Penembakan Sugianto di Depan Ruko, Bermula Sakit Hati Seorang Karyawati, 12 Pelaku Ditangkap

Polda Metro Jaya menangkap 12 tersangka pelaku pembunuhan Sugianto (51), pengusaha yang ditembak di depan ruko Royal Gading Square, Jakarta Utara.

Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
Suasana di lokasi penembakan di ruko Royal Gading Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (13/8/2020). 

"Sekitar bulan Maret tanggal 20, si pelaku (NL) menyampaikan kepada R alias M tetapi tidak dihiraukan,” kata Irjen Pol Nanan.

NL kembali meminta bantuan suami sirinya pada 4 Agustus, setelah mendapat ancaman dari korban.

NL bahkan sudah menyiapkan uang Rp 200 juta bagi siapapun yang bisa menghabisi bosnya itu.

Akhirnya, R alias M setuju tuk membantu.

Seorang Terduga Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo Ditangkap, Akui Banyak Utang & Terdesak

Transfer uang mulai dilakukan NL kepada R alias M. Transfer pertama sebesar Rp 100 juta dilakukan melalui rekening NF ke R pada 4 Agustus 2020. Tanggal 6 Agustus NF memberikan uang tunai sebesar Rp 100 juta rupiah kepada R.

Awalnya, R alias M memanggil dua tersangka lain yakni SY, R dan AJ untuk berkumpul di sebuah hotel di Jakarta Timur pada 9 Agustus 2020. Di sana mereka merancang rencana menghabisi nyawa Sugianto.

Dalam diskusi itu, NL bertindak sebagai pihak paling aktif melempar ide. Tersangka MR, DW dan RS juga turut berkontribusi.

Muncu ide untuk menghabisi Sugianto di dalam mobil. Awalnya R berencana berpura-pura menjadi petugas pajak yang ingin bertemu dengan Sugianto pada tanggal 10 Agustus.

"Yang bersangkutan (R) berpura- pura sebagai petugas pajak dari Kanwil Jakarta Utara. Dibawa ke mobil dan dimobil dieksekusi. Tapi korban tidak mau sehingga rencana tersebut gagal," ujar Nana.

Mereka kembali ke hotel guna menyusun rencana. Mereka lalu berencana mengeksekusi Sugianto dengan senjata api.

Cari penembak

Namun mereka butuh satu aktor lagi yang bertindak sebagai eksekutor. Akhirnya salah satu tersangka memanggil tersangka DM yang berasal dari Bangka.

Awalnya DM menolak. Namun karena DM merupakan mantan murid orangtua NL dan memiliki hubungan yang sangat dekat, DM menyanggupi permintaan tersebut.

DM sampai di Jakarta tanggal 12 Agustus 2020. Sesampainya di Jakarta, suami siri NL menyuruh DM dan R membeli sebuah motor dan jaket ojek online. Dua benda itu akan digunakan di hari eksekusi Sugianto.

"Mereka membeli motor seharga Rp 13.300.000. DM dan R diperitnahkan untuk membuat nomor polisi palsu dan mebeli jaket dan helm Grab," kata Nana.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved