Virus Corona

Cerita Perawat Kuatkan Pasien Positif Corona yang Tak Mau Ditinggal Sendirian di Ruang Isolasi

Banyak suka duka yang dilalui tenaga medis di Indonesia dalam menjadi garda terdepan Covid-19.

Pixabay/surya/Irwan Syairwan, Twitter @bananahoe
Ilustrasi pasien di ruang isolasi 

"Tetapi, masyarakatlah yang menjadi kunci utama dalam melakukan pencegahan penularan.

Mari kita lakukan pencegahan dengan baik," tutur dia. (Kompas.com/ Fitria Chusna Farisa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Perawat Berikan Penguatan ke Pasien Covid-19 yang Takut Ditinggal".

APD dari kantung sampah plastik
APD dari kantung sampah plastik (Surya.co.id)

Harapan Sederhana ke Pemerintah

Harapan sederhana perawat pada pemerintah di tengah wabah corona, hanya butuh Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai.

Tak muluk-muluk harapan perawat di tengah wabah Covid-19 di Indonesia.

Kepada pemerintah, Nurdiansyah hanya meminta pemerintah untuk melindungi seluruh tenaga kesehatan yang merawat pasien Covid-19.

Ia berharap, tidak ada kasus kekurangan stok alat pelindung diri (APD) yang mengharuskan tenaga kesehatan mencari APD sendiri.

 Duka Perawat Pasien Corona, Ikut Tertular, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas

 Cerita Dokter Relawan Covid-19 di Wisma Atlet, Butuh 1 Jam Pakai APD, Tahan Perih hingga Kencing

"Harapannya lindungi teman-teman kami dengan APD yang memang seharusnya. Jangan sampai teman-teman mencari sendiri," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (19/4/2020).

Tidak hanya itu, Nurdiansyah meminta pemerintah melindungi jam dan rotasi kerja tenaga kesehatan.

Sejak Covid-19 mewabah, tenaga kesehatan bekerja dengan durasi sebagaimana biasanya.

Rotasi atau shift kerja juga tak ada beda dari sebelum adanya corona.

Padahal, saat ini rumah sakit penuh dengan pasien Covid-19.

Untuk mengurangi risiko penularan virus ke tenaga kesehatan, Nurdiansyah meminta diberlakukannya jeda waktu kerja secara berkala bagi tenaga kesehatan.

"Kalau bisa pemerintah harapannya ada waktu kita bekerja tidak seperti biasa, misalnya 14 hari masuk 14 hari libur," ujar Nurdiansyah.

"Karena teman-teman jujur saya sudah sebulan lebih tidak ketemu dengan orangtua karena memang saya khawatir dengan orangtua saya," kata dia.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved