Virus Corona
Termakan Hoaks Media Sosial, Jenazah Positif Corona Diambil Paksa hingga Puskesmas Nyaris Dibakar
Alih-alih mendapatkan dukungan dari masyarakat, banyak tenaga medis yang justru diancam dan mendapatkan perlakuan tak pantas.
TRIBUNMATARAM.COM - Termakan hoaks di media sosial, jenazah pasien positif corona diambil paksa hingga puskesmas hampir dibakar.
Bukan hal mudah bagi para tenaga medis yang berkutat merawat pasien positif Covid-19.
Alih-alih mendapatkan dukungan dari masyarakat, banyak tenaga medis yang justru diancam dan mendapatkan perlakuan tak pantas.
Peristiwa pengambilan jenazah pasien Covid-19 terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

• Malangnya Nasib Pasutri Positif Corona di NTT, Ditolak Warga, Bayi yang Negatif Terpaksa Ikut ke RS
• TREN BARU Penularan Corona dari Rumah ke Rumah di Bekasi, Bukan Lagi Lewat Batuk Atau Bersin!
Pasien berinisial S (60) asal Kecamatan Waru, saat jenazahnya dikirim ke lokasi pemakaman untuk dikuburkan dengan protokol Covid-19, tiba-tiba diambil paksa di tengah jalan.
Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Syaiful Hidayat menjelaskan, petugas yang sedang mengirim jenazah ke Kecamatan Waru pada Kamis (11/6/2020), dicegat di tengah jalan oleh warga.
Setelah mobil ambulans dicegat, jenazahnya diambil dan petugas disuruh pulang ke rumah sakit bersama dengan mobil yang membawa jenazah.
"Kejadiannya dua hari yang lalu. Petugas dicegat, jenazahnya diambil. Alasannya mau dikuburkan sendiri oleh warga karena tidak mau pakai protokol Covid-19," ujar Syaiful Hidayat saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
Selain dicegat, petugas juga diancam menggunakan senjata tajam.
Jika jenazah tidak diserahkan, mereka akan merusak mobil ambulans yang membawa jenazah dan akan melukai petugas.
"Daripada petugas terluka dan ambulans dirusak, mereka mengalah dan pulang," ungkap Syaiful Hidayat.
Selain kejadian pengambilan jenazah secara paksa, Syaiful mengungkapkan ada warga yang mengancam akan membakar sebuah Puskesmas di Kecamatan Tlanakan.
Ratusan massa mendatangi Puskesmas karena tidak terima ada pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Saat jenazah mau dikirim ke RSUD Smart Pamekasan untuk dimandikan dengan protokol Covid-19, warga berdemonstrasi.
"Akhir-akhir ini semakin banyak tekanan dan ancaman kepada petugas medis dan dokter. Bahkan ada yang mau membakar Puskesmas," ungkapnya.