Video Viral Ibu Cambuki Anak Pakai Selang karena Tak Kunjung Paham saat Kerjakan PR Matematika
Kali ini, sebuah video viral merekam detik-detik seorang ibu emosi kepada anaknya yang tak kunjung paham saat diajari mengerjakan PR Matematika.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Kasus penganiayaan yang dilakukan ibu kepada anak kandungnya kembali terjadi.
Kali ini, sebuah video viral merekam detik-detik seorang ibu emosi kepada anaknya yang tak kunjung paham saat diajari mengerjakan PR Matematika.
Dalam video viral yang dibagikan oleh akun Facebook Said Rojo, Rabu (2/9/2020) tersebut, tampak wanita itu menyiksa anaknya dengan selang.

• Setelah Diviralkan Korbannya, Pelaku Pemerkosaan dan Penganiayaan di Bintaro Dibekuk Polisi
• Gegara Emosi, Pria 40 Tahun Aniaya Bocah 8 Tahun, Pendarahan di Kepala Hingga Patah Tulang
Ia terlihat berulang kali mencambukkan selang tersebut pada anaknya dengan emosi.
Kejadian tersebut disinyalir terjadi di Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Adapun berikut ini narasi yang tertera dalam video tersebut.
"Penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
arek iku sregep manut tapi wong tuone seng guwendeng paleng.
kadang wong seng ora nduwe anak ae sampek adopsi anak
iki wes di kek i rizki ambek gusti allah tambah di kenekno
mbendino anak e di ajar cuman masalah sepeleh.
sakno esek SD kelas 1
lokasi desa talok kecamatan turen,"
(Anak itu rajin, menurut tetapi orangtuanya gila mungkin.
Kadang orang yang nggak punya anak aja sampai adopsi anak.
Ini yang udah diberi rezeki oleh Gusti Allah malah diginikan.
Setiap hari anaknya dihajar cuma gara-gara masalah sepele.
Kasihan, masih kelas 1.
Lokasi Desa Talok, Kecamatan Turen," tulis pengunggah.
Dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com, dikonfirmasi Kapolres Malang AKBP Hendri Umar, pihaknya membenarkan
bahwa telah terjadi penganiayaan terhadap anak oleh ibunya di wilayah hukum Polres Malang.
"Benar di Turen, Malang. Info lebih jauh langsung ke Kasat Reskrim ya," ucap Hendri saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/9/2020).
Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Malang AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo menjelaskan, kejadian tersebut terjadi di Dusun Madyorenggo, Desa Talok, Kecamatan Turen, Malang pada Selasa (1/9/2020) sekira pukul 18.30 WIB.
Kronologi
Andaru menyampaikan, kejadian tersebut bermula ketika sang anak berinisial RSK yang baru berusia 8 tahun, mengerjakan tugas sekolah dibantu oleh ibunya, yang berinisial MA.
Meski telah diajari berulang kali, RSK tetap saja merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas matematika dari sekolahan tersebut.
Diduga geram dengan anaknya, sang ibu mencambuk kaki korban dengan menggunakan selang.
"MA ini merasa jengkel dan melakukan penganiayaan terhadap korban dengan cara memukul kaki sebelah kiri dengan menggunakan selang lalu menggigit tangan sebelah kanan korban," jelas Andaru.
Andaru menambahkan, saat peristiwa terjadi, ayah korban yang sedang berada di rumah langsung menghampiri dan menenangkan sang istri.
Penganiayaan itu pun akhirnya berhenti.
Namun, dikarenakan lontaran kemarahan dari sang ibu yang menghasilkan keriuhan, membuat warga sekitar sempat merekam kejadian itu hingga beredar di media sosial.
"Yang merekam itu tetangga sekitarnya," jelas Andaru.
Masih diperiksa
Andaru mengungkapkan, proses pemeriksaan masih berlanjut dan melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Malang, serta Kepala Desa.
Kendati demikian, pelaku yang tak lain adalah ibu kandung korban, tidak ditahan.
"Kenapa tidak ditahan, ya itu hasil rembuk (musyawarah) dengan dins DP3A saat pendalaman bersama pelaku dan korban, pelaku mengaku hanya emosi sesaat," jelas dia.
Walaupun tidak ditahan, pihaknya akan tetap mendalami terkait perilaku MA, apakah termasuk yang berulang atau tidak.
Sejauh ini, pihaknya masih memproses kasus tersebut sesuai dengan penyelidikan yang berlangsung.
"Si ibu ngakunya hanya emosi sesaat, kita perlu dalami lagi apakah itu perilaku yang berulang, apakah ada kondisi psikis yang berbeda dari orang kebanyakan, tentunya setelah mendalami itu, baru kita merunutkan penanganan terbaik seperti apa," jelas Andaru.
"Jadi tetap kita monitor terus walaupun si pelaku ini tidak ditahan," pungkas Andaru.
Insiden Penganiayaan Lain
Gara-gara wajahnya mirip mantan suami, ibu kandung di Samarinda tega siksa anak balitanya hingga patah tulang.
Tubuh mungkil MD (3), ditemukan tanpa pakaian tergolek lemas di lantai oleh orangtua angkatnya.
Kecurigaan orangtua angkat MD muncul tatkala mendapati balita tersebut tak mampu menggerakkan kakinya.
Kasus kekerasan pada anak di bawah umur yang memprihatinkan kembali terjadi di Tanah Air.
Kali ini pelaku kasus kekerasan pada anak di bawah umur lagi-lagi adalah ibu kandungnya sendiri.
Mirisnya, kasus kekerasan pada anak di bawah umur yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri ini terjadi sebagai bentuk lampiasan perasaan sakit hati dan dendam.
• Sempat Kelabui Polisi, Pria Ini Akui Aniaya Anak Tirinya Hingga Kejang-kejang dan Tewas!
Dilansir Sosok.ID dari Kompas.com pada Kamis (21/11/2019), seorang balita berusia 3 tahun berinisial MD baru jadi korban kekerasan oleh ibunya sendiri.
Diketahui sang ibu, MW dan anaknya MD adalah warga Samarinda, Kalimantan Timur.
Di usianya yang belia, MD harus menelan pahit jadi lampiasan emosi sang ibu tiap kali melihatnya.
Semenjak dilahirkan, tubuh mungil MD sudah penuh luka akibat penyiksaan yang dilakukan sang ibu kepadanya.
Penyiksaan terus dilakukan hingga akhirnya kasus kekerasan yang dilakukan sang ibu kandung, MW diketahui oleh orang tua angkat MD.
Ya, melansir Kompas.com, kejadian ini nahas ini terungkap ketika orang tua angkat MD berkunjung ke rumah MW di Jalan Antasari, Samarinda, Kalimantan Timur pada Sabtu (9/11/2019) lalu.
• Bocah 6 Tahun Meninggal Dunia karena Cedera Berat di Kepala Akibat Dianiaya Pasangan Sejenis
Saat menyambangi rumah MW, kedua orang tua angkat ini melihat MD terbaring lemas di lantai tanpa alas dan pakaian apapun.
Tak hanya terbaring tanpa alas dan pakaian, MD rupanya juga tak bisa bergerak.
Mobilisasi MD terbatas lantaran balita berusia 3 tahun ini mengalami patah tulang di bagian kaki.
Korban juga rupanya lemas karena dibiarkan kelaparan selama berhari-hari hingga mengalami gizi buruk.
Terkejut melihat anak angkatnya dalam kondisi yang memprihatinkan, kedua orang tua angkat MD pun langsung melarikannya ke RSUD Abdul Wahab Syahranie.
Tak hanya melarikan anak angkatnya ke rumah sakit, orang tua angkat MD ini juga melaporkan MW ke polisi.
Dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Kamis (21/11/2019), berdasarkan pemeriksaan sementara pihak rumah sakit, MD mengalami kondisi bibir pecah-pecah karena dehidrasi, luka bakar dan luka lebam akibat benda tumpul di sekujur tubuh.
MD juga kesulitan untuk berdiri dan bergerak karena tulang kaki kanannya mengalami patah yang cukup parah.
• Kelanjutan Kasus Zaenal Abidin, Pemuda NTB yang Tewas Dianiaya saat Ditilang, 9 Tersangka Diamankan
Balita berusia 3 tahun itu juga dilaporkan mengalami gizi buruk dengan tubuh yang begitu kurus karena dibiarkan kelaparan sampai berhari-hari.
Lebih lanjut lagi, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu, Ipda M Ridwan telah membenarkan adanya laporan kasus kekerasan pada anak yang masuk.
Dalam kasus ini, pelakunya adalah MW, ibu kandung korban.
Berdasarkan penyelidikan sementara, motif penganiayaan anak di bawah umur oleh ibu kandung ini lantaran perasaan sakit hati dan dendam.
Melansir Kompas.com, Ipda M Ridwan mengatakan pelaku nekat melakukan hal sekejam ini lantaran ia benci dengan sang anak.
Perasaan benci ini dipicu oleh rasa sakit hati dan dendam pelaku kepada mantan suaminya.

Pelaku yang dulu diceraikan mantan suami saat tengah hamil merasa depresi dan stres berat.
Perasaan depresi tersebut berubah menjadi dendam yang ia bawa hingga melahirkan korban.
Saking dendamnya, pelaku selalu benci tiap kali melihat wajah korban yang mirip dengan mantan suaminya.
Wajah korban yang mengingatkan pelaku pada mantan suaminya membuat ia kesal hingga tega menyiksa darah dagingnya sendiri.
"Setelah diinterogasi ternyata pelaku mengalami depresi saat mengingat mantan suaminya, ayah kandung dari korban.
Ketika lahir, dia (pelaku) lihat anaknya mirip bapaknya, dia jadi benci karena ingat mantan suaminya," ungkap Ipda M Ridwan kepada awak media pada Rabu (20/11/2019).
Gejala depresi ini terlihat ketika pelaku selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah saat diperiksa polisi.
"Dia (pelaku) bilang bibir pecah itu karena kena siram teh panas. Kemudian, kaki anaknya patah, pelaku bilang nggak tahu. Katanya, anak itu hiperaktif," jelas Ipda M Ridwan.
Kini Polsek Samarinda Ulu tengah mendalami kasus dan beberapa saksi termasuk mantan suami pelaku atau ayah korban.
Polsek Samarinda Ulu pun berjanji akan menuntaskan kasus ini dengan baik. (TribunMataram.com/ Salma Fenty) (Sosok.id/ )
BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Tak Kunjung Paham saat Kerjakan PR Matematika Ibu Tega Cambuki Anak Pakai Selang, Videonya Viral!