Virus Corona

POPULER Gugus Tugas Syok Dengar Curhatan Viral Nakes Positif Covid-19, 4 Hari Tak Dikunjungi Dokter

Seorang tenaga kesehatan (nakes) menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waisai Raja Ampat, Papua Barat karena terpapar Covid-19.

Editor: Asytari Fauziah
Kompas.com (FITRI R)
Seorang Petugas Medis di Ruang Isolasi RSUD Provinsi NTB, usai memantau kondisi pasien Balita 1,5 Tahun asal China yang dirawat karena mengalami demam tinggi, Senin (27/1/2020). Pasien beljm dinyatakan suspect Corona. 

TRIBUNMATARAM.COM -  Seorang tenaga kesehatan (nakes) menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waisai Raja Ampat, Papua Barat karena terpapar Covid-19.

Nakes berinisial OT itu merasakan pengalaman tak menyenangkan saat menjalani perawatan.

Hal tersebut diceritakan OT dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. 

 Viral Hasil Rapid Test Covid-19 Disebut Palsu, Begini Penjelasan IDI Makassar: Ada Salah Persepsi

Bersihkan ruang sendiri

Di ruang isolasi, terdapat 12 pasien yang dirawat, lima di antaranya adalah anak-anak.

"Saya terpapar positif Covid-19 dari pasien," kata OT dalam video tersebut.

Saat pertama masuk rumah sakit, mereka harus membersihkan ruangan sendiri.

"Waktu pertama masuk ruang isolasi, keadaan kami sangat menderita, kami harus membersihkan ruangan dan tempat tidur sendiri tanpa ada bantuan dari petugas," kata OT.

Kemudian, selama empat hari, para pasien tak mendapatkan penanganan. Sama sekali tak ada dokter yang berkunjung ketika itu.

 Fakta Lengkap Nunung Positif Virus Corona, dari Gejala Awal, Tak Nafsu Makan Hingga Kondisi Terkini

Beli vitamin sendiri

OT mengatakan pasien memang selalu mendapatkan makanan yang layak.

Namun mereka tidak mendapatkan vitamin.

Sebagai nakes, dia menanyakan hal tersebut kepada rekannya di Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Menurut rekannya, tak ada anggaran untuk pengadaan vitamin.

Mereka pun terpaksa membeli vitamin dengan kocek pribadi.

 Seorang Pasien Covid-19 Tunjukkan Gejala Parkinson, Tambahan Bukti Virus Corona Berdampak Serius

Gugus tugas syok

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Raja Ampat Albert Kaihatu mengakui kondisi RSUD Waisai memang tidak sebaik Gedung Wanita yang juga merupakan tempat isolasi di Raja Ampat.

Melihat video yang viral itu, Albert mengaku syok.

Pihaknya langsung menggelar rapat untuk menyelesaikan masalah itu.

"Kami segera rapat untuk mencari solusi terkait penanganan 12 pasien Covid-19 agar ke depannya terlayani dengan baik," kata Albert lewat keterangan tertulis, Senin (28/9/2020).

Polisi Meninggal Dunia karena Virus Corona

Sudah kurang lebih 6 bulan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, tak terkecuali di DI Yogyakarta. Berbagai upaya sudah dicoba untuk mengendalikan pandemi.

Banyak relawan ikut membantu penanganan Covid-19 seperti relawan dari BPBD DIY, hingga pihak kepolisian, dalam hal ini Polda DIY.

Relawan tidak hanya bertugas memakamkan pasien meninggal yang terkonfirmasi positif virus corona, tetapi juga melakukan dekontaminasi ke berbagai sudut kota Yogyakarta.

 Dipukuli dengan Balok Kayu, Korban Penganiayaan: Pak Polisi, Aku Sayang Ibu, Tolong Jangan Ditangkap

Salah satu relawan dari pihak kepolisian adalah mendiang Aiptu Sri Mulyono. Saat tergabung dalam posko dukungan satgas Covid-19, ia adalah anggota Brimob Polda DIY.

Sri Mulyono meninggal dunia pada 20 September 2020 lalu dan terkonfirmasi positif Covid-19.

Sri Mulyono atau akrab disapa dengan Pak Mul, memberikan waktu dan tenaganya untuk kemanusiaan saat pandemi Covid-19.

Selama 4 bulan Mul bertugas dalam menguburkan jenazah pasien Covid-19.

Mul bertugas menguburkan jenazah dengan protokol Covid-19. Dia dikenal sebagai sosok yang tidak pelit ilmu, ia sering bertukar pikiran dengan relawan lainnya.

Salah satu sumbangsih Pak Mul adalah zona dekontaminasi yang ada di Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta Pristiawan Buntoro menyampaikan, Mul bergabung dengan posko sejak awal pandemi Covid-19 masuk ke Yogyakarta, tepatnya pada 23 Maret hingga 30 Juni 2020.

"Beliau bergabung dengan Aman Nusa Progo, satgasnya Polda DIY. Di dalamnya berisi anggota kepolisian.

Salah satu unsurnya Kimia Biologi Radiasi (KBR) milik Brimob beliau bergabung pada satuan itu. Lalu diperbantukan," ujarnya saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).

Ia menceritakan, Mul sering membagi ilmunya tentang kimia biologi radiasi yang dimilikinya.

"Termasuk stasiun dekontaminasi adalah sumbangsih dari beliau, sejak tanggal 30 satgas Aman Nusa Progo ada perpindahan, Pak Mul ada proses mutasi tidak lagi ikut dalam posko," katanya.

Pristiawan mengatakan, dirinya memastikan Mul tidak tertular saat bertugas bersama relawan di posko.

"Kalau tertularnya dari mana saya juga tidak berani menyimpulkan karena sejak 31 Juni sudah sibuk dengan ketugasan beliau, yang pasti kita dalam kaitannya preventif memastikan beliau tidak terpapar dari posko," ucapnya.

"Jadi intinya adalah bahwa kami bersaksi beliau orang baik banyak meninggalkan ilmu," kata Pristiawan.

Sementara itu, Komandan Brimob Polda DIY Kombes Pol Imam Suhadi memberikan kesaksian bahwa Mul adalah orang yang berintegritas dan tidak memiliki rasa lelah saat melakukan kegiatan kemanusiaan.

"Kalau saat menyemprot disinfektan itu sering diberi uang rokok sama pemilik tempat yang disemprot, tetapi beliau selalu menolak. Ya, beliau luar biasa dedikasi sama kesatuan luar biasa. Bahkan terlalu baik pada masyarakat. Sehingga kadang-kadang tidak lihat kondisi badan," ucapnya.

Ia membenarkan, Mul meninggal dan positif terinfeksi virus corona. Tak hanya Mul, istri dan anaknya juga terpapar virus corona.

"Iya positif Covid terakhir kan di rumah sakit pakai ventilator itu. Kebetulan keluarganya anak istrinya juga kena sekarang dirawat di rumah sakit," tambahnya.

 Awalnya Hanya Iseng Koleksi Ikan Cupang, Pria Ini Raih Omzet Rp 40 Juta di Tengah Pandemi Covid-19

Lanjut Imam, Mul sempat dipindah ke Sabhara dan Samapta agar bisa beristirahat dari kegiatan relawan.

Namun, Mul sering tetap bertugas sebagai relawan tanpa sepengetahuan atasan.

"Sempat saya istirahatkan, saya pindahkan ke Sabhara sama Samapta. Tapi kadang beliau tanpa sepengetahuan kita masih berhubungan relawan," katanya.

Ia berpesan kepada anggota kepolisian maupun para relawan untuk selalu menjaga kesehatan, jangan memaksakan diri jika merasa capek.

"Sebenarnya begini, tugas relawan maupun Brimob kepolisian ini sangat berat secara logika dapat virusnya dari zona-zona merah.

Tidak menjamin alat kita akan aman. Bahkan disinfektan yang kita hirup lama-lama bisa kanker," katanya. (Kompas.com/ Penulis: Kontributor Sorong, Maichel | Editor: Dheri Agriesta/ Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo/ Khairina)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Curhat Nakes Terpapar Covid-19 yang Bikin Gugus Tugas Syok: Bersihkan Tempat Tidur hingga Beli Vitamin Sendiri" dan "Polisi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Ini Meninggal karena Corona".

BACA JUGA di Tribunnewsmaker.com dengan judul Gugus Tugas Syok Saat Nakes Curhat Setelah Positif Virus Corona, 4 Hari Tak Ada Dokter Berkunjung.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved