Kisah Paskibraka Nasional Pengibar Sang Saka Merah Putih HUT ke-75 RI, Tak Sangka Dipanggil Lagi

Lantaran digelar di tengah pandemi, seleksi paskibraka di tingkat nasional ditiadakan tahun ini.

Editor: Asytari Fauziah
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Ilustrasi Paskibraka- Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Bandung Tahun 2020 mengenakan masker dan pelindung wajah menjalani prosesi pengukuhan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jumat (14/8/2020). Pada acara tersebut, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengukuhkan sebanyak 10 orang anggota Paskibraka yang akan menjadi petugas upacara Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2020 di Balai Kota Bandung. Jumlah anggota Paskibraka yang bertugas tahun ini tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya karena pertimbangan keselamatan di saat pandemi Covid-19. 

TRIBUNMATARAM.COM Delapan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ( Paskibraka) Nasional menjalankan tugas mereka pagi ini di Istana, Senin (17/8/2020).

Lantaran digelar di tengah pandemi, seleksi paskibraka di tingkat nasional ditiadakan tahun ini.

Para pemuda yang terpilih adalah anggota Paskibraka tahun 2019. Mereka dikukuhkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis (13/8/2020) lalu.

Meski prosesnya sedikit berbeda lantaran wabah Covid-19, namun pengibaran bendera pusaka tak kehilangan makna.

Berikut kisah-kisah mereka, para pengibar bendera pusaka:

Beri Mas Kawin Bendera Merah Putih, Pengantin Ini Miliki Filosifi Khusus: Mengenang Perjuangan

1. Di Jawa Timur, anak TKI terpilih jadi Paskibraka dua kali

Pelajar di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Dhea Lukita Andriana terharu ketika menerima surat dari Jakarta.

Siswi SMAN 1 Ngunut itu kembali dipilih sebagai anggota Paskibraka tahun ini.

"Sebelumnya tidak mengira akan dipanggil kembali," kata Dhea, jelang keberangkatannya ke Jakarta.

Di balik cerita suksesnya menjadi Paskibraka, ada kasih sayang kakek dan nenek serta doa kedua orangtuanya.

Sejak kecil, Dhea memang tinggal bersama sang kakek.

Ibunya bekerja di Taiwan. Sedangkan sang ayah mencari nafkah di Malaysia.

Tahun ini, Dhea menjadi kebanggan provinsinya karena merupakan satu-satunya anggota Paskibraka yang mewakili Jawa Timur.

Jelang HUT ke-75 RI, Amar Selamatkan Bendera Merah Putih yang Hanyut di Parit & Dapat Penghargaan

2. Dari Aceh, diwakili sang juara kelas dari keluarga sederhana

Indrian Puspita Ramadhani (17) dari Bireuen, Aceh kembali terpilih sebagai anggota Paskibraka di Istana Negara pada 17 Agustus 2020.

Sang ibunda, Elly Hafni tak henti-hentinya mengucap syukur.

Elly yang merupakan seorang ibu rumah tangga dengan kondisi ekonomi terbatas itu sangat bangga pada putrinya.

"Saya bahagia sekali anak saya terpilih lagi yang kedua kali menjadi anggota Paskibraka mewakili Aceh tahun ini," Kata Elly.

Putrinya yang kini bersekolah di SMA Negeri 1 Bireuen Aceh itu sudah kerap mendapatkan juara kelas sejak kecil.

Indrian juga telah lama bermimpi ingin menjadi seorang anggota Paskibraka.

"Alhamdulillah keinginannya terkabul," kata sang ibunda.

Ingat Bocah STM Bawa Bendera di Demo DPR? Disetrum Paksa Agar Mengaku, Berhenti Disiksa saat Viral

3. Asri, mewakili Kalimantan sebagai Paskibraka

Satu dari delapan anggota Paskibraka itu adalah Muhammad Asri Maulana (17). Ia merupakan pelajar di SMA N 1 Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

"Begitu mendengar kabar bahwa Asri terpilih kembali, kami kaget, bahagia dan terharu seakan tidak percaya," ujar Akhmad Syabani, Ayah Asri.

Menjadi seorang Paskibraka memang sudah menjadi impian Asri.

"Dia memang anak yang cukup tinggi, makanya setelah lulus SMP dan masuk SMA, dia langsung mengambil ekstrakurikuler Paskibraka dan Alhamdulillah itu dia tekuni terus sampai terpilih menjadi Paskibraka nasional," ucap dia.

Putranya, kata Akhmad, merupakan anak yang disiplin dan bertanggung jawab.

"Asri di mata kami adalah sosok anak yang periang, rendah hati, mudah bergaul dengan siapa saja, bertanggung jawab, patuh sama orangtua. Tapi dia sedikit pemalu," kata dia.

Sang ayah berharap putranya yang bercita-cita sebagai anggota TNI itu dapat menjalankan tugas mengibarkan Sang Merah Putih dengan baik.

Sementara di mata sang pelatih, Peltu Dedi Irwansyah mengemukakan Asri merupakan sosok yang pantas terpilih mewakili Kalimantan.

"Sosoknya itu cerdas, cepat tanggap dan didukung dengan postur yang bagus. Mentalnya juga bagus," ungkap dia.

Beri Mas Kawin Bendera Merah Putih, Pengantin Ini Miliki Filosifi Khusus

Pasangan mempelai M Arif Al Fajar (29) dan Tsaniyah Faidah (25) menyertakan maskawin bendera merah putih sebagai sarat akan nilai filosofisnya.

Pernikahan unik itu berlangsung khidmat ketika kedua mempelai ini membentangkan sang merah putih di hadapan tamu undangan.

Arif mengaku bahwa maskawin atau mahar Sang Dwiwarna ini diberikan untuk mengenang pernikahannya di bulan yang penuh dengan nilai sejarah perjuangan.

Sebab, acara pernikahan pada Sabtu, 8 Agustus 2020 lalu itu sangat berbeda dan bukanlah hal yang mudah lantaran harus melalui banyak rintangan.

 Beri Mas Kawin Sandal Jepit dan Segelas Air, Pengantin Pria Dibully & Disebut Cari Sensasi!

Apalagi pernikahan ini mulanya diniatkan pada April. Namun, saat itu zona merah di wilayah Bogor dan Depok masih banyak sehingga terpaksa diundur.

Ia dan istrinya, Tsaniyah berhasil melewati itu setelah pemerintah mengizinkan penyelenggaraan pernikahan dengan protokol kesehatan.

Tentunya, kata dia, menikah adalah oase di tengah ketidakpastian pandemi Covid-19, yang bertepatan dengan bulan kemerdekaan Indonesia.

Pasangan mempelai M Arif Al Fajar (29) dan Tsaniyah Faidah (25) membentangkan maskawin bendera merah putih di hadapan tamu undangan di rumah mempelai wanita di Jalan Sasak, Cilodong, Depok, Sabtu (8/8/2020).
Pasangan mempelai M Arif Al Fajar (29) dan Tsaniyah Faidah (25) membentangkan maskawin bendera merah putih di hadapan tamu undangan di rumah mempelai wanita di Jalan Sasak, Cilodong, Depok, Sabtu (8/8/2020). (Dok Istimewa)

"Jadi maskawin ini memang sebagai tanda bahwa kami ingin merdeka dari Covid-19 dan ingin mengenang perjuangan yang akhirnya bisa melepas masa lajang di tengah kondisi yang serba kalut," kata Arif ketika dihubungi Kompas.com, Senin (10/8/2020).

Dia menyebut bahwa bendera merah putih itu diberikan hanya sebagai pelengkap saja, karena selain itu ia juga memberikan maskawin berupa emas dan seperangkat alat shalat.

Arifal, sapaan akrabnya, ini mengaku membeli bendera dari penjual musiman yang ada di pinggir jalan, sekaligus untuk membantu memakmurkan pedagang yang sedang kesusahan karena pandemi.

"Bendera ini cuman pelengkap saja karena momennya pas juga kan dan kebetulan saya beli dari bapak-bapak (penjual bendera) di pinggir jalan," ucap dia.

 Ibu Kandung & Ayah Mertua Wanita Ini Saling Jatuh Cinta, Resmi Menikah, Pernikahan Antar Besan Viral

Pernikahan unik yang berlangsung di rumah mempelai wanita di Jalan Sasak, Cilodong, Depok, ini dibatasi karena harus menerapkan social distancing.

Begitu pula dengan protokol kesehatan para tamu sangat ketat, disediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan sarung tangan plastik.

"Masker wajib bawa kemudian kami beri sarung tangan juga untuk menyantap hidangan agar terhindar dari virus Corona," kata pria asal Bandung ini.

Arif dan Tsyaniah mengatakan bahwa perjuangan masih panjang dan setelah ini akan sama-sama membina mahligai rumah tangga di Kota Bogor. (Kompas.com /Penulis: Slamet Widodo, Raja Umar, Andi Muhammad Haswar | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Aprilia Ika/ Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan/ Farid Assifa)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah-kisah Mereka, Pengibar Sang Saka Merah Putih..." dan "Pasangan Ini Menikah dengan Maskawin Bendera Merah Putih".

BACA JUGA : di Tribunnewsmaker.com dengan judul Kisah-Kisah Pengibar Sang Saka Merah Putih di Istana untuk HUT ke-75 RI, Tak Sangka Dipanggil Lagi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved