Ramadhan 2021

Apakah Mencicipi Makanan saat Puasa Ramadhan Membatalkan? Catat 4 Hal Pembatal Puasa & Cara Bayarnya

Tak sedikit orang yang masih bingung dan menanyakan hukum tentang orang yang mencicipi atau mencium aroma masakan.

Istimewa
Ramadhan kareem 

TRIBUNMATARAM.COM - Mencicipi makanan saat berpuasa apakah membatalkan? Inilah sederet hal yang membatalkan puasa dan bagaimana membayarnya.

Saat berpuasa, seseorang tidak bisa mencicipi makanan yang akan disajikan saat berbuka.

Lantas bagaimana sebenarnya hukum mencicipi makanan saat berpuasa?

Tak sedikit orang yang masih bingung dan menanyakan hukum tentang orang yang mencicipi atau mencium aroma masakan.

Sebagian berpikir bahwa mencicipi makanan atau masakan di tengah siang hari saat berpuasa adalah dapat membatalkan pausa.

Namun, ada pula yang menyatakan mencicipi masakan diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.

Lantas, bagaimana hukum sebenarnya mengenai orang yang mencicipi atau mencium aroma masakan saat berpuasa?

Dr M Rahmawan Arifin, akademisi IAIN Surakarta menjelaskan, bahwa tujuan utama menjalankan ibadah puasa adalah untuk meningkatkan ketaqwaan.

Baca juga: Suami Istri Berhubungan Badan saat Puasa Ramadhan Dikenai Kafarat Jima, Kenali Syarat Kenda Denda

Baca juga: Bagaimana Membayar Utang Puasa Ramadhan Jika Lupa Jumlahnya? Pastikan Dulu Niat Qadha Puasa Benar

Oleh sebab itu, sebagai umat muslim harus diketahui bahwa semua perbuatan bisa dilihat dari niat seseorang yang melakukan perbuatannya.

Secara prinsip, yang membatalkan puasa adalah masuknya minuman atau barang kedalam lubang seperti mulut, hidung atau telinga.

Dijelaskannya, ada sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa mencicipi masakan tidak membatalkan puasa selama tidak masuk ke kerongkongan.

“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (HR Bukhari)

Dalam konteks tersebut dijelaskan bahwasanya mencicipi atau menghirup aroma makanan tidak membatalkan puasa.

Namun, dalam mencicipi masakan tersebut haruslah benar-benar didasarkan atas kebutuhan untuk menjamin kualitas makanan atau masakan.

"Kita harus kembali pada niat yang awal, bahwasanya selama mencium atau mencicipi makanan didasarkan kebutuhkan kita untuk memastikan makanan kita lezat," kata Rahmawan dalam program Tanya Ustaz Tribunnews.com.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved