Berita Terpopuler
POPULER Tak Cuma Habisi Nyawa Yulia, Eko Juga Tega Kuras ATM Korban, Mertua Beri Kesaksian Ini
Wanita ini dibunuh di kandang ayam kemudian dibakar di mobilnya oleh pelaku yang merupakan rekan bisnisnya, Eko Prasetyo.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Asytari Fauziah
TRIBUNMATARAM.COM - Polisi masih terus mengusut kasus pembunuhan yang menimpa kerabat Jokowi, Yulia (42).
Wanita ini dibunuh di kandang ayam kemudian dibakar di mobilnya oleh pelaku yang merupakan rekan bisnisnya, Eko Prasetyo.
Usut punya usut, rupanya Eko membakar Yulia lantaran memiliki utang besar mencapai Rp 145 Juta.
Dirinya berharap, dengan meninggalnya Yulia, tak ada lagi yang akan menagih utangnya.
Baca juga: Pembunuh Kerabat Jokowi Ternyata Rekan Bisnis Korban, Beraksi di Kandang Ayam Sebelum Bakar Mobil
Baca juga: Polisi Akhirnya Ungkap Motif Pelaku Pembakaran & Pembunuhan Kerabat Jokowi, Terkait Utang Piutang
Sayangnya, pilihan Eko justru mengantarkannya pada urusan hukum dan ancaman penjara seumur hidup karena melakukan pembunuhan berencana.
Jasad Yulia ditemukan di Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (20/10/2020) sekira pukul 22.00 WIB.
Yulia tewas dibunuh dan dibakar oleh tersangka beridentitas Eko Prasetyo warga Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari.
Korban dihabisi di kandang ayam dengan cara dipukul pakai linggis.
Lalu tersangka membawa korban ke Desa Sugihan dengan mobil milik korban.
Selanjutnya tersangka membakar mobil yan di dalamnya terdapat jenazah korban.
Diketahui bahwa kasus tersebut dilatari masalah utang.
Tersangka Eko memiliki utang terhadap korban sebesar Rp 145 juta.
Saat itu, korban mencoba menagihnya Rp 100 juta.
Namun tersangka justru gelap mata hingga nekat membunuh korban.
Ayah Mertua Eko Beri Kesaksian
Ayah mertua Eko Prasetyo, K (63) buka suara terkait kasus pembunuhan itu.
K mengaku tidak mengetahui jika mantunya terlibat kasus pembunuhan berencana terhadap Yulia.

Menurutnya, tak ada kejanggalan dari sikap menantunya sebelum diamankan pihak kepolisian.
Ia menuturkan, pada Selasa (20/10/2020) sore, mantunya minta izin keluar rumah untuk membenarkan wifi di desa sebelah.
"Tapi saya tidak tahu, dia kemana," katanya saat ditemui di rumahnya di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jumat (23/10/2020).
Dikatakannya bahwa Eko bekerja sebagai pemasang dan servis wifi di sebuah perusahaan.
Selain itu, dia memiliki kerja sampingan sebagai peternak ayam petelur.
Eko juga memiliki kandang peternakan ayam sendiri, yang letaknya sekitar 500 meter dari rumahnya.
Lebih lanjut ia menataan, menantunya itu memang mengenal Yulia.
"Sebelumnya kenal (Eko dan Yulia), itu kerjasama ternak ayam petelor," katanya.
Eko dan Yulia belum lama melakukan kerjasama ini.
"Kerjasamanya belum ada satu tahun," ucap dia.
"Dulu pernah kesini, ketemu dua kali di peternakan," imbuhnya.

Terkait kasus utang piutang antara Eko dan Yulia, Kamino mengaku tidak mengetahui hal itu.
"Soal utang piutang saya tidak tahu," ucapnya.
Dia gak pernah cerita, yang di rumah tidak tahu apa-apa," terangnya.
Kronologi kejadian
Sebelum kejadian, korban diketahui berencana bertemu dengan tersangka pada Selasa (20/10/2020).
Hal itu diungkap langsung Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi.
"Kami memeriksa HP, ada chat kepada anak korban pada hari Senin (19/10), kalau korban akan bertemu pelaku pada hari Selasa (20/10)," katanya saat konferensi pers ditemani Kapolres Sukoharjo AKBP Bambang Yugo Pamungkas di Mapolres Sukoharjo, Jumat (23/10/2020).
Pada Selasa sore itu, korban dan tersangka bertemu di sebuah kandang peternakan ayam milik Eko, yang letaknya 500 meter dari rumah Eko.
Dalam pertemuan itu, tersangka memiliki utang kepada korban sebesar Rp 145 juta.
Saat itu korban menagih uangnya sebesar Rp 100 juta.
Tersangka yang gelap mata, kemudian menyerang korban yang hendak kembali ke dalam mobilnya jenis Daihatsu Xenia nopol AD-1526-EA.
"Pelaku memukul korban dari belakang sebanyak dua kali dengan linggis," ungkapnya.
"Kemudian pelaku juga mengambil uang cash milik korban yang ada didalam tas sebanyak Rp 8 juta," jelasnya.
Dalam kondisi korban yang sekarat, pelaku meminta pin ATM milik korban.
Korban yang tak berdaya memberikan PIN ATM tersebut, dan pelaku menggasak uangnya.
"Itu masih di hari yang sama, pelaku sempat meminta PIN ATM korban," ucapnya.
"Lalu pelaku mengambil uang dari dalam atm korban sebesar Rp 15 juta," imbuhnya.
Selanjutnya pelaku membawa korban dengan mobil korban ke Desa Sugihan, Kecamatan Bendosari, yang jaraknya sekitar 12 KM.
Pelaku juga membakar mobil korban, yang mana ada jenazah korban didalam jok bagian belakang di mobil itu.
Hingga akhirnya, korban ditemukan petugas pemadam kebakaran yang memadamkan api tersebut.
"Korban dibunuh dengan harapan jika pelaku menghabisi korban, dia tidak punya utang." ucapnya.
"Pelaku gelap mata, kemudian merencanakan pembunuhan itu," jelasnya.
Prosesi Pemakaman Dipenuhi Isak Tangis
Jenazah perempuan berinisial YL (42) telah sampai di Taman Memorial Delingan, Kabupaten Karanganyar sekira pukul 09.56 WIB.
Jenazah perempuan yang ditemukan hangus terbakar di kawasan Bendosari itu diantar menggunakan ambulans milik Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS).
Pengantaran dari Rumah duka Thiong Ting.
Suara sengau dan isak tangis beberapa anggota kelurga tak terbendung ketika jenazah dikeluarkan.
Anak mendiang tampak terus memegang erat foto semasa hidup, dan tak bisa membendung tangisnya.
"Mamah, mamah, mamah," ucapnya saat prosesi pemakaman itu.
Ia pun beberapa kali harus ditenangkan.
Peti jenazah diletakkan di kayu-kayu yang disusun di atas liang.
Foto yang sedari tadi dibawa anaknya diletakkan di sebuah meja kecil, diapit dua lilin menyala dan rangkaian bunga.
Anggota keluarga dan para pelayat silih berganti memanjatkan doa.
Sang anak tampak berdiri di samping peti dan sesekali berdiri di tengah, dengan raut sedih tetap tak bisa disembunyikannya.
Ia tampak sesekali memeluk saudara kandungnya, dan saling menguatkan.
Jenazah kemudian diturunkan ke liang sekira pukul 10.19 sebelum akhirnya disalatkan dan tabur bunga.
Prosesi lempar tanah sebanyak tiga kali oleh kedua anak dan suami mendiang dilakukan.
Sebelum peti jenazah ditutup dengan tanah untuk selama-lamanya.
Suasana berkabung begitu kentara. Para pelayat begitu hening dan khusyuk mengikuti setiap ritus.
Liang peristirahatan terakhir mendiang telah tertutup penuh dengan tanah.
Nisan kayu dan payung ditancapkan.
Tabur bunga dilakukan lagi sebelum semuanya kembali meninggalkan kompleks Taman Memorial Delingan. (TribunMataram.com/ Salma Fenty)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Habisi Nyawa Yulia saat Mau Masuk Mobil, Eko Juga Tega Kuras ATM Korban, Kesaksian Mertua Tersangka.