Virus Corona
Bioskop Kembali Dibuka, Ahli Epidemiologi Ungkap Resiko Penularan Covid-19 Melalui Air Bone Tinggi
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, penularan Covid-19 melalui airborne sangat berisiko terjadi di bioskop.
TRIBUNMATARAM.COM - Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, penularan Covid-19 melalui airborne sangat berisiko terjadi di bioskop.
Sehingga, menurutnya, harus ada sejumlah pedoman yang harus diperhatikan saat kembali membuka bioskop untuk masyarakat.
"Iya sangat berisiko melalui airborne. Karena itu pengunjung bioskop harus terus pakai masker saat menonton," ujar Pandu saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (26/8/2020).
• UPDATE Virus Corona Nasional 25 Agustus 2020 Sore, Bertambah 2.447, Total 157.859, NTB 17 Kasus Baru
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Gugus Tugas Penanganan Covid-19 pernah mengakui adanya potensi penularan Covid-19 melalui udara yang disebabkan oleh droplet berukuran kecil (microdroplet) yang melayang-layang.
Penularan seperti ini berisiko terjadi di dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang buruk.
Microdroplet ini dapat melayang dalam waktu yang lama di udara.
Sehingga, saat itu Gugus Tugas menganjurkan ada sirkulasi udara yang baik untuk menghindari potensi penularan di dalam ruangan.
Merujuk kepada hal itu, Pandu menyarankan pengusaha bioskop mempersiapkan dan menjamin adanya sirkulasi udara yang baik saat bioskop nantinya kembali dibuka.
"Yang paling penting itu pengusaha bioskop harus menjamin sirkulasi udara di dalam gedung itu benar-benar ada udara segar 50 persen yang masuk dan sisanya dikeluarkan. Jadi ada sistem sirkulasi udara yang baik," kata dia.
• Ratusan Warga Nekat Buka Paksa Peti Jenazah Positif Covid-19, Jasad Dimandikan & Disolatkan
Kemudian, harus dipastikan semua pekerja di bioskop memakai masker selama bekerja.
Hal ini juga berlaku bagi pengunjung bioskop.
"Masker itu efektif sekali mencegah penularan, sehingga harus terus digunakan. Bila perlu, masker bisa dijual di bioskop," lanjutnya.
Selanjutnya, kata Pandu, pengunjung tidak boleh makan dan minum di dalam bioskop.
Selain itu, pengunjung diminta tidak mengobrol saat masuk bioskop dan selama menonton film.
"Bagi yang sakit apapun itu, sebaiknya jangan menonton di bioskop. Lalu orangtua tidak perlu mengajak semua anaknya menonton di bioskop," katanya.
• Ejek Dokter dan Usap Air Liur Jenazah Pasien Covid-19, Seorang Wanita Dipaksa Tes Swab
Terakhir, pandu menyarankan agar pengusaha bioskop mau menampilkan edukasi perihal protokol kesehatan di masa pandemi.
Misalnya saja, dengan menampilkan iklan layanan masyarakat sebelum film diputar.
"Dengan begitu tetap ada proses edukasi perihal pandemi atau perihal bagaimana cara menonton yang aman di bioskop.
Edukasi seperti itu perlu dilakukan terus-menerus," tambah Pandu.
Sebelumya, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah tengah mempersiapkan pembukaan bioskop dalam waktu dekat.
Nantinya, para karyawan dan penonton harus menjalankan protokol kesehatan apabila bioskop kembali dibuka.
• Peneliti Urutkan 14 Jenis Masker dari yang Tak Aman hingga Paling Melindungi dari Virus Corona
Protokol kesehatan yang wajib dijalankan adalah menggunakan masker selama berada di area bioskop dan menjaga jarak minimal 1,5 meter antarpenonton.
"Pada saat nanti akan dijalankan dan sudah dijalankan, harus dilakukan monitoring dan evaluasi dengan baik agar semuanya betul aman dan berjalan dengan lancar," ucap Wiku.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pembukaan kembali bioskop akan dilakukan dalam waktu dekat.
Bioskop akan kembali dibuka setelah ditutup sejak April 2020 saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.
"Dalam waktu dekat ini kegiatan bioskop akan kembali dibuka. Protokol kesehatan akan ditegakkan lewat regulasi detail dan adanya pengawasan yang ketat, sehingga pelaku industri memberikan jasa kepada masyarakat tanpa risiko yang besar," ucap Anies.
Kajian Gugus Tugas Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya telah melakukan kajian dalam rangka pembukaan kembali bioskop di masa pandemi.
Menurutnya, kajian telah dilakukan selama beberapa pekan terakhir dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial dan ekonomi.
“ Bioskop dan cinema memiliki karakteristik dan kontribusi penting terutama dalam memberikan hiburan kepada masyarakat," ujar Wiku sebagaimana dikutip dari siaran pers Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (26/8/2020).
• Ratusan Warga Nekat Buka Paksa Peti Jenazah Positif Covid-19, Jasad Dimandikan & Disolatkan
"Imunitas masyarakat juga bisa meningkat (setelah menonton di bioskop) karena bahagia.
Atau suasana mental atau fisik dari para penonton dan masyarakatnya (dapat) ditingkatkan,” lanjutnya.
Namun, pembukaan bioskop menurutnya harus memperhatikan aspek kesehatan secara ketat serta melalui tahapan prakondisi, timing, prioritas, koordinasi pusat dan daerah serta monitoring dan evaluasi.
Dalam masa prakondisi ini, kata Wiku, harus dipastikan tentang kesiapan fasilitas bioskop, fasilitas pendukungnya, juga dalam penyelenggaraan, termasuk kesiapan masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya, Wiku menjelaskan ada tahapan koordinasi pusat dan daerah yang telah dilakukan dan kemudian akan ditindaklanjuti oleh setiap pemerintah daerah.
Hal tersebut ia contohkan dengan pertemuan Satgas Penanganan Covid-19 dengan Pemerintah DKI Jakarta pada Rabu hari ini yang membahas pembukaan kembali bioskop di wilayah Jakarta.
"Lalu, ada hasil kajian Tim Pakar dari sisi medis dan kesehatan masyakarat terhadap pembukaan kembali bioskop atau cinema. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan," ungkap Wiku. (Kompas.com/ Dian Erika Nugraheny/ Diamanty Meiliana/ Dian Erika Nugraheny/ Krisiandi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bioskop Dibuka, Epidemiolog Ingatkan Risiko Tinggi Penularan Covid-19 Lewat Airborne" dan "Klaim Sudah Kaji, Satgas Covid-19 Sampaikan 9 Pedoman Pembukaan Bioskop Saat Pandemi".
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Bioskop Kembali Dibuka, Ahli Epidemiologi Ingatkan Resiko Tinggi Penularan Covid-19 Melalui Air Bone.