan RSPI Sulianti Saroso (SS), Jakarta Utara.

“RS Persahabatan penuh, juga RSPI SS ditolak (karena) penuh. Ambulans kembali ke RSUD Tarakan,” kata dia sambil mengutip kronologi resmi pihak keluarga.

Belum juga mendapatkan rumah sakit yang mampu menerima dirinya, Putra mengembuskan napas terakhir.

Ia wafat sekitar pukul 13.36 tanpa sanak famili sempat mendampingi di dalam ambulans tersebut.

“Beliau kan sudah lansia juga. Mungkin harusnya langsung masuk ICU.

Tapi kapasitasnya enggak muat lagi di rumah-rumah sakit utama, jadi enggak tertolong,” jelas narasumber Kompas.com.

Hingga ajalnya, Putra tak tahu apakah dirinya pengidap Covid-19 atau bukan.

Petugas kesehatan disebut telah mengambil sampel spesimen lendir tenggorokannya untuk ditelaah ada atau tidaknya kandungan virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19.

Akan tetapi, jelas bahwa hasil tes laboratorium itu tak akan terbit dalam beberapa jam.

Dimakamkan tanpa iringan keluarga

Putra kemudian langsung dimakamkan pada sore harinya. Ia dibawa ke liang lahat seorang diri, tanpa iring-iringan keluarga di sekelilingnya.

Kendati belum terkonfirmasi positif terinfeksi virus SARS-CoV-2, jenazah Putra dikebumikan sesuai prosedur pemulasaraan jasad penderita Covid-19.

“Enggak boleh dekat-dekat (saat pemakaman). Enggak boleh ikut menguburkan juga.

Hanya melihat dari jauh, karena jenazahnya infeksius,” kata narasumber Kompas.com tadi.

“Sedih sekali. Bahkan keluarga juga tidak bisa mengantar ke peristirahatan terakhir.

Aku harap orang-orang di luar sana at least bisa mendoakan dari jauh,” lanjut dia.

“Yang sebenarnya membuat marah, (kami) jadi tahu ketidaksiapan kita menghadapi ini (Covid-19).

Ada berapa orang yang seperti almarhum? Hidupnya sendirian, lansia, lalu saat butuh pertolongan, ternyata fasilitas kesehatannya tidak siap juga.” (Kompas.com/Vitorio Mantalean)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suspect Covid-19 Lanjut Usia Meninggal di Ambulans gara-gara 3 Rumah Sakit Penuh"

dan di Tribunnews.com di Tribunnews.com dengan judul Rapid Test Negatif Corona, Bupati Morowali Utara Dimakamkan Sesuai Prosedur Pasien Covid-19.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved