Kisah Novi Sang Juara Kelas yang Tak Miliki Ponsel Pintar untuk Belajar Online, Harus Berjalan 1 Jam

Novi, seorang juara kelas yang harus berjalan hingga satu jam untuk belajar online karena tak memiliki ponsel pintar, numpang ke temannya.

Penulis: Asytari Fauziah | Editor: Asytari Fauziah
Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono
Cerita Novi, Juara Kelas yang Tak Punya Gawai untuk Belajar Daring 

TRIBUNMATARAM.COM Novi, seorang juara kelas yang harus berjalan hingga satu jam untuk belajar online karena tak memiliki ponsel pintar, numpang ke temannya.

Tri Novi Rahmadani (16) seorang siswi yang masih semangat berjalan di tengah keterbatasannya.

Gadis yang tinggal di Padukuhan Prahu, Kalurahan Girimulyo, Kepanewonan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta ini tak memiliki ponsel pintar.

Padahal sudah empat bulan terakhir ini semua pelajaran dilakukan secara online.

Maklumi Dimas yang ke Sekolah Demi Belajar, Guru: Bagi Keluarganya Beras Jauh Lebih Dibutuhkan

Untuk bisa belajar, Novi harus pergi ke konter.

Ia juga berjalan kaki 1 jam untuk ke rumah temannya dan belajar bersama.

Rumah yang ditinggali Novi masih dipugar dari program pemerintah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

Ilustrasi belajar di rumah
Ilustrasi belajar di rumah (https://pixabay.com/ via Tribunnews)

Bangunan 4x5 meter ini sedang ditambah jamban dan kamar mandi dari relawan.

Biasanya Novi dan ibunya mandi di sela pohon jati yang ditutup anyaman bambu di satu sisi.

Sedangkan untuk buang hajat, keluarga Novi menumpang di rumah tetangga.

Hari ini keberuntungan tengah menyelimuti Novi, karena baru saja diberikan gawai oleh Polres Gunungkidul.

Di tengah belajar sesekali dirinya menengok gawai yang sedang diisi dayanya, dengan wajah sumringah.

"Ini hp saya dulu," kata Novi sambil menunjukkan gawai Android seri pertama yang sudah retak kacanya Jumat (14/8/2020).

Selama empat bulan terakhir, Novi harus belajar daring karena pandemi.

Novi yang sudah ditinggalkan bapaknya sejak umur 2 tahun ini tak patah arang meski tidak memiliki gawai yang mumpuni.

Siswi SD di NTT Bingung Belajar dari Rumah Tak Ada HP, Tak Tahu Internet : Cuma Tahu Namanya

Ia kemudian menghubungi saudaranya yang memiliki konter pulsa untuk meminjam gawai dan sambungan internet gratis.

Jarak rumah dan konter sekitar 1 kilometer namun ditempuh dengan tanjakan yang cukup curam.

Meski hanya 25 menit, namun dikutip dari Kompas.com perjalanannya cukup melelahkan.

"Hanya sekali ke konter, tugas yang lain saya kerjakan kerja kelompok bersama teman-teman yang lain.

Nanti mengunduh tugas lalu saya kerjakan sendiri dikirim melalui telepon teman," ucap dia.

Pernah saat harus belajar kelompok dengan teman lainnya Novi berjalan kaki.

Hal ini karena Novi tak memiliki sepeda.

Tanjakan dan turunan ia lalui dengan sabar selama 1 jam.

Gadis kelas 8 SMPN 2 Panggang ini sudah terbiasa perjalanan jauh.

Sepucuk Surat Gadis Cilik Pak Ganjar Saya Ingin Sekolah Buat Hati Gubernur Jateng Tersentuh

Setiap pagi saat berangkat maupun pulang sekolah dia berjalan atau berlari sejauh 3 kilometer.

"Saya itu kalau melihat tentara atau polisi capeknya hilang," ucap Novi yang memang bercita-cita menjadi seorang polisi itu.

Keterbatasan itu tak menyurutkan belajar Novi.

Terbukti selalu meraih rangking I sejak terdaftar di SMP N 2 Panggang.

Namun karena kondisi ekonomi, anak ini cenderung pendiam dan minder.

Ponsel Novi yang digunakan untuk belajar online
Ponsel Novi yang digunakan untuk belajar online (Kompas.com)

Memang diakuinya tak jarang ejekan dari teman sebayanya karena keterbatasan itu kerap diterima.

Novi lalu mencoba menghidupkan gawai baru miliknya, sesekali dia mengecek aplikasi dan baterai yang belum penuh sejak diisi beberapa jam lalu.

Rumah mungil ini hanya berisi satu tempat tidur di ruang tamu yang digunakan Mukiyem, ibu Novi, untuk tidur.

Sementara Novi tidur dibuatkan kamar di sisi kanan rumah yang disekat menggunakan tripleks dan kayu bekas bangunan rumahnya yang lama.

Mukiyem selesai memasak lauk untuk tukang bangunan yang merenovasi rumahnya lalu duduk ikut berbincang.

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan dapur dan kamar mandi di belakang rumah, dana pembangunan itu didapatkan dari relawan yang datang. 

Mukiyem menceritakan, dirinya ditinggalkan suami tanpa pamit sejak Novi berusia 2 tahun.

Sebelumnya keluarga kecil ini tinggal di Pulau Sumatra, lalu karena ada sesuatu hal mereka memutuskan pulang ke Gunungkidul.

"Anak saya itu cita-citanya sebagai Polwan, dia rajin belajar untuk mewujudkan cita-citanya itu," ucap Mukiyem.

Kebal Diejek Teman karena Tinggal di Kandang Ayam, Indriana Tak Menyerah Sekolah Demi Beli Rumah

Secara fisik Novi memang sehat karena terbiasa berlari ke sekolah dan mengambil air bersih yang disimpan di tempat saudaranya yang berjarak 50 an meter.

Setiap hari dirinya harus mengambil air tiga kali menggunakan ember berukuran 25 liter.

Mukiyem mengaku bersyukur ada bantuan yang datang untuk membantu Novi dalam belajar.

Selama ini Mukiyem hanya berprofesi sebagai buruh serabutan yang hasilnya tidak tentu, maka untuk mendapatkan gawai idaman anaknya untuk belajar daring pun sulit untuk diwujudkan.

Bahkan untuk memberikan uang saku pun sulit diwujudkan.

Novi meski berjalan kaki ke sekolah, hampir tidak pernah memiliki uang saku untuk sekadar jajan, tapi hal itu tak menyurutkan untuk belajar.

"Keinginannya menjadi polisi itu kuat sekali, sebagai orang tua hanya bisa mendoakan agar terwujud," kata Mukiyem terbata-bata. 

Petugas TU SMP N 2 Panggang, Istri Wijayanti membenarkan, Novi adalah siswa berprestasi tetapi kurang beruntung dibandingkan teman-temannya.

Sejak masuk sekolah hingga saat ini selalu berprestasi juara pertama. 

Kasubag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Enny Nurwidiastuti menambahkan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI, jajaran Polwan Polda DIY melakukan aksi bakti sosial dengan memberikan 1.000 paket sembako.

Di samping itu, pihaknya juga memberikan hadiah gawai kepada siswa yang berprestasi.

"Kebetulan Novi ini berprestasi namun kurang beruntung," kata Enny. (TribunMataram.com/ Asytari Fauziah) (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Kisah Si Juara Kelas yang Tak Punya HP untuk Belajar Online, Novi Harus Jalan 1 Jam ke Rumah Teman

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved