Gempa di Majene
Kisah Sertu Palemba Lindungi Keluarga Saat Gempa, Punggung Jadi Tameng, Tangan Dekap Istri & Anak
Satu keluarga menjadi korban gempa 6.2 SR di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari.
TRIBUNMATARAM.COM - Gempa yang terjadi di Sulawesi Barat menelan banyak korban.
Salah satunya Sertu Palemba yang mendapatkan sejumlah luka di sekujur tubuh demi lindungi keluarganya.
Berikut kisah perjuangan Sertu Palemba.
Satu keluarga menjadi korban gempa 6.2 SR di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari.
Satu keluarga ini terdiri dari bapak, Ibu dan tiga anaknya. Yakni, Sertu Palemba, Juhida, Muh Andra Palemba dan kedua adik Andra.
Sertu Palemba dan Juhida merupakan warga asli Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca juga: Viral Warga Berebut Bantuan Gempa Majene, Mensos Risma: Jangan Dianggap Penjarahan, Mereka Kelaparan
Baca juga: Aksi Heroik Suster Mia, Meninggal Seusai Selamatkan Bayi di RS Saat Gempa Susulan Guncang Majene
Baca juga: Detik-detik Terakhir Gita Sebelum Meninggal Tertimpa Reruntuhan di Mamuju, Sempat Unggah Foto Gempa

Diketahui Juhida dan ketiga anaknya pergi ke Mamuju untuk liburan sekaligus mengunjungi suaminya.
Saat kejadian gempa susulan terjadi, mereka berada di Rusun Makorem 142/Ttg, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Mereka terlelap dalam tidur saat gempa terjadi.
Juhida terbangun saat mendengar suaminya berteriak Allahuakbar ada gempa... Allahuakbar ada gempa...
"Saya dengar suami saya bilang Allahuakbar ada gempa. Saya bangun dan bangunan dari atas langsung runtuh," ujarnya.
Sertu Palemba yang melihat reruntuhan bangunan dari atas langsung menjadi tameng untuk istri dan anak-anaknya.
Baca juga: Video Bocah Tertimpa Reruntuhan karena Gempa Majene Minta Minum, Polisi Bingung Sampai Ikut Mencari
Tangannya langsung menarik istri dan anak-anaknya dan mendekapnya sangat kuat.
Puing-puing bangunan berjatuhan dari atas mengenai punggungnya.
Ia sekuat tenaga menahan puing bangunan agar tidak mengenai istri dan anak-anaknya.
Namun, ada puing bangunan yang lolos mengenai anak pertamanya, Muh Andra Palemba (14).
Andra tertimpa reruntuhan setelah bapaknya berjuang melindungi mereka.
Sayangnya, nyawa Andra tidak terselamatkan.
"Saya dapat luka-luka di bagian tangan dan di punggung banyak sekali. Anak yang kedua juga terdapat luka-luka di tangan dan kaki. Istri saya lumayan aman karena dia tepat berada di bawah saya," ujar Palemba saat ditemui di rumah duka.
Sementara itu jenazah Andra tiba di Pinrang, Sabtu (16/01/2021) sekitar pukul 01.00 Wita.
Jenazahnya dimakamkan di kampung ibunya di Bulisu, Kelurahan Kassa, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang.
Aksi Heroik Suster Mia
Gempa bumi susulan berkekuatan 6,2 magnitudo memporakporandakan sejumlah bangunan di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari.
Pusat gempa terletak di 6 km Timur Laut Majene-Sulbar. Namun getarannya terasa di Polewali, Pinrang hingga Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan.
Akibat gempa, sejumlah rumah warga dan gedung bertingkat ambruk bahkan rata dengan tanah. Salah satunya Rumah Sakit (RS) Mitra Mamuju.
Saat gempa terjadi seluruh ruangan rumah sakit bergoyang dan alat-alat medis berjatuhan.
Seisi rumah sakit panik dan lari berhamburan menyelamatkan diri.
Namun, saat gempa salah satu suster RS Mitra bernama Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja melakukan aksi heroik.
Mia--sapaan Natsyelia--menyempatkan diri menyelamatkan seorang pasien dan satu bayi yang sedang berada di dalam inkubator.
Dari keterangan keluarga Mia bernama Manashe, setelah berhasil menyelamatkan satu pasien, Mia kembali ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan bayi.
Baca juga: Detik-detik Terakhir Gita Sebelum Meninggal Tertimpa Reruntuhan di Mamuju, Sempat Unggah Foto Gempa
Namun naas, belum sempat keluar, gedung rumah sakit ambruk sehingga Mia dan si bayi terjebak.
"Saat menyelamatkan bayi ini, Mia terjebak dan tertimpa bahan bangunan yang jatuh," kata Manashe, Sabtu (16/1/2021) malam.
Mia dan si bayi dilaporkan terjebak di reruntuhan gedung rumah sakit selama berjam-jam.
Keduanya baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 12.00 Wita, Jumat (15/1/2021).
Saat berhasil dievakuasi Mia dan bayi langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju.
Namun beberapa saat setelah mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Mia menghembuskan napas terakhirnya.
"Saat kami mendampingi ia sempat menyampaikan keluhannya dan badannya terasa dingin hingga meninggal dunia," ungkap Manashe.
Sedangkan bayi yang diselamatkan Mia saat ini masih dalam perawatan di RS Bhayangkara.
Menurut Manshe, jenazah Mia rencananya akan dimakamkan pada Senin (18/1/2021) mendatang di Kabupaten Mamuju.
Siswa SMP Tewas Tertimpa Reruntuhan dalam Gempa Majene
Kerinduan Muh Fachrul Razi kepada sang ayah kini berakhir nestapa.
Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SMPN 2 Palopo tersebut justru tewas dalam gempa bumi yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021).
Padahal, ia pergi ke Majene untuk melepaskan kerinduannya pada ayahnya yang ditugaskan di sana.
Seorang siswa SMP meninggal dunia saat gempa di Sulawesi Barat.
Korban ternyata pergi ke Majene karena hendak bertemu sang ayah.
Satu orang warga asal Kota Palopo meninggal saat gempa 6.2 SR terjadi Kabupaten Majene Sulbar, Jumat (15/1/21) dinihari.
Baca juga: Video Bocah Tertimpa Reruntuhan karena Gempa Majene Minta Minum, Polisi Bingung Sampai Ikut Mencari
Baca juga: Sembako Hingga Masker, Berikut Kebutuhan Mendesak yang Diperlukan 16.000 Pengungsi Gempa Majene
Dia adalah Muh Fachrul Razi, siswa SMPN 2 Palopo.
Hal tersebut pertama kali disampaikan guru karate korban, Raslim melalui grup WA.
"Warga Palopo yg meninggal akibat gempa di Majene, almarhum kebetulan berlibur ke sana karena ayahnya tugas di Kodim Majene," tulis Raslim Jumat (15/1/21) pukul 18.50 Wita.
Terpisah, Kepala SMPN 2 Palopo, Suwarnita Sago Gani yang dikonfirmasi membenarkan hal itu.
“Iye siswaku ini, dia hanya mau ketemu bapaknya saja, karena selama ini bapaknya ditugaskan di Majene,” sebutnya.
Menurut informasi yang dihimpun tribunpalopo.com, mayat korban sudah tiba sore tadi di kediamannya di Jl Pepabri Kecamatan Bara Kota Palopo.
Rencananya akan dimakamkan besok, di kampung halaman ibunya di Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa susulan terus mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar).
Hingga malam ini dilaporkan sudah 31 kali gempa susulan pasca gempa 6,2 SR pada Jumat (15/1/2021).
"Terakhir tadi ada tiga gempa yang tercatat. Iya (totalnya sudah 31 gempa susulan, " Kata Prakirawan BMKG Stasiun II Majene, Hadi Nur Rohman, Jumat (15/1/2021) malam.
BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menempati hunian yang sudah mengalami kerusakan, walaupun itu kerusakan ringan berupa retak retak kecil.
Warga disarankan untuk mengungsi ditempat tempat terbuka.
Bagi masyarakat yang berada dipesisir pantai, jika merasakan kembali goncangan yang sangat kuat, segera melakukan evakuasi mandiri mencari tempat tempat ketinggian
Gempabumi yang terjadi saat ini merupakan kejadian gempabumi yang sumber gempabuminya berada didarat.
Jika terjadi goncangan yang sangat kuat di pesisir pantai, akan memungkinkan terjadinya longsoran bawah laut.
Longsoran bawah laut tersebut yang akan memicu terjadinya tsunami.
"Tapi sebatas potensi, kapan terjadinya gempanya itu tidak ada yang tahu kepastiannya, " ujarnya.
Laporan Wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Perjuangan Sertu Palemba Lindungi Keluarganya dari Gempa Sulbar, Jadikan Punggung sebagai Tameng.