Virus Corona

Anies Baswedan Blak-blakan Soal Data Wabah Virus Corona yang Disembunyikan Sejak Awal

Anies kembali menyampaikan pernyataan serupa saat melakukan konferensi video dengan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, 2 April 2020.

Editor: Asytari Fauziah
Tribun Wow
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/10/21081641/anies-akan-tercatat-sejarah-jika-dprd-tak-laksanakan-pemilihan-wagub 

"Saya belum yakin apakah persebaran data (Covid-19) telah landai (melewati fase kritis). Kita harus menunggu beberapa minggu ke depan untuk menyimpulkan apakah tren itu sudah landai atau kita masih akan bergerak naik," tutur Anies.

Anies bahkan mengaku pesimis kehidupan bisa kembali normal pada Agustus 2020 jika melihat persebaran data Covid-19.

"Mengapa saya tidak ingin membuat prediksi? Karena saya melihat data. Itu tidak menunjukkan sesuatu yang akan segera berakhir, itu juga yang dikatakan para ahli epidemiologi. Ini adalah waktu di mana para pembuat kebijakan perlu percaya pada ilmu pengetahuan," ungkap Anies.

Meminta data pasien Covid-19 disampaikan transparan

Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari.
Kerabat dan keluarga jenazah kasus COVID-19 mengunjungi pemakaman di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Minggu (26/4/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak 10-23 April, tren pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) COVID-19 cenderung menurun, di mana sebelumnya mencapai 50 orang yang meninggal per hari kini 40-30 orang per hari. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA via Kompas.com)

Oleh karena itu, Anies meminta Kemenkes berani transparan terkait data-data pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, transparasi data dapat membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyebaran Covid-19.

Kendati demikian, sejak awal, Kemenkes tidak pernah transparan dalam membeberkan data pasien positif Covid-19 karena tidak ingin membuat masyarakat panik.

"Menurut kami, bersikap transparan dan menginformasikan (kepada masyarakat) mengenai apa yang harus dilakukan adalah cara memberikan rasa aman.

Namun, Kementerian Kesehatan mempunyai pandangan berbeda, (Kemenkes menilai) transparan akan membuat (masyarakat) panik," ucap Anies.

Ketidakterbukaan data terlihat pada angka kematian Covid-19. Anies mengatakan angka kematian Covid-19 di Jakarta lebih tinggi dibandingkan angka kematian nasional yang dirilis pemerintah pusat selama ini.

Hal ini mengacu pada data pemakaman jenazah dengan protokol pemulasaran jasad pasien Covid-19 yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta.

Tercatat 4.300 pemakaman jenazah pada paruh kedua Maret 2020 dan 4.590 pemakaman jenazah pada April 2020.

Jumlah itu menunjukkan adanya kenaikan 1.500 kasus pemakaman jenazah dibanding bulan-bulan sebelum pandemi Covid-19 dimana rata-rata pemakaman jenazah hanya sekitar 3.000 setiap bulan.

"Angka kematian itu menunjukkan dugaan tingginya kasus Covid-19. Jika kita sebut tingkat kematian akibat Covid-19 sebesar 5 sampai 10 persen, maka kemungkinan, ada 15.000 sampai 30.000 kasus positif Covid-19 di Jakarta.

Angka kematian dan kasus positif Covid-19 diperkirakan jauh lebih tinggi dibanding angka yang dirilis Kemenkes," ujar Anies. (Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela/ Irfan Maullana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kala Anies Blak-blakan tentang Data Covid-19 yang Disembunyikan sejak Awal"

BACA JUGA: Tribunnews.com dengan judul Sebut Data Virus Corona Disembunyikan Sejak Awal, Anies Baswedan Kini Blak-blakan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved