Virus Corona
Bikin Geger Pengungsian Berisi 54 Orang, Seorang Ibu Bungkam Meski Hasil Rapid Testnya Reaktif
Di tengah pemeriksaan itu, salah seorang wanita tiba-tiba mengaku bahwa ia dinyatakan reaktif rapid test Covid-19.
Pihak rumah sakit kemudian merekomendasikannya pada dirinya untuk melapor ke puskesmas tempat ia tinggal.
Namun, hal tersebut tak dilakukan wanita itu. Bahkan, sampai saat pertama kali mereka harus mengungsi pasca-kebakaran.
Informasi tersebut lantas menggemparkan lokasi pengungsian.
Aparat setempat langsung memindahkan wanita itu beserta keluarganya ke pengungsian di aula Gereja HKBP yang ada di sekitar lokasi.
• UPDATE Perkembangan Corona di Indonesia Terbaru, Total Kasus 28.223, Sembuh 8.406 Orang
Bahkan, ruangan perempuan tersebut juga dipisahkan dari anggota keluarganya.
Sebagai tindak lanjut, kebetulan di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok, juga sedang ada swab test massal sehingga wanita itu diperiksakan di sana.
Namun, hasil swab test itu harus menunggu selama tiga hari.
"Awalnya kita pengin dorong ke Wisma Atlet, tapi belum bisa karena hasil swab-nya belum keluar.
Tapi, ternyata Kasudin Kesehatan bilang ternyata riwayat ibu itu punya hipertensi, ya sudah itu jadi pembenaran untuk dia bisa diisolasi di rumah sakit," ujar Ma'mun.
Wanita itu kemudian dibawa menggunakan ambulans menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja.
Rencana rapid test massal
Pasca-peristiwa tersebut, Ma'mun berencana melakukan rapid test pada para pengungsi itu.
Prioritas pertama dilakukannya rapid test tersebut dilakukan pada keluarga wanita berusia 45 tahun tersebut.
"Anggota keluarga lainnya kebetulan cukup banyak. Ada anak-anak juga yang tadinya satu rumah, sekarang masih di pengungsian.
Nanti kalau swab test ibu tadi positif, otomatis anggota keluarganya akan kita lakukan rapid," kata Ma'mun.