Virus Corona
Kekurangan APD, Perawat di RSUD Kediri Terpaksa Pantau Pasien Corona via Grup WhatsApp
Imbasnya, sebuah rumah sakit rujukan di Kediri terpaksa mengurusi pasien melalui grup WhatsApp untuk meminimalisir keluar masuk ruang isolasi.
“Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu,” katanya.
Apalagi dahsyatnya pemberitaan tentang penularan corona secara langsung turut memojokkan para perawat.
Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi.
Mereka tak mau tertular oleh virus mematikan yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Malahan langkah ekstrim dilakukan Minarsih terhadap keluarganya.
Sampai sekarang Minarsih tak pernah menceritakan tugasnya merawat pasien corona kepada anak-anaknya.
Dia tak ingin mereka berpikir jauh dan ketakutan atas profesi yang dijalani ibunya.
Direktur RSUD Gambiran dr Fauzan Adhima mengakui ketersediaan APD memang terbatas.
“Pada awal-awal sempat ada kesulitan penyediaan APD karena banyak distributor yang menghentikan pengiriman.
Tapi saat ini ketersediaan APD relatif sudah mencukupi. Semoga pasien covid-19 tidak nambah lagi sehingga APD-nya tetap tercukupi," ungkapnya.
Manajemen rumah sakit sangat mengapresiasi semua tenaga medis, paramedis, dan petugas lainnya yang telah all out memberikan pelayanan terbaik bagi pasien Covid-19 di RSUD Gambiran. (Kompas.com/*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kekurangan APD, Perawat Terpaksa Tanyakan Kebutuhan Pasien Covid-19 via Grup WhatsApp".

Curhatan Dokter di Lampung Takut Tulari Anak-Istri
Kegelisahan menjadi perawat pasien corona tak hanya dirasakan oleh Minarsih dan Tri Sudaryati, perawat asal Kediri.
Seorang dokter di Lampung, jadi garda terdepan yang rawat pasien corona juga mengaku takut jadi carrier padahal istri tengah hamil.