Fakta di Balik Viralnya Video Vlogger Diminta Bayar 3 Juta per Jam karena Merekam di Lawang Sewu
Dalam rekaman itu, sang vlogger diminta untuk membayar Rp 3 juta per jam karena mengambil video di objek wisata Lawang Sewu.
Namun demikian, terkait prosedur dan penentuan tarif atas berbagai kegiatan yang dilakukan di lingkungan obyek wisata Lawang Sewu, ditegaskannya, memang sudah diatur oleh perusahaan.
Penentuan tarif itu dikenakan baik untuk pengambilan gambar atau merekam video yang sifatnya bertujuan untuk tujuan komersial.
"Jika pengunjung ingin melakukan photo shoot atau rekaman video (videografi/cinematografi) untuk kegiatan yang bersifat komersial seperti shooting film dan shooting iklan, maka akan dikenakan biaya penggunaan area pengambilan video/shooting, yaitu senilai Rp 3,5 juta per jam (belum termasuk PPN 10 persen)," ujar Ilud.
Sedangkan untuk kebutuhan gathering, pameran, pesta pernikahan, photo session dan lainnya, biaya yang dikenakan disesuaikan dengan luasan tempat sewa, dan masa sewa.
Video Viral Lain, Satpam di Semarang Tampar Perawat
Seorang pria berinisial B (43), warga Kemijen Semarang Timur, Jawa Tengah, yang berprofesi sebagai satpam menampar MH (30), seorang perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita Kota Semarang, Kamis (9/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB.
B menampar MH karena tak terima diingatkan untuk menggunakan masker saat datang ke kliniknya.
Tak hanya itu, menurut korban, B juga sempat mengancam akan membunuhnya.
• Baru Pulang dari Jakarta untuk Berobat di Rumah Sakit, Satu Keluarga Malah Positif Virus Corona
Akibat kejadian itu, HM pun mengalami trauma dan kepalanya juga masih pusing usai pemukulan tersebut.
Oleh korban, peristiwa yang dialaminya tersebut dilaporkan ke Polsek Semarang Timur.
Dikutip dari TribunJateng.com, setelah menerima laporan korban polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku di kediamannya Sabtu (11/4/2020) sekitar pukul 20.15 WIB.
Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:
1. Kronologi kejadian, tak terima diingatkan pakai masker

HM menceritakan, kejadian berawal saat dirinya sedang melayani antrean pendaftaran seorang pria yang hendak memeriksakan anaknya di klinik tempatnya bekerja.
Saat itu, dirinya mencoba mengingatkan peraturan pemakaian masker, B tidak terima dan menolak peraturan tersebut.