Syekh Ali Jaber Meninggal
Minta Dimakamkan di Lombok Bukan Wasiat, Masih Ada 1 Cita-cita Syekh Ali Jaber yang Belum Tuntas
Kepergian Syekh Ali Jaber untuk selamanya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Ia menyebutkan, keinginan untuk dimakamkan di Lombok itu bukan wasiat yang diberikan kepada keluarga, melainkan cita-cita yang disampaikan Syekh Ali Jaber saat berdakwah di Lombok.
"Bukan wasiat. Tak pernah wasiatkan ke kami secara ucapan dan tertulis," ucap Muhammad Jabeer.
Cita-cita yang belum tercapai
Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976.
Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghafal 30 juz Al Quran.
Bahkan, pada umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.
Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar) hingga aliyah (menengah atas) di Madinah.
Selepas dari pendidikan menengah atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah ulama ternama di Arab Saudi.
Ia mempelajari dan mendalami ilmu tafsir kepada para ulama tersebut.
Dilansir dari Tribunnews.com, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada 2008 dan resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 2012.
Saat itu, penghargaan kewarganegaraan Indonesia dia dapat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Meski sudah cukup lama berdakwah di Indonesia, ada sejumlah cita-cita Syekh Ali Jaber yang belum tercapai.
Salah satunya adalah mencetak sejuta anak Indonesia hafal Al Quran.
"Cita-cita beliau melahirkan satu juta anak hafal Al Quran," kata Muhammad Jabeer.
Muhammad Jabeer pun memastikan bahwa ia akan terus mewujudkan cita-cita sang kakak.