Virus Corona
POPULER Kisah Haru Pasien Positif Virus Corona, Di-bully di Dunia Maya Tapi Didukung dari Tetangga
Pasien positif virus corona baru atau Covid-19 di Balikpapan, mengisahkan perlakuan diskriminatif yang diterima keluarganya di media sosial.
TRIBUNMATARAM.COM - Muhammad Wahib Herlambang, pasien positif virus corona baru atau Covid-19 di Balikpapan, Kalimantan Timur, mengisahkan perlakuan diskriminatif yang diterima keluarganya di media sosial.
Perlakuan itu didapat setelah Wahib dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 pada 18 Maret 2020.
Wahib dirawat di ruang isolasi RSUD Kanujoso Balikpapan.
Saat itu, kata Wahib, ada oknum yang merekam video rumahnya di Kompleks Perumahan Sepinggan Pratama. Video itu lalu dibagikan di media sosial.
Unggahan video itu mendadak ramai jadi bahan perbincangan netizen. Menurutnya, banyak komentar miring yang beredar di media sosial.
• Curhat Pasien Sembuh dari Virus Corona, Berharap Tak Dikucilkan: Kami Semua Butuh Doa dan Support
"Video itu masih saya simpan sampai sekarang," kata Wahib saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/4/2020) malam.
Akibat video itu, warga Perumahan Sepinggan Pratama pun terkena getahnya.

Ojek daring, kata dia, menolak pesanan warga di perumahan tersebut.
“Kasihan masyarakat yang di Perum Sepinggan Pratama, justru kena,” kata dia.
Pasien positif corona yang telah dinyatakan sembuh itu berharap perlakuan diskriminatif atau perundungan yang diterimanya tak dialami pasien lainnya.
Karena, virus corona baru tak menakutkan seperti yang dibayangkan.
“Sistem imun tubuh bisa memastikan itu. asal kita hidup sehat,” jelas dia.
• Jenazah Positif Covid-19 Banyak Ditolak, Ridwan Kamil : Corona Mati setelah 7 Jam Pasien Meninggal
Selain itu, Wahib meminta masyarakat tak membagikan informasi hoaks dan keliru terkait virus corona yang membuat masyarakat takut dan panik.
“Ini memang perlu edukasi. Situasi yang kami alami ini memang luar biasa tekanan mental yang kami hadapi,” kata dia.
Tekanan mental itu, kata dia, mempengaruhi segalanya.
“Tekanan mental ini mempengaruhi semua. Tapi, istri saya juga kuat. Anak-anak juga kami sampaikan harus dihadapi.
Istilah bertanding, kita harus menang,” jelas wahib.
Dukungan dari warga
Merasa tak enak dengan perlakuan diskriminatif itu, Wahib menghubungi pemilik perumahan lewat panggilan video saat dirawat di ruang isolasi RSUD Kanujoso.
Wahib meminta maaf kepada pemilik perumahan.
"Respons pemilik perumahan justru baik, dia beri semangat saya agar cepat sembuh," jelas Wahib.
Dari ruang isolasi, Wahib meminta istri dan tiga anaknya tetap tabah menghadapi masalah ini.
Ia melarang keluarganya membuka media sosial karena khawatir bakal stres karena pemberitaan yang keliru.
“Kebetulan di rumah kami enggak pakai televisi. Jadi istri saya juga tidak mau update informasi seputar corona biar pikiran tetap tenang.
Saya minta, dia (istri) fokus ke anak-anak saja,” jelas dia.
• POPULER Data dari BIN Indonesia Diprediksi Akan Alami Puncak Penyebaran Virus Corona pada Juli 2020!
Wahib bersyukur warga Perumahan Sepinggan Pratama tak mengucilkan keluarganya.
Tetangganya justru memberikan dukungan kepada Wahib dan keluarganya.
Mereka, kata dia, memberikan bantuan seperti makanan dan sayuran.
“Warga di situ baik-baik. Kata istri saya, kami dikirimi makanan, sayuran. Disimpan depan rumah. Warga Sepinggan Pratama luar biasa,” kata Wahib.
Sudah sembuh
Wahid merupakan salah satu dari 14 pasien positif corona dirawat di RSUD Kanujoso, Balikpapan.
Dia dinyatakan positif corona, Rabu (18/3/2020).
Wahib dirawat di ruang isolasi RSUD Kanujoso selama 16 hari. Setelah menjalani perawatan, hasil uji Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya menyatakan Wahib negatif Covid-19 pada Jumat (3/4/2020).
Wahib dan dua pasien lain yang dinyatakan negatif Covid-19 akan diobservasi selama satu minggu sampai dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang.
Pria berjanggut itu pun membagikan kunci kesembuhan dari Covid-19.
“Intinya pikiran harus ceria. Enggak boleh stres,” kata Wahib. (Kompas.com/ Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton/ Dheri Agriesta)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pasien Positif Corona, Di-bully di Media Sosial tapi Didukung dan Dibantu Tetangga"

Gejala Awal yang Dirasakan Tak Bisa Cium Bau
Kompas.com berhasil menghubungi pria dalam video itu, Jumat (3/4/2020) malam.
Wahib ternyata salah satu dari 14 pasien positif corona yang dirawat di Balikpapan.
• Jenazah Positif Covid-19 Banyak Ditolak Warga yang Takut, Meski Sudah Didisinfeksi & Aman Dikuburkan
Namun, mulai Jumat (3/4/2020), dia keluar dari RSUD bersama dua pasien lainnya, setelah dinyatakan negatif hasil pemeriksaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya.
Akhir Februari 2020, Wahib bersama tiga rekannya mengikuti acara masyarakat tanpa riba di Bogor, Jawa Barat.
Dua rekannya dari Balikpapan dan satu di Samarinda.
Setelah dari Bogor, Wahib sempat merasakan gejala sakit. Namun, dirinya tak berpikir bahwa gejala tersebut adalah Covid-19.
Saat itu, aroma parfum yang ia gunakan tak bisa tercium.
“Saya tidak bisa cium bau apa-apa. Sempat tidak enak badan.
Tapi dibawa istirahat saja sambil minum vitamin,” ungkap Wahib membuka ceritanya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat malam.
Selang beberapa hari, dia mendengar kabar ada rekan sesama peserta acara di Bogor positif corona.
Pasien tersebut kemudian meninggal dunia di Solo.
Informasi itu ia dapat lewat obrolan pesan singkat grup WhatsApp.
Tanpa pikir panjang, Wahid langsung menghubungi call center tim gugus tugas Covid-19, Balikpapan.
• Curhat Pasien Sembuh dari Virus Corona, Berharap Tak Dikucilkan: Kami Semua Butuh Doa dan Support
Dari pembicaraan bersama tim gugus tugas, Wahib diminta melakukan isolasi secara mandiri di rumah.
Wahib lalu mengisolasi diri bersama istri dan anak.
Selama masa isolasi mandiri, dia beberapa kali dikunjungi tim medis dari gugus tugas untuk memeriksa kesehatannya.
Hingga Senin (16/3/2020), Wahib berinisiatif datang memeriksa diri di RSUD Kanujoso.
“Setelah itu saya diminta pulang. Nanti diinformasikan lebih lanjut,” cerita Wahib.
Dua hari kemudian, setelah pemeriksaan, Wahib menerima pemberitahuan lagi dari tim gugus tugas bahwa dirinya positif corona.
Pada hari yang sama, Rabu (18/3/2020), Wahib langsung ke RSUD Kanujoso lengkap dengan pakaian ganti untuk menjalani masa isolasi.
“Saya datang sendiri pakai mobil. Sekarang mobil saya masih di parkiran RSUD,” jelas Wahib.

Malamnya pada hari yang sama, Gubernur Kaltim Isran Noor mengumumkan rekannya di Samarinda positif Covid-19.
“Saya diumumkan positif keesokan harinya setelah di Samarinda,” jelas Wahib.
Sejak itu, dia menjalani masa isolasi. Dia mengisi hari-harinya kegiatannya dengan olahraga, beribadah, dan berbagai kegiatan positif lainnya.
“Intinya pikiran harus ceria. Enggak boleh stres,” terang dia.
• Fakta Lengkap Pasien Sembuh Corona Setelah Tertular Suami, Selalu Merasa Kehausan & Konsumsi Jamu
Wahib mengaku mendapat perawatan medis yang bagus. Mereka diberi asupan makanan yang bergizi, obat-obatan, dan lain-lainnya.
Hingga 16 hari terisolasi, Wahib kini sudah dinyatakan negatif setelah berjuang sembuh.
Dia sudah keluar dari ruang isolasi RSUD Kanujoso, tetapi masih menjalani masa observasi selama satu pekan ke depan sampai benar-benar sembuh dan dinyatakan pulang ke rumah.
“Yang berat itu hanya rindu keluarga. Makanya, saya bawa dengan olahraga rutin. Makan juga terjamin.
Pelayanan medis bagus. Berat badan saya justru naik 1 kilogram,” ucapnya tersenyum.
Dari pengalaman yang dia alami, Wahib meminta masyarakat tidak perlu panik. Cukup menjaga kesehatan yang baik.
“Karena sistem imun kita bisa membunuh virus ini,” kata dia.
Hingga kini, istri dan tiga anaknya pun dinyatakan negatif corona. (Kompas.com/ Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton/ Khairina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjuangan Wahib Melawan Virus Corona hingga Sembuh, Berawal dari Seminar di Bogor"