Virus Corona
Hasil Rapid Test Warga Bogor yang Melayat & Tahlilan ke Pria Positif Corona, Ada yang Tertular
Hasil rapid test warga di Bogor yang melayat dan hadiri tahlilan pria positif corona tetapi dikira serangan jantung.
TRIBUNMATARAM.COM - Hasil rapid test warga di Bogor yang melayat dan hadiri tahlilan pria positif corona tetapi dikira serangan jantung.
Rapid test akhirnya dilakukan pada warga yang hadir melayat dan tahlilan ke rumah pria positif corona.
Salah satu ODP yang bersentuhan langsung dengan pria tersebut dinyatakan positif, bagaimana dengan yang lain?
Puluhan warga satu kampung di Kabupaten Bogor diisolasi pasca menghadiri tahlilan wafatnya seorang warga yang belakangan dinyatakan positif virus corona ( Covid-19 ).
• Sempat Disebut Efektif Obati Corona, Uji Coba Klorokuin Dihentikan, Sebabkan Kelainan Ritme Jantung
• Duduk Perkara Pasien Positif Corona Dikira Sakit Jantung, Warga Cemas karena Ikut Melayat & Tahlilan
Namun semua warga tersebut tidak dinyatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Yang ODP itu yang bersentuhan (kontak) langsung dengan yang itu (positif)," kata Ade Yasin kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (14/4/2020).
Dia juga menjelaskan bahwa puluhan warga tersebut sudah menjalani rapid test corona.

Hasilnya para warga tersebut negatif virus corona.
"Udah di-rapid test semua, hasilnya negatif," ungkap Ade Yasin.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga sebuah kampung di Kabupaten Bogor terpaksa menjalani isolasi mandiri setelah menghadiri tahlilan wafatnya pasien positif virus corona.
Sekretaris Kecamatan (Sekcam) setempat Heri Risnandar menjelaskan bahwa awalnya seorang warga meninggal dunia pada 3 April 2020.
Saat itu, warga tersebut diketahui warga lainnya meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya.
"Meninggalnya tanggal 3 (April 2020), tidak ada konfirmasi positif Covid-19, warga tahunya penyakit jantung aja, makanya pada takjiah dan tahlilan," kata Heri kepada wartawan, Senin (13/4/2020).
Warga pun menghadiri tahlilan setiap harinya di rumah alamrhum seperti pada umumnya.
Tahlilan itu dihadiri puluhan warga setiap harinya dan berlangsung selama 7 hari setelah korban meninggal.