Virus Corona
Korban Stigma, Diusir dari Kost Gegara Disebut Positif Covid Padahal Penyebar Kabar hanya Iseng
Kisah korban ketakutan dan stigma masyarakat hingga diusir dari kostan gegara disebut positif virus corona, ternyata penyebar informasi hanya iseng.
Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Kisah korban ketakutan dan stigma masyarakat hingga diusir dari kostan gegara disebut positif virus corona, ternyata penyebar informasi hanya iseng.
Meika Arista jadi korban stigma dan ketakutan masyarakat.
Hal ini pula yang membuatnya ikut jadi pejuang Petisi Tes Massal Covid-19.
• Bocah 2 Tahun Diduga Diperkosa di Ruang Karantina Virus Corona, Rumah Sakit Tak Akui Ada Laporan
Meika sempat diusir dari kost yang ia sewa karena dikabarkan positif virus corona.
Tekanna dari warga bahkan membuat psikisnya terguncang.
Apalagi ia seorang pendatang dan tak punya tempat tujuan.
"Yang paling kena di psikis saya ketika malam itu pukul 09.00 sampai 11.00 itu saya tidak bisa tenang sama sekali.

Saya pendatang saya, diusir waktu itu dan saya mau kemana," kata Mieka dalam diskusi online bertajuk 'Melawan Stigma, Memutus Corona', Kamis (9/7/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Ia bercerita awal mula disebut terjangkit virus corona.
Meika merasa kurang enak badan hingga akhirnya berobat ke rumah sakit umum daerah yang terdekat.
Sesampainya di sana, dokter yang memeriksa Meika mengatakan bahwa kemungkinan ada virus yang menyerang tubuhnya dan disarankan untuk beristirahat di rumah.
Namun, kondisinya terus memburuk, ia pun memutuskan untuk ke rumah sakit swasta dan Meika dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19.
Di rumah sakit rujukan Meika tidak mendapat pemeriksaan dokter bahkan ia hanya sampai ke meja administrasi.
• Polemik Kalung Antivirus Corona, Deretan Tanggapan Menkes Terawan, Ikatan Dokter, hingga DPR
Alasannya, karena Meika dianggap belum perlu untuk ditangani dokter.
"Saya hanya dikasih obat langsung tanpa pemeriksaan dokter bahkan saya tidak diperiksa tensi darah," ujarnya.
Hingga akhirnya ia membuat petisi untuk diadakan tes massal covid-19.
Petisi ini membuat sa;ah satu warga di lingkungannya menyebut Mieka sudah positif covid-19.
"Waktu itu bulan Maret ketakutan masih tinggi tidak seperti sekarang," tuturnya.
Seorang warga bahkan meneleponnya untuk menunjukkan surat bebas covid-19.
• Pendapat Guru Besar UGM Soal Kalung Eucalyptus Sebagai Antivirus Corona: Tidak Signifikan
Kemdian ia menjelaskan runtutan pemeriksaan kesehatan yang sebelumnya ia jalani.
Tapi warga tak percaya dan meminta Meika memanggil ambulans.
Namun tak ada respon dari layanan ambulans di DKI Jakarta.
Warga tersebut pun akhirnya meminta Meika untuk keluar dari kamar kost demi keselamatan bersama.
Akan tetapi, melalui bantuan temannya, Meika tidak jadi ke luar dari kamar kost.
Beberapa hari kemudian, setelah bertemu dengan RW dan penyebar informasi yang tidak benar mengenai kondisinya, semua situasi kembali kondusif.
"Beliau (penyebar informasi tidak benar) hanya iseng saja mengabarkan bahwa saya positif virus corona," ucap Meika.
Tak Percaya Kerabatnya Meninggal karena Virus Corona, Ratusan Warga Bongkar Paksa Peti Jenazah
Kisah lain soal virus corona, keluarga tak percaya terkena covid hingga paksa petugas ambulans bongkar peti, petugas polisi tak kuasa menahan banyaknya massa yang marah,
Ratusan warga di Jeneponto, Sulawesi Selatan, mengambil paksa jenazah terinfeksi Covid-19 yang hendak dimakamkan petugas medis di tempat pemakaman umum (TPU) Kampung Beru, Keluarahan Manjangloe, Kecamatan Tamalatea, Sabtu (4/7/2020).
Salah satu kerabat pasien mengatakan, korban bukan meninggal karena corona, tetapi tertusuk batang kelor.
"Gara-gara tertusuk batang kelor dinyatakan kena corona makanya kami menolak," kata Caya (40), salah seorang kerabat korban, melalui pesan singkat.
• Viral Kalung Antivirus Corona, Ahli: Tidak Berpengaruh Saat Tangan Sudah Terpapar Lalu Pegang Hidung
Saat itu, menurut keterangan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Jeneponto Suryaningrat, warga sudah menunggu di TPU dengan membawa senjata tajam.
Aparat kepolisian yang mengawal petugas medis pun tak bisa berbuat banyak.
Akhirnya, warga berhasil membawa pulang jenazah SL (69). Tak hanya itu, warga juga nekat membuka peti jenazah.
Tes swab positif corona

Seperti diberitakan sebelumnya, SL mengaku sakit perut setelah tertusuk batang kelor. Oleh keluarga, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lanto Daeng Pasewang Jeneponto pada Rabu (1/7/2020).
Setelah menjalani pemeriksaan medis, termasuk tes usap tenggorokan atau swab. Saat itu, hasil swab menyatakan korban terinfeksi virus corona.
Setelah diisolasi, SL akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (4/7/2020).
Polisi lacak pelaku
Dilansie dari Tribunnews, Kapolres Jeneponto, AKBP Ferdiansyah mengatakan, pihaknya sudah menetapkan tujuh orang menjadi terduga provokator aksi warga tersebut.
"Ada tujuh orang yang kami nyatakan yang terlibat secara langsung," ungkapnya.
Kepolisian terus mendalami kasus tersebut, termasuk warga yang membongkar peti jenazah.
"Langkah-langkah yang kami lakukan adalah koordinasi dengan TGC Kabupaten Jeneponto untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap tujuh orang ini," tuturnya. (TribunMataram.com/Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Sania Mashabi/ Kontributor Bone, Abdul Haq | Editor: Khairina)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bawa Senjata Tajam, Ratusan Warga Bongkar Paksa Peti Jenazah Covid-19 di Jeneponto, Polisi Buru Provokotor"
BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Korban Ketakutan Masyarakat, Tak Enak Badan Disebut Positif Corona, Ternyata Pernyebar Kabar Iseng!