Kisah Manis, Pedagang Online dari Lereng Gunung yang Harus Jalan Puluhan Kilometer Demi Dapat Sinyal
Bukan hal yang mudah bagi Manis mencoba membangun bisnis jualan kopi online untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Alhasil dia memutuskan untuk balik ke kampungnya dan mencoba untuk mengubah nasibnya.
Sesampainya di kampung pun, dia harus memutar otak.
Sebab sudah lebih beberapa minggu ia tidak bekerja dan membuat dia tidak memiliki pemasukan sama sekali.
Lalu dia mencoba berpikir untuk memanfaatkan kopi dari para petani tempat ia tinggal. Dia berencana untuk membuka kembali bisnis kopinya dengan konsep yang berbeda dan tentunya dengan nama yang juga berbeda.
Lalu di pertengahan bulan April, dia memantapkan diri untuk berani kembali membuka usaha kopi dengan konsep yang baru dan nama yang tentunya juga baru, Pusataka Kopi Masboy.
"Saya bingung karena enggak ada pemasukan dan enggak ada pekerjaan.
Lalu saya berpikir bagaimana jika saya membuka kembali bisnis kopi dengan konsep yang beda yang enggak kayak dulu, gimana caranya bisa memanfaatkan petani kopi di daerah sini, yah akhirnya saya nekatkan lagi buat buka bisnis kopi," ungkapnya.
Produk-produk yang dijual Manis, awalnya hanya diambil dari orang tuanya yang juga merupakan petani kopi. Seiring dengan waktu, dia pun mengambil pasokakan kopi dari petani lain yang berada di wilayahnya.
Karena tak ada modal, dia pun terpaksa mengambil pinjaman melalui kartu kredit untuk memulai usahanya.
"Bahkan sampai sekarang biaya untuk beli alatnya masih belum lunas, karena saya pakai kredit kemarin," ucapnya sambil tertawa.
Memilih untuk berjualan di marketplace pun bukan tanpa alasan dia lakukan.
Tetapi, supaya tidak mengeluarkan budget yang lebih banyak untuk menyewa atau membuka sebuah toko, menjadi alasan utama dia berjualan secara online.
"Saya memilih jualan di marketplace karena jualan di offline itu sudah tidak memungkinkan dan enaknya lagi itu tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa, tidak bayar iuran yang macam-macam," jelasnya.
Berjualan secara online pun juga tidak gampang, kata dia.
Apalagi karena ia tinggal di daerah lereng gunung membuat dia kesulitan untuk mendistribusikan barangnya ke pelanggannya.