Pengakuan ABK Indonesia Dianiaya di Kapal China, Kerap Dapat Perlakuan Kasar karena Alasan Sepele

Sejumlah ABK Indonesia di kapal nelayan berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118 mengaku sering mendapat perlakuan kasar dan penganiayaan.

Editor: Asytari Fauziah
MBC/Screencap from YouTube
Ilustrasi ABK di Kapal China dianiaya 

TRIBUNMATARAM.COM Sejumah anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal nelayan berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118 mengaku sering mendapat perlakuan kasar dan penganiayaan.

Tindak kekerasan tersebut, menurut keterangan polisi, dialami setiap hari oleh ABK asal Indonesia.

"Yang sering memukul mereka yakni mandor dan nahkoda kapal Lu Huang Yuan Yu 118," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri Kombes Arie Darmanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Kisah Lain Penyiksaan ABK Indonesia Meninggal, Sebulan Mayat Disimpan di Pendingin Ikan Lalu Dibuang

Mengaku dianiaya hampir setiap hari

Dari pemeriksaan kasus kematian almarhum Hasan Afriandi asal Lampung, pekerja WNI yang tewas di kapal berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118, Polda Kepri menetapkan satu orang tersangka. Satu orang tersangka itu yakni WNA asal China yang kesehariannya merupakan mandor di kapal Lu Huang Yuan Yu 118 tersebut.
Dari pemeriksaan kasus kematian almarhum Hasan Afriandi asal Lampung, pekerja WNI yang tewas di kapal berbendera China Lu Huang Yuan Yu 118, Polda Kepri menetapkan satu orang tersangka. Satu orang tersangka itu yakni WNA asal China yang kesehariannya merupakan mandor di kapal Lu Huang Yuan Yu 118 tersebut.(KOMPAS.COM/HADI MAULANA)

Menurut keterangan para ABK Indonesia, mereka kerap menjadi sasaran penganiayaan setiap hari.

Tak hanya tangan kosong, penganiayaan juga sering dilakukan dengan menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya yang ada di atas kapal.

"Menurut para ABK asal Indonesia, korban Hasan Afriadi tewas juga karena disiksa oleh mandor kapal China tersebut," kata Arie.

Selain itu, perlakuan kasar tersebut sering dilakukan para ABK asal China hanya disebabkan masalah sepele, bahkan sengaja dibuat-buat.

Kisah Lain Penyiksaan ABK Indonesia Meninggal, Sebulan Mayat Disimpan di Pendingin Ikan Lalu Dibuang

Mandor jadi tersangka

Total seluruhnya ada 22 WNI yang dipekerjakan dari dua kapal nelayan berbendera China, yakni Lu Huang Yuan Yu 117 dan Lu Huang Yuan Yu 118.

Setelah melakukan penyelidikan dan memeriksa keterangan sejumlah saksi, polisi menetapkan mandor asal China berinisial S sebagai tersangka dalam kasus kematian Hasan Afriadi.

"Untuk saat ini tersangka S masih di atas kapal. Nanti apabila sudah proses penahanan, kita tinggal berkoordinasi saja dengan personel Lanal Batam yang berjaga di atas kapal tersebut," kata Arie.

Baca juga: Tagihan Listrik Membengkak, Bupati Probolinggo dan Chef Arnold Ngamuk di Medsos, Begini Ceritanya

Namun, S untuk sementara belum ditahan dan masih berada atas kapal di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) di Batam.

Sebelumnya diberitakan, dua kapal ikan asing diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020).

Kronologi Mayat WNI Ditemukan di Freezer Kapal China

Kronologi penemuan mayat WNI Indonesia di freezer kapal China, sempat melaporkan tindak kekerasan.

Polisi dan TNI masih mendalami kasus penemuan mayat WNI Indonesia di sebuah freezer di kapal China.

Pekerja WNI tersebut ditemukan meninggal dunia dalam kondisi masih berbalutkan baju dan selimut.

Komandan Lantamal IV Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Indarto Budiarto membeberkan temuan kasus pekerja WNI yang tewas dan disimpan di dalam freezer kapal berbendera China. 

 POPULER Direktur Perkapalan Sebut Pelarungan Mayat ABK WNI di Kapal China Sesuai Prosedur

 POPULER Polisi Ungkap Kronologi Lengkap Eksploitasi ABK Indonesia oleh Kapal China di Video Viral

Temuan kasus ini terungkap dari informasi pihak keluarga yang mengaku kerap mendapatkan laporan dari korban tentang tindak kekerasan yang terjadi di kapal tersebut.

Dua kapal ikan nelayan milih negara China yang mempekerjakan nelayan WNI diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020). Mirisnya saat dilakukan pemeriksaan oleh personil patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China.(DOK HUMAS POLRES KARIMUN)
Dua kapal ikan nelayan milih negara China yang mempekerjakan nelayan WNI diamankan patroli gabungan di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) Rabu (8/7/2020). Mirisnya saat dilakukan pemeriksaan oleh personil patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China.(DOK HUMAS POLRES KARIMUN) ()

"Hingga akhirnya kami mendapatkan informasi dari tindak kekerasan tersebut menimbulkan satu korban hingga meninggal dunia," kata Indarto saat konferensi pers di Dermaga Lanal Batam, Rabu (8/7/2020).

Indarto mengatakan, dari informasi tersebut, tim gabungan kemudian melakukan pencarian dan pelacakan. 

Jenazah pekerja WNI disimpan di freezer, masih berpakaian lengkap

Hingga akhirnya diketahui keberadaan kedua kapal berbendera China tersebut di perairan Batu Cula, Selat Philip, Belakang Padang, Batam, Kepri.

"Saat dilakukan evakuasi kondisi pekerja WNI yang meninggal dan disimpan di freezer masih mengenakan baju dan diselimuti," kata Indarto.

Indarto mengatakan, awalnya tim gabungan memang tidak mengetahui bahwa jenazah berada di kapal yang mana, tetapi kedua kapal saling berkaitan.

Akhirnya tim gabungan mengejar kedua kapal tersebut, yaitu Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118.

"Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 berbendera China ini nyaris gagal ditangkap karena nyaris masuk perairan Singapura, namun berkat kesigapan tim gabungan akhirnya berhasil dilumpuhkan," jelas Indarto.

Korban human trafficking, kasus diambil alih Polda Kepri

Disinggung apakah ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jenazah, Indarto mengaku hingga saat ini belum diketahui karena jenazah baru saja diturunkan dan dibawa ke kamar jenzah RS Bhayangkara untuk dilakukan visum.

"Dari keterangan keluarga, korban sudah tidak bisa dihubungi sejak tanggal 29 Juni 2020," ungkap Indarto.

Lebih jauh, Indarto mengatakan, di kedua kapal yang diketahui kapal pencari cumi-cumi ini terindikasi telah terjadi human trafficking atau perdagangan orang.

Untuk selanjutnya, kasus ini akan didalami pihak kepolisian, dalam hal ini Polda Kepri.

"Jadi nantinya kasus ini akan diambil alih oleh Polda Kepri," pungkas Indarto. (Kompas.com/ Penulis: Kontributor Batam, Hadi Maulana | Editor: Abba Gabrillin/ Kontributor Batam, Hadi Maulana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Pengakuan ABK Indonesia di Kapal China, Dianiaya Setiap Hari Soal Perkara Sepele dan Dibuat-buat" dan "Duduk Perkara Jenazah Pekerja WNI Ditemukan di Freezer Kapal China, Diduga Korban Perdagangan Manusia".

BACA JUGA: Tribunnewsmaker.com dengan judul Pengakuan ABK Indonesia di Kapal China, Kerap Dapat Perlakuan Kasar & Dianiaya karena Alasan Sepele

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved