Saat Pandemi Covid-19 Iseng Kembangkan Hidroponik, Pemuda Ini Malah Raih Keuntungan Jutaan Per Bulan
Banyaknya industri rumah tangga dan usaha yang jatuh di tengah pandemi Covid-19, rupanya tak berlaku bagi Henry.
Apalagi, saat ini, pangsa pasar sayuran hidroponik makin luas dan dicari banyak orang. Untuk itu ia terus mengembangkan aneka sayuran yang banyak diminati di pasaran.
• Viral Video Ibu Seret Kaki Balita Posisi Kepala di Tanah, Nangis Histeris Cuma Gegara Tanaman Cabai
Saat awal memulai menanam dengan metode hidroponik ini, Aan mampu memanen 10 kg sampai 20 kg untuk sayur kangkung dan selada.
Seiring dengan makin luasnya lahan dan banyaknya tanaman yang dikembangkan, saat ini ia bisa memanen hingga mencapai 50 kilogram.
Masa panennya pun beraneka ragam. Semisal sayur kangkung itu masa tanamnya 15 hari sudah panen.
Sementara, selada masa tanamnya sampai 30 hari.
Saat panen tiba, beberapa tanaman seperti selada langsung dibeli langsung oleh konsumen tetapnya.
Di masa pandemik, kata Aan, bertanam sayur dengan teknik hidroponik merupakan alternatif berkebun hingga bisa mendatangkan penghasilan bagi masyarakat perkotaan.
Apalagi, lahan di perkotaan sempit sehingga bertanam dengan teknik hidroponik bisa menjadi pilihan yang gampang.
Tak hanya itu, sayuran hidroponik diklaim lebih sehat dibandingkan sayuran konvensional. Sebab, bertanam sayuran dengan teknik hidroponik bebas dari pestisida.
Tak ingin sukses sendiri, ia tak pelit ilmu. Tetangga dan warga lain yang ingin bertanam dengan teknik hidroponik pun diajarinya.
Lumbung sayur
Keberhasilan Aan mengembangkan sayuran dengan teknik hidroponik bersama warga menjadikan Kelurahan Rejomulyo dipilih sebagai kampung tangguh karena dinilai dapat menjadi lumbung pangan di tengah pandemi Covid-19.
• Viral Siswi SMA Temukan Tanaman Penyembuh Kanker, Ahli Sebut Harus Ada Tahapan Ini
"Kampung ini tangguh karena dapat menangani ekonomi rakyat di bawah," ujar Wali Kota Madiun, Maidi.
Menurut Maidi, banyak warga Kelurahan Rejomulyo membudidaya sayur hidroponik, serta sayur mayur yang ditanam organik atau tanpa pestisida seperti selada, kangkung, mentimun dan tanaman toga.
Selain dikonsumsi sendiri, hasil panen tanaman hidroponik dan organik dijual ke berbagai daerah.