Virus Corona

POPULER Warga Tak Patuh Protokol Kesehatan Cegah Virus Corona, Surabaya Dinilai Bisa Jadi Wuhan!

Ketika Surabaya dinilai bisa jadi seperti Kota Wuhan, China karena masyarakatnya tak patuh protokol kesehatan.

Editor: Asytari Fauziah
WhatsApp
Detik-detik polisi bubarkan pengunjung kafe di Surabaya untuk cegah corona 

TRIBUNMATARAM.COM - Ketika Surabaya dinilai bisa jadi seperti Kota Wuhan, China karena masyarakatnya tak patuh protokol kesehatan.

Kenaikan angka positif corona di Jawa Timur sebagian besar berasal dari Surabaya, Jawa Timur.

Namun, tingginya angka Covid-19 tak dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan pencegahan corona.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (KOMPAS.com/GHINAN SALMAN)

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

 POPULER New Normal Mulai Disosialisasikan, Jubir Penanganan Corona : Belum Ada Vaksin yang Berhasil

 UPDATE Corona Dunia 27 Mei: 80 Ribu Kasus Baru, Amerika Luluh Lantak Korban Meninggal Dunia 100 Ribu

Itu karena mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya

Dari 4.112 kasus yang ada di Jawa Timur, Rabu (27/5/2020), Kota Surabaya menyumbang 2.216 kasus.

Sedangkan Sidoarjo dan Gresik yang termasuk dalam wilayah Surabaya Raya menyumbang masing-masing 565 kasus dan 153 kasus.

Tiga daerah di Surabaya Raya ini menyumbang kasus Covid-19 terbanyak di Jatim.

"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni, Rabu.

Di Surabaya, ujar pria yang juga menjabat kata Dirut RSU dr Soetomo Surabaya ini, transmission rate penyebaran Covid-19 mencapai 1,6.

Artinya, jika ada 10 orang positif Covid-19, dalam sepekan akan bertambah menjadi 16 orang.

"Jadi kita mutlak untuk disiplin, disiplin memakai masker, disiplin physical distancing, disiplin cuci tangan, disiplin hidup sehat," ujar dia.

Joni mengaku prihatin banyak pasar di Surabaya yang tidak menjalankan physical distancing. "

"Terus terang saya nangis melihat pasar-pasar di Surabaya. Saya bandingkan dengan keadaan di rumah sakit," jelasnya.

Dia meminta warga di Surabaya Raya khususnya di Surabaya patuh terhadap aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini diberlalukan untuk kali ketiga, dari 26 Mei sampai 8 Juni 2020.

Perpanjangan PSBB Surabaya Raya ini berdasarkan surat keputusan Gubernur Nomor 188.258/KPTS/013/2020.

Hari ini terdapat tambahan 181 kasus di Jatim.

Sedangkan total pasien sembuh mencapai 548 orang setelah ada tambahan 26 pasien.

Sementara pasien meninggal dunia mencapai 337 orang setelah ada tambahan 15 pasien.

Adapun pasien yang masih dirawat di rumah sakit rujukan tercatat 3.208 orang.

Total jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 6.071 orang, pasien yang masih diawasi 2.876 orang, selesai diawasi 2.614 orang, dan Orang Dalam Pantauan (ODP) berjumlah 24.090 orang.

Belum Ada Vaksin yang Berhasil

New normal mulai disosialisasikan, jubir penanganan corona sebut belum ada upaya penemuan vaksin Covid-19 yang berhasil.

Upaya penemuan vaksin Covid-19 masih terus dilakukan, tapi belum ada yang membuahkan hasil.

Satu-satunya cara untuk berdamai dengan virus corona adalah dengan ditemukannya vaksin.

Namun, hingga hari ini, belum ada tanda-tanda keberhasilan akan penemuan vaksin corona.

 UPDATE Corona Dunia 27 Mei: 80 Ribu Kasus Baru, Amerika Luluh Lantak Korban Meninggal Dunia 100 Ribu

 Benarkah Puncak Kasus Virus Corona Sudah Lewat Setelah 5 Hari Berturut-turut Jumlah Pasien Menurun?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona ( Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, para ahli dari seluruh dunia masih berusaha untuk menemukan vaksin untuk pencegahan Covid-19.

Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto.
Pernyataan Jubir pemerintah khusus penanangan virus corona, Achmad Yurianto. (Tangkap Layar akun YouTube KompasTV)

Namun, kata dia, usaha tersebut belum membawa hasil.

"Para ahli masih berupaya keras untuk bisa mendapatkan vaksin agar kekebalan buatan yang bisa kita ciptakan mampu kita gunakan untuk berhadapan dengan Covid-19," kata Yurianto dalam konferensi persnya, Selasa (26/5/2020).

"Namun, upaya ini masih belum ada hasilnya. Upaya ini masih belum menemukan vaksin yang disepakati seluruh dunia untuk digunakan," kata dia.

Kendati demikian, Yuri menegaskan, semua pihak terus berusaha untuk menemukan vaksin Covid-19.

Bahkan, menurut dia, peneliti Indonesia juga berusaha melakukan penemuan tersebut.

"Oleh karena itu, yang paling penting saat ini adalah bagaimana kita berusaha untuk melindungi diri kita sendiri," ujar dia. 

Yuri berharap seluruh masyarakat Indonesia bisa melindungi diri sendiri dari penularan Covid-19.

Sebab, menurut dia, melindungi masyarakat dari Covid-19 bukan hanya menjadi tugas pemerintah.

"Cara inilah yang harus kita kerjakan sekarang," kata dia.

Sebelumnya, Yuri juga mengingatkan, karena belum ditemukan obat Covid-19, pengobatan penyakit ini akan menggunakan prosedur yang panjang.

"Maka, cara yang paling baik dalam kondisi saat ini adalah memutus penyebaran dan mencegah penularan Covid-19 itu sendiri," tutur Yuri. (Kompas.com/ Kontributor Surabaya, Achmad Faizal/Sania Mashabi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Surabaya Bisa Jadi Wuhan kalau Warganya Tidak Disiplin" dan "Jubir Pemerintah: Upaya Penemuan Vaksin Covid-19 Belum Berhasil"

BACA JUGA Tribunnews.com dengan judul Surabaya Dinilai Bisa Berakhir Jadi Wuhan karena Warga Tak Patuh Protokol Kesehatan Cegah Covid19.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved