Petugas Pencatat Meteran PLN Salah Catat, 2 Warga Gunungkidul Harus Tanggung Tagihan Capai 60Juta

Karena petugas pencatat meteran listrik salah catat, mereka harus mendapatkan tagihan listrik dengan total mencapai Rp 60 juta.

(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)
Mila Suharningsih Menunjukkan Tagihan Listriknya di Rumahnya Kalurahan Menggoran, Kapanewon Playen Gunungkidul Jumat (27/11/2020) 

Ia pun mendatangi kantor PLN Area Wonosari untuk menanyakan tagihan tersebut. Ia kemudian diberitahu jika tagihan yang harus dibayar mencapai Rp 40 juta dan jika ditambah administrasi, Mila harus membayar Rp 44 juta.

Mila bercerita awalnya ia diminta membayar tunggakan secara penuh dengan membayar uang muka Rp 27 juta. Sedangkan kekurangan dari sisa pembayaran diangsur selama satu tahun.

Namun Mila sempat mempertanyakan kesalahan pencatatan itu bukan kesalahannya tapi mengapa tagihan dibebankan sebagai konsumen.

Sebagai ibu rumah tangga dan hanya memiliki toko kelontong kecil, dia mengaku tidak kuat apabila diminta membayar tagihan Rp 44 juta, hingga akhirnya disepakati membayar sekitar Rp 8,7 juta.

"Cara bayarnya, saya diminta memberikan uang muka sebesar Rp 5 juta, kemudian sisanya diangsur selama enam bulan," kata Mila.

Jual 7 pohon untuk bayar listrik

Hal yang juga dirasakan Suratno. Ia bercerita awalnya listrik di rumahnya sebesar 450 KWH. Namun 2017 dinaikkan menjadi 1.300 KWH karena juga digunakan rumah anak pertamanya.

Selain digunakan untuk kebutuhan rumah tanggal, listri juga digunakan untuk alat pertukangan.

Setiap bulan, rata-rata Suratno membayar Rp 200.000. Hingga ia terkejut saat mendapatkan tagihan 10.000 KWH dan harus membayar Rp 16 juta.

Namun ada kesepakatan bahwa ia membayar Rp 8,7 juta.

Suratno mengaku pasrah dan tetap mengupayakan agar dirinya bisa membayar tagihan tersebut.

Dari tagihan sebanyak itu, dirinya harus membayar Rp 5 juta untuk uang muka, sisanya dibayarkan setahun bersama tagihan listrik setiap bulannya.

Ia kemudian menjual tujuh pohon miliknya yang berupa enam pohon jati dan satu pohoh mahoni miliknya agar bisa membayar tagihan listrik.

"Ya mau dijual untuk membayar listrik, uang segitu (Rp 8,7 juta) mau dapat dari mana?" ucap Suratno saat ditemui di rumahnya, Jumat (27/11/2020).

"Tadi sudah mengukur enam lainnya di ladang," ucap dia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved