Virus Corona
4 Kisah Insipirasi Berhasil Bangkit di Tengah Pandemi Covid, Tak Miliki Pekerjaan Kini Bisnis Cacing
Sektor perekonomian turut terimbas pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama delapan bulan di Indonesia.
"Untuk dijual di pasaran cacing yang dijual harus kering. Kalau panen 36 cacing basah maka bila dikeringkan menjadi enam kilogram,” ujar Rian.
Cacing lumbricus kering dijual dengan harga Rp 500.000 per kilogram.
Artinya, jika sebulan dia panen 72 kilogram cacing basah atau 12 kilogram kering, maka bisa meraup omzet Rp 6.000.000.
Selama ini Rian banyak memasok perusahaan jamu, karena cacing dianggap sebagai obat.
“Biasanya warga membeli untuk mengobati sakit maag , tipus, hingga melancarkan peredaran darah,” kata Rian.
Menurutnya, kebutuhan pabrik jamu herbal terhadap cacing kering masih sangat besar. Dari kebutuhan tujuh ton cacing kering, saat ini baru terpenuhi dua ton.
2. Dari bisnis hotel tekuni bertanam sayuran
Pandemi Covid-19 menghantam bisnis perhotelan, tak terkecuali yang dikelola oleh warga Manggarai Timur, NTT bernama Kornelis Dola.
Sempat kebingungan lantaran hotel sepi pengunjung, Dola memutar otak untuk tetap memiliki penghasilan.
Ia lalu membuka sebuah kebun sayur di samping rumahnya di Toka, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.
Dola pun menggerakkan keluarganya untuk bercocok tanam sayuran. Sayur kangkung darat dan sawi yang awalnya ia pilih.
"Kami satu keluarga kerja pagi dan sore. Kasih gembur tanah dan buat bedeng," kata dia.
Ternyata, keuntungan bertanam sayur cukup menggiurkan.
Dalam tempo tiga pekan dengan 18 bedeng, Dola meraup keuntungan Rp 3,6 juta.
"Minggu ketiga itu sudah bisa panen. Tidak sangka banyak yang datang beli langsung di kebun," tutur dia.