Berita Terpopuler
POPULER Vaksin Covid-19 Mulai Ditimbun oleh Negara Kaya, Begini Nasib Negara Miskin
Organisasi People's Vaccine Alliance mengatakan bahwa saat ini negara-negara kaya mulai menimbun vaksin Covid-19.
Akankah negara tertinggal dalam perlombaan vaksin?
Yang perlu diketahui oleh semua orang adalah, vaksin harus tersedia bagi semua orang.
"Tidak seorang pun boleh diblokir untuk mendapatkan vaksin penyelamat nyawa karena negara tempat mereka tinggal atau jumlah uang di kantong mereka," kata Anna Marriott, manajer kebijakan kesehatan Oxfam.

"Tetapi kecuali sesuatu berubah secara dramatis, miliaran orang di seluruh dunia tidak akan menerima vaksin yang aman dan efektif untuk Covid-19 untuk tahun-tahun mendatang,” imbuhnya.
People's Vaccine Alliance menyerukan kepada semua perusahaan farmasi yang mengerjakan vaksin Covid-19 untuk secara terbuka membagikan teknologi dan kekayaan intelektual mereka sehingga miliaran dosis dapat diproduksi dan tersedia untuk semua orang yang membutuhkannya.
“Ini dapat dilakukan melalui kumpulan akses teknologi Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia,” katanya.
Persetujuan
Vaksin Pfizer-BioNTech yang telah mendapat persetujuan di Inggris dan kelompok warga paling rentan sudah mulai disuntikkan minggu ini. Kemungkinan vaksin buatan Pfizer-BioNTech juga akan segera menerima persetujuan dari regulator di AS dan Eropa.
Dua vaksin lainnya, dari Moderna dan Oxford-AstraZeneca, sedang menunggu persetujuan regulasi di sejumlah negara.
Aliansi tersebut menyatakan bahwa sejauh ini semua dosis Moderna dan 90 persen Pfizer / BioNTech telah diakuisisi oleh negara-negara kaya.
AstraZeneca, perusahaan yang memproduksi vaksin Covid yang dikembangkan oleh University of Oxford, telah berkomitmen untuk menyediakannya secara nirlaba di negara berkembang.
Ini lebih murah daripada yang lain dan dapat disimpan pada suhu lemari es, membuatnya lebih mudah untuk didistribusikan ke seluruh dunia.
Terkait wacana ini, aliansi menyambutnya dengan baik. Hanya saja, langkah dari Oxford/ AstraZeneca kemungkinan hanya akan menjangkau 18 persen dari populasi dunia di tahun depan.
“(Ini) menunjukkan bahwa satu perusahaan saja tidak dapat diharapkan untuk memasok seluruh dunia,” ujar Anna.
Vaksin Rusia, Sputnik, juga telah mengumumkan hasil uji coba positif, dan empat vaksin lainnya sedang menjalani uji klinis tahap akhir.