Gempa di Majene
Petugas Jelaskan Kondisi 2 Korban yang Terjebak di Kantor Gubernur Sulbar: Masih Hidup & Bersuara
Petugas menjelaskan kondisi terbaru dua korban yang terjebak di kantor Gubernur Sulawesi Barat akibat gempa Majene.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer.
Menurut BMKG, gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 13.35 WIB, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 5,9.
Sejarah Gempa Bumi Masif di Sulawesi Barat

Rupanya, ini bukan pertama kalinya wilayah Sulawesi Barat diguncang gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan masif.
Sejarah mencatat wilayah tersebut atau dikenal dengan Mamuju Thrust sudah beberapa kali melanda wilayah tersebut.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam catatannya menyebut gempa yang disusul tsunami pernah terjadi pada tahun 1967 dan 1969.
Bahkan pusat gempa kemarin dengan magnitudo 5,9 SR dan pagi tadi 6,2 SR nyaris berdekatan dengan gempa dan tsunami yang terjadi pada tahun 1967 dan tahun 1969.
"Apa yang terjadi di Majene sekarang adalah pengulangan yang sama."
"Pada tanggal 23 Februari 1969 gempa dengan kekuatan 6,9 SR dan kedalaman 13 km pernah terjadi di sana," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat jumpa pers webinar, Jumat(15/1/2021) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Daryono mengatakan gempa bumi 1969 tersebut menimbulkan gelombang tsunami dan puluhan orang tewas.
"Muncul tsunami 4 meter waktu itu di Pellatoang dan Pasarangan."
"Lalu tsunami 1,5 meter di Paili," katanya.
Sementara pada tahun 1967 tepatnya 11 April juga terjadi gempa bumi 6,3 SR di Polewali Mandar.
Gempa juga mengakibatkan gelombang tsunami dan sebanyak 13 orang meninggal dunia.