Viral Hari Ini

Nenek Viral Tinggal di Gubuk Reyot dengan Cucunya Terancam Jadi Gelandangan, Mulai Disuruh Pergi

Nenek viral tinggal di gubuk reyot tengah sawah bersama cucunya terancam jadi gelandangan.

(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Mak Iah (70) dan cucunya, Sania (5), warga Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk tengah sawah dengan kondisi memprihatinkan. 

TRIBUNMATARAM.COM - Nenek viral tinggal di gubuk reyot tengah sawah bersama cucunya terancam jadi gelandangan.

Mak I'ah hanya bisa pasrah jika dirinya harus hengkang dari gubuk reyot tempat tinggalnya kini dan menjadi gelandangan.

Setelah rumahnya dijual untuk hidup, ia kini tak lagi memiliki tempat untuk tinggal selain gubuk reyot yang dipinjamkan kepadanya itu.

Beberapa hari terakhir ini Mak I’ah (70) mengaku sulit tidur.

Mak Iah (70), janda tua asal Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk di tengah areal pesawahan dengan kondisi memprihatinkan. Ia terancam jadi gelandangan jika gubuknya digusur untuk kawasan perumahan. (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Mak Iah (70), janda tua asal Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk di tengah areal pesawahan dengan kondisi memprihatinkan. Ia terancam jadi gelandangan jika gubuknya digusur untuk kawasan perumahan. (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN) ()

Rumah Dijual untuk Hidup, Mak Iah Terpaksa Tinggal di Gubuk Reyot Tengah Sawah dengan Cucu 5 Tahun

Kisah Pilu Pasutri Buruh Tani, Sakit-sakitan di Gubuk Reyot, Malah Tak Dapat Bansos Pemerintah

Penyebabnya, lahan pesawahan tempat di mana gubuknya berdiri akan segera dibangun perumahan.

Jika kabar itu benar, praktis ia harus rela meninggalkan gubuk yang sudah delapan tahun dihuninya itu.

Kepada Kompas.com Mak I’ah bertutur, kabar tersebut ia dapat dari warga kampung.

“Ada yang bilang ke emak, katanya emak harus siap-siap pergi karena lahannya mau dibuat perumahan tahun ini,” tutur Mak I’ah, Rabu (13/5/2020).

Kabar itu pun selalu terngiang di telinganya.

Betapa tidak, buruh tani serabutan itu bingung jika harus meninggalkan tempat tinggalnya.

“Apalagi orang itu sudah dua kali datang dan bilang seperti itu,” ucapnya.

Mak I’ah tak menampik jika lahan tempat gubuknya berdiri punya orang lain. Sehingga jika lahan tersebut akan digunakan oleh pemiliknya, mau tak mau ia harus rela pergi.

“Kalau sama bu haji (pemilik lahan) dulu diizinkan tinggal di sini. Tapi kan sekarang tanahnya sudah di jual ke orang lain,” tutur dia.

Sebelum tinggal di gubuk ini, Mak I’ah sebenarnya pernah punya rumah di perkampungan tak jauh dari tempat tinggalnya sekarang. 

Namun, karena persoalan ekonomi rumah satu-satunya itu terpaksa dijual.

“Emak harus kemana atuh, apa harus ke kolong jembatan,” ucapnya lirih.

Jadi buruh tani untuk cucu tercinta

Diberitakan sebelumnya, seorang nenek di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk reyot di tengah sawah.

Bersama cucunya yang masih berumur 5 tahun, Mak I'ah (70) mengisi hari-hari tuanya dengan berkebun.

Di waktu senggang ia mencari kayu bakar, dan sesekali membantu panen di sawah milik orang lain.

Upahnya sebagai buruh tani serabutan ia pakai untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Kalau masih ada uang sisa untuk jajan cucu tercinta.

Perempuan lanjut usia itu sudah delapan tahun menempati gubuk itu. Awalnya Mak I’ah tinggal bersama suami.

Namun, sejak suaminya meninggal tiga tahun lalu, ia kini tinggal bersama cucunya, Sania (5).

Gubuknya berlubang, tak ada listrik

Kondisi gubuk yang berada di areal pesawahan di Kampung Ciroyom RT 003/008, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah itu sangat memprihatinkan.

Gubuk yang terbuat dari kayu berukuran 2×4 meter persegi itu tampak sudah ringkih dan doyong ke belakang.

Dinding-dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu penuh lubang.  

Tempatnya bernaung dari panas terik dan hujan itu pun tanpa penerangan listrik.

Jika malam datang dan gelap mulai menyergap, hanya cahaya kecil dari sumbu lampu cempor yang menjadi sumber penerangan satu-satunya.

Mak Iah (70) dan cucunya, Sania (5), warga Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk tengah sawah dengan kondisi memprihatinkan.
Mak Iah (70) dan cucunya, Sania (5), warga Cianjur, Jawa Barat, tinggal di gubuk tengah sawah dengan kondisi memprihatinkan. ((KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN))

Hidup dari Berkebun

Bersama cucunya yang masih berumur 5 tahun, Mak I'ah (70) mengisi hari-hari tuanya dengan berkebun.

Di waktu senggang, ia mencari kayu bakar, dan sesekali membantu panen sawah milik orang lain.

Upahnya sebagai buruh tani serabutan ia pakai untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

Kalau masih ada uang sisa untuk jajan cucu tercinta.

 Kisah Pilu Pasutri Buruh Tani, Sakit-sakitan di Gubuk Reyot, Malah Tak Dapat Bansos Pemerintah

 Pemilik Rumah Reyot di Tengah Apartemen Thamrin Ternyata Punya Rumah Mewah 2 Hektar & 27 Indekos

Menyambangi gubuknya di Kampung Ciroyom RT 003/008, Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Rabu (13/5/2020). Kondisi tempat tinggal Mak I’ah sangat memprihatinkan.

Gubuk yang terbuat dari kayu berukuran 2×4 meter persegi itu tampak sudah ringkih.

Dinding-dindingnya yang terbuat dari anyaman bambu penuh lubang.

Gubuk itu pun tampak doyong ke belakang akibat tiang penyangga yang sudah lapuk.

Terdapat tiga ruangan di dalamnya. Dua ruangan kecil dan satu ruangan berukuran sedang.

Mak I’ah dan cucunya tidur bersama di satu ruangan.

Sedangkan ruangan di sebelahnya sudah tak lagi bisa dipakai karena dindingnya jebol dan atapnya bocor.

Sementara ruangan yang agak besar dijadikan ruang tengah dan dapur.

Terdapat dipan di ruangan tersebut yang berfungsi untuk menyimpan barang-barangnya. 

Tak ada barang berharga yang dimilikinya. Hanya ada kasur lepek dan perabotan seadanya.

Untuk memasak, Mak I'ah menggunakan tungku yang bahan bakarnya dari kayu bekas.

Tempatnya bernaung dari panas terik dan hujan itu pun tanpa penerangan listrik.

Jika malam datang dan gelap mulai menyergap, hanya cahaya kecil dari sumbu lampu cempor yang menjadi sumber penerangan satu-satunya.

Cerukan di samping rumah menjadi satu-satunya sumber air untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus.

"Tapi, kalau sudah hujan airnya jadi keruh. Tapi, karena tidak ada lagi, jadi emak pakai saja," kata mak I’ah kepada Kompas.com, Rabu (13/5/2020).

Mak I’ah bertutur, sudah delapan tahun menempati gubuk itu. Awalnya ia tinggal bersama suami. Namun, sejak suaminya meninggal tiga tahun lalu, ia kini tinggal bersama cucunya, Sania (5).

Mak I'ah sendiri punya empat orang anak yang semuanya sudah berkeluarga. 

Akan tetapi, karena kondisi ekonomi anak-anaknya tak jauh beda dengan keadaannya, ia pun tak bisa berharap banyak.

"Kalau lebaran saja suka pada ke sini, nengok emak. Tapi lebaran sekarang tidak tahu juga, soalnya kan sedang ada virus ya (pandemi corona)," ujar dia.

Rumah dijual

Sebelum tinggal di areal pesawahan, Mak I’ah pernah punya rumah di perkampungan tak jauh dari tempat tinggalnya sekarang. Namun, karena persoalan ekonomi, rumahnya dijual.

"Pernah ngontrak rumah juga. Tapi, karena sudah tidak punya uang lagi jadinya tinggal di sini. Alhamdulilah waktu itu diizinkan sama yang punya lahan sambil nunggu sawahnya,” tuturnya.

Di usianya yang semakin senja, Mak I'ah tak henti-hentinya berdoa agar senantiasa diberikan kesehatan dan rezeki supaya bisa mengurus cucunya.

“Kalau ada yang nyuruh tatanen (bertani) emak senang karena bisa dapat uang. Kalau beras alhamdulilah suka ada yang ngasih,” kata Mak I'ah.

Mak I’ah mengaku entah sampai kapan tinggal di tempat ini. Kendati, seuntai harapan selalu ada di dalam hatinya bahwa suatu saat nanti bisa pindah dan tinggal di rumah yang lebih layak, dan dekat dengan keluarga dan tetangga.

“Emak juga ingin menyekolahkan Sania ke PAUD. Kasihan di sini tidak punya teman, hanya sama emak saja mainnya,” ucapnya lirih. (Kompas.com/ Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Disuruh Pergi dari Gubuknya, Nenek Ini Terancam Jadi Gelandangan" dan "Sulit Ekonomi, Mak I'ah Jual Rumah dan Tinggal di Gubuk Sawah dengan Cucu 5 Tahun".

BACA JUGA Tribunnews.com dengan judul Nenek Viral Tinggal di Gubuk Reyot dengan Sang Cucu Terancam Jadi Gelandangan, Mulai Disuruh Pergi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved