Kisah Dimas, Siswa SMP yang Datang ke Sekolah Sendirian Demi Belajar karena Tak Memiliki Handphone
Dimas menjadi satu-satunya murid yang masuk sekolah lantaran orang tuanya tak mampu membeli handphone sebagai akses belajar daring.
Rupanya ada beberapa wali murid yang hadir, anak mereka tak lolos dalam PPDB SMP.
Mereka pun lalu mengejar mobil Kepala Dinas Pendidikan Habibul Fuadi saat hendak meninggalkan gedung DPRD Padang.
Orangtua yang mayoritas para ibu tersebut juga mendesak Habibul memberikan jawaban atas protes mereka.

Tak mampu sekolahkan swasta
Ketika mengejar mobil, sejumlah petugas Satpol PP Padang berusaha menghalang-halangi para orangtua.
Salah satu wali murid adalah Yeni (48).
Dia protes karena tak bisa menyekolahkan anaknya di sekolah negeri.
Padahal, dia tidak mampu jika menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.
"Mana sanggup bayar sekolah swasta. Kondisi sekarang sudah susah. Untuk makan saja sudah susah, mana ada bayar uang sekolah swasta," kata Yeni.
Kapasitas SMP tak cukup

Habibul angkat bicara terkait protes para orangtua murid.
Dia menjawab bahwa jumlah SMP di Padang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SD.
Tentu sekolah negeri tidak mampu menampung seluruhnya.
"Hanya 60 persen yang bisa diterima di SMP negeri. Sisanya tentu bisa di swasta atau MTs," jelas Habibul.