Fakta Baru Meteor yang Ditemukan Warga Tapanuli Tengah, Hangat saat Diangkat, Kini Dijadikan Cincin

Fakta batu meteor yang ditemukan warga Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, hangat saat diangkat, kini dijadikan cincin.

(handout)
Josua Hutagalung (33) warga Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan batu yang diduganya sebagai meteor setelah jatuh menimpa rumahnya, Sabtu (1/8/2020). 

"Saya sendiri dapat lima gram, selebihnya saya bagi-bagi ke sanak keluarga. Ada yang dibuat batu cincin," jelasnya.

Joshua berjanji tidak akan menjual sisa batu meteor yang dimilikinya itu, meski harga di pasar internasional cukup mahal.

Dia mengatakan, batu seberat lima gram tersebut akan disimpannya sebagai kenang-kenangan.

"Lima gram itu kan secuil, biarlah jadi kenang-kenangan."

4. Diberitakan media asing

Kisah batu yang diduga meteor milik Josua tak hanya viral di Indonesia, tapi juga menjadi perbincangan di luar negeri.

Sejumlah media asing memberitakan fenomena temuan " batu meteor" di Tapanuli Tengah itu, antara lain Daily Mail (Inggris), New York Post (Amerika Serikat), dan 7News (Australia).

Daily Mail dalam pemberitaannya berjudul "Indonesian man becomes an instant millionaire as meteorite worth £1.4m crashes through his roof" pada Selasa (17/11/2020) menuliskan kronologi temuan batu yang diduga jatuh dari luar angkasa itu dan serba-serbinya.

"Sebongkah batu, seberat 2,1 kg, meninggalkan lubang besar di atap dan jatuh terkubur sedalam 15 cm di tanah sebelah rumah," tulis Daily Mail.

Disebutkan pula jika meteorit murni termurah dengan harga jualnya mencapai 0,5-5 dollar AS (Rp 7.000-70.000) per gram, dan varian terlangkanya bisa mencapai 1.000 dollar AS (Rp 14,18 juta) per gram.

"Diperkirakan batu itu berumur 4,5 miliar tahun dan diklasifikasikan sebagai Chondrite berkarbon CM1/2, varietas yang sangat langka, bernilai sekitar 1,85 juta dollar AS (Rp 26,2 miliar), atau 857 dollar AS (Rp 12,14 juta) per gram," lanjut Daily Mail.

5. Astronom sebut terjadi setahun sekali

Sementara itu astronom amatir, Marufin Sudibyo mengungkap, bahwa sebenarnya setiap hari Bumi dihujani sebanyak rata-rata 44 ton meteor dan rata-rata 17 meteor yang bisa memproduksi meteorit.

Ketika meteoroid sudah memasuki atmosfer Bumi dan berpijar, maka dikenal sebagai meteor. Namun jika di paras Bumi, namanya adalah meteorit.

Dengan demikian, Marufin menyebut batu temuanJosua di rumahnya adalah meteorit.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved