Berita Terpopuler

POPULER Dentuman Sabtu Dini Hari yang Terdengar di Jakarta hingga Bogor Masih Misteri, Apa Sebabnya?

Suara dentuman yang beberapa kali terdengar oleh warga pada Sabtu (11/4/2020) dini hari masih menyimpan misteri.

Editor: Asytari Fauziah
twitter/@BNPB_Indonesia
Rekaman CCTV letusan Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) malam. Gunung Anak Krakatau Meletus, Abu Tebal Menyembur hingga Sejauh 19 Kilometer. 

TRIBUNMATARAM.COM - Teka-teki suara dentuman yang terdengar di Jabodetabek, Sabtu (11/4/2020) belum terungkap.

Ahli sendiri masih belum bisa memastikan dari mana sumber suara tersebut.

Namun, beberapa kemungkinan telah diungkapkan ahli.

Suara dentuman yang beberapa kali terdengar oleh warga pada Sabtu (11/4/2020) dini hari masih menyimpan misteri.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang dapat mengungkap penyebab sumber bunyi dentuman tersebut disertai bukti-bukti ilmiahnya.

 Media Asing Soroti Suara Dentuman yang Menyertai Erupsi Gunung Anak Krakatau Semalam

 Penjelasan BMKG Soal Sumber Suara Dentuman Tadi Malam, Bukan dari Erupsi Gunung Anak Krakatau

Kendati demikian, dia mengungkap ada sejumlah dugaan sumber dentuman dari beberapa ahli terkait suara dentuman misterius itu.

"Beberapa pihak sudah mengemukakan dugaan sumber dentuman, meskipun memiliki kelemahan," kata Daryono melalui keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Berikut beberapa analisis yang telah dirangkum Daryono dan penjelasannya:

1. Gempa tektonik

Sebagai pakar kegempaan, Daryono menjelaskan bahwa gempa tektonik memang dapat mengeluarkan bunyi ledakan. 

"Namun, hal ini terjadi jika magnitudonya cukup signifikan dan hiposenter sangat dangkal," ungkapnya.

"Suara ledakan yang timbul saat gempa biasanya hanya sekali saat terjadi deformasi batuan utama, tidak seperti dentuman yang beruntun terus menerus seperti kemarin pagi."

Daryono berkata, ada masyarakat yang mengaitkan suara dentuman Sabtu dini hari itu mirip peristiwa dentuman gempa Bantul, Yogyakarta, pada 2006.

Dalam beberapa kasus, gempa Bantul memang menyebabkan timbulnya suara dentuman, tetapi bunyi dentumannya tidak terus-menerus, di mana satu gempa menghasilkan satu dentuman.

"Gempa Bantul dapat mengeluarkan bunyi karena sumbernya dangkal dan dekat zona karst yang bawah permukaannya berongga sehingga dapat menjadi sumber bunyi jika ada pukulan gelombang seismik," terangnya.

Di Bantul, setiap terjadi dentuman maka sensor seismik selalu mencatat sebagai event gempa, sementara saat terjadi dentuman kemarin sensor gempa BMKG tidak mencatat adanya gempa.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved