Penculikan Bocah di Palembang Ternyata Didalangi Pecatan TNI, Rencananya Uang Tebusan Dipakai Hidup
Ialah Suhartono (38) yang menjadi otak di balik penculikan anak untuk mendapatkan tebusan.
TRIBUNMATARAM.COM - Seorang pecatan TNI menjadi dalang penculikan bocah 4 tahun di Palembang yang belakangan ini viral.
Ialah Suhartono (38) yang menjadi otak di balik penculikan anak untuk mendapatkan tebusan.
Namun, nyali Suhartono menciut begitu video rekaman CCTV yang menunjukkan penculikan yang diotakinya viral.
Kasus penculikan yang menimpa DI (4), saat sedang asyik bermain sepeda di depan rumahnya membuat warga Palembang heboh.
Penculikan itu terjadi pada Jumat (19/2/2021). Dalam rekaman kamera pengawas atau CCTV, pelaku membawa korban kabur menggunakan sepeda motor.
Video tersebut viral di media sosial dan membuat warga geram. Kedua pelaku penculikan itu adalah Suhartono (38) yang merupakan seorang pecatan TNI dan rekannya Sutriono (32).
Mereka mengaku nekat menculik bocah empat tahun itu karena butuh uang untuk kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Penculikan Bocah 4 Tahun di Palembang Terungkap karena Pelaku Telepon Polisi, Panik Aksinya Viral
Baca juga: Terekam CCTV, Berikut Detik-detik Bocah 4 Tahun di Palembang Diculik Pria Helm Hitam & Naik Scoopy
Kedua pelaku memiliki peran berbeda. Suhartono bertugas menunggu korban dan Sutriono melakukan eksekusi.
Mereka mencari korban secara acak. Saat melintas di Jalan Suparman, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Palembang, Sutriono melihat DI sedang bermain sepeda bersama kakaknya, DN.
Sutriono lalu mendekati DI dan berpura-pura menanyakan ayah korban.
Mengetahui orangtua korban berada di dalam rumah, pelaku langsung membawa korban menggunakan motor.
DN yang melihat adiknya dibawa kabur langsung berteriak minta tolong. Jeritan itu didengar orangtua korban dan tetangga.
Aksi penculikan itu terekam kamera pengawas atau CCTV. Warga pun membagikan video itu ke media sosial.
Suhartono yang menunggu kedatangan Sutriono di kawasan Kebun Sayur, Palembang, membatalkan niat menculik korban.
Ia takut setelah melihat ramainya pemberitaan tentang penculikan yang dilakukannya di media sosial.