6 Tahun Kematian Akseyna di Danau UI Mangkrak, 6 Kali Kapolres Depok Diganti 'Kenyang Diberi Janji'

Enam tahun sudah kematian Akseyna, dan sang ayah tak pernah berhenti memperjuangkan misteri di balik kematian putranya.

TribunNewsmaker.com Kolase/ Kompas.com/Robertus Belarminus/ Istimewa
Danau UI tempat ditemukannya mayat Aksyena Ahad Dori. 

TRIBUNMATARAM.COM - Meski telah terjadi enam tahun lalu, masih hangat dalam ingatan kematian seorang mahasiswa UI bernama Akseyna Ahad Dori yang hingga kini masih jadi misteri.

Akseyna sempat diduga bunuh diri, tetapi banyak bukti dan kejanggalan yang ada di TKP justru memperkuat dugaan pembunuhan.

Enam tahun sudah kematian Akseyna, dan sang ayah tak pernah berhenti memperjuangkan misteri di balik kematian putranya.

Kasus pembunuhan Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa Universitas Indonesia, sudah enam tahun tepat mangkrak.

Meski demikian, ayahanda Akseyna, Marsekal Pertama TNI Mardoto, mengaku bahwa keluarga tak hilang harapan.

Ayahanda Akseyna Ahad Dori alias Ace, Marsekal Pertama TNI Mardoto (tengah).(Warta Kota)
Ayahanda Akseyna Ahad Dori alias Ace, Marsekal Pertama TNI Mardoto (tengah).(Warta Kota) ()

"Semoga yang dijanjikan itu, tahun ini terbukti. Kami sudah kenyang diberi janji, tapi enggak putus harapan," kata Mardoto kepada Kompas.com, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Petaka Saling Tatap di Warung Nasgor, Nyawa Mahasiswa Ini Melayang di Tangan 2 Pemuda Tak Dikenal

Baca juga: Kronologi Tewasnya Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Saat Sedang Jadi Imam Shalat di Mushala

Mardoto sedang mengomentari janji-janji berulang yang terus disampaikan oleh para kapolres di Depok selama enam tahun terakhir untuk menuntaskan misteri kematian putranya.

Enam tahun berlalu, enam kali pula jabatan Kapolres di Depok berganti, dari Kombes Ahmad Subarkah, Kombes Dwiyono, Kombes Harry Kurniawan, Kombes Herry Heryawan, Kombes Didik Sugiarto, hingga terakhir Kombes Azis Andriansyah.

Semuanya sudah dimutasi, bahkan beberapa di antaranya memperoleh promosi, kendati gagal menguak teka-teki pembunuhan Akseyna.

Teranyar, Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar yang menjabat mulai Januari lalu turut mencuatkan janji serupa.

"Itu (misteri kematian Akseyna) jadi utang, PR buat Polres Depok. Insya Allah, nanti kami lihat dulu. Saya baru satu hari (menjabat), nanti saya pelajari, nanti Insya Allah," kata Imran, Jumat (8/1/2021).

"Segala persoalan yang belum terselesaikan saya akan pelajari dulu, tapi insya Allah itu (misteri kematian Akseyna) pasti, harus," ujarnya.

Imran tidak merespons permintaan wawancara Kompas.com, baik melalui telepon maupun WhatsApp, sejak kemarin, soal kabar terbaru pengusutan kasus ini yang sudah dilakukan jajarannya.

Mardoto juga tak pernah tahu kabar terbaru dari polisi. Polisi terakhir menyapanya 1,5 tahun silam. Itu pun bukan melaporkan perkembangan kasus.

"Pernyataan bahwa kasus ini terus dilakukan penyelidikan sampai terungkap pelakunya," kata Mardoto soal kabar terakhir itu.

"Tidak pernah update selama 1,5 tahun, tidak tahu perkembangan penyelidikan yang dilakukan polisi. Yang jelas, polisi janji menuntaskan, termasuk Kapolres Depok yang sekarang, menyatakan begitu di media," ungkapnya.

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, menganggap penyelesaian kasus Akseyna tidak gampang.

"Ini memang penyakit di kepolisian, menghadapi cold cases (kasus-kasus mangkrak), namun dengan gaya biasa," kata Adrianus kepada Kompas.com, Kamis.

"Kalau kita bicara pengalaman negara di luar negeri, Eropa terutama, maka kasus-kasus yang tidak bisa diungkap dimasukkan ke dalam cold cases yang kemudian cara penanganannya beda dengan kasus-kasus yang datang ke kepolisian dan asumsinya dapat dipecahkan dengan mudah," ia menjelaskan.

Adrianus beranggapan, struktur kinerja Polri tidak memungkinkan untuk mengusut kasus-kasus mangkrak semacam ini.

Polisi cenderung akan mengutamakan kasus-kasus hangat yang lebih terjamin pengungkapannya.

Meski demikian, Mardoto yakin, polisi masih memiliki kemampuan untuk mencari pembunuh Akseyna yang boleh jadi masih berkeliaran sampai sekarang.

"Polisi kan enggak kurang akal, dan dengan scientific investigation method, polisi punya kemampuan untuk itu, meski TKP rusak," kata dia, dikutip dari Kompas.com dengan judul "6 Tahun Kematian Anaknya Tak Terungkap, Ayah Akseyna: Kami Kenyang Diberi Janji, tapi Tak Putus Harapan"

"Hanya, mau melakukan atau tidak?" pungkas Mardoto.

Seperti diketahui, enam tahun silam, Akseyna ditemukan tak bernyawa di Danau UI.

Tubuhnya dibuat seolah tenggelam lantaran pada mayatnya ia terlihat menggendong sebuah tas berisi batu pemberat.

Tak cuma itu, di kamar kosnya, ditemukan pula surat permintaan maaf yang mengatasnamakan Akseyna.

Namun, tulisan di surat permintaan maaf itu terlihat sangat berbeda dengan gaya penulisan Akseyna sehari-hari.

Sejumlah kawan Akseyna juga sempat dicurigai kala itu, tetapi penyelidikannya tak membuahkan hasil hingga kini.

(Kompas.com/ Vitorio Mantalean)

#AkseynaAhadDori #misterikematianAkseyna

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved