Kecelakaan Sriwijaya Air
Telepon Terakhir Kopilot Fadly Satrianto pada Ibunda, Sebut Tak Akan Bawa Pesawat
Sebelum turut serta menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Fadly Satrianto sempat menelepon ibunda.
Meski begitu, Sumarzen mengaku tak tahu rute penerbangan yang akan dilakukan anaknya itu.
"Tujuannya ke mana, saya tidak tahu," kata dia.
Cita-cita sejak kecil
Saat kecelakaan terjadi, Fadly berusia 28 tahun dan masih lajang.
Menurut Sumarzen, Fadly menempuh sekolah penerbangan setelah mendapat gelar sarjana hukum dari Universitas Airlangga Surabaya.
Alumnus Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Surabaya itu langsung bekerja di maskapai penerbangan Nam Air setelah lulus dari serangkaian sekolah penerbangan yang dijalaninya selama tiga tahun terakhir.
"Menjadi pilot adalah cita-citanya sejak kecil," ucap Sumarzen.
Satu per satu kerabat tampak mendatangi rumah Sumarzen untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang dialami putranya.
Mantan pejabat di perusahaan badan usaha milik negara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III ini terlihat tegar sembari menerima tamu-tamu yang terus berdatangan.
Benarkah Sriwijaya Air Tak Layak Terbang?
Usia Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu disinyalir telah mencapai 26 tahun.
Benarkah jika Sriwijaya Air melanggar peraturan karena menerbangkan pesawat dengan usia yang lebih tua dari batasannya?
Berikut penjelasan selengkapnya.
Sejumlah pihak menyoroti usia pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1/2021) lalu.
Salah satunya Wakil Ketua Komisi V DPR RI Fraksi Parta Golkar Ridwan Bae yang mempertanyakan kelaikan terbang pesawat yang sudah memasuki usia 26 tahun itu.
