Ramadhan 2021
Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan 1442 & Idul Fitri 2021, Syarat Tarawih, Buka Bersama hingga Iktikaf
Namun, berbeda dari tahun lalu, pada Ramadhan kali ini, masyarakat sudah lebih leluasa melaksanakan ibadah.
TRIBUNMATARAM.COM - Panduan ibadah Ramadhan 1442 H dan Idul Fitri 2021 akhirnya dirilis oleh Kemenag.
Suasana Ramadhan 1442 H nanti masih akan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19.
Namun, berbeda dari tahun lalu, pada Ramadhan kali ini, masyarakat sudah lebih leluasa melaksanakan ibadah.
Ramadan tahun ini dunia masih dilanda pandemi covid-19, bagaimana panduan ibadah selama bulan puasa? Bolehkah umat Islam beribadah berjemaah di Masjid? Simak ulasannya.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah mengeluarkan Surat Edaran No 03 tahun 2021 terkait Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H/2021 M.
Edaran ini ditujukan kepada Kepala Kanwil Kemenag Provinsi, Ketua Badan Amil Zakat Nasional, Kepala Kankemenag Kab/Kota, dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) se-Indonesia, serta para Pengurus dan Pengelola Masjid dan Mushala.
Baca juga: Sholat Tarawih Ramadhan 1442 H Boleh Berjamaah di Luar, Tapi Ada 3 Syarat yang Wajib Dilakukan
Baca juga: Pengertian & Bacaan Niat Salat Tarawih dalam Bahasa Arab dan Latin, Dilengkapi Tips Agar Tak Ngantuk

Dalam edarannya, umat Islam, kecuali bagi yang sakit atau atas alasan syar'i lainnya yang dapat dibenarkan, wajib menjalankan ibadah puasa Ramadan sesuai hukum syariah dan tata cara ibadah yang ditentukan agama.
"Sahur dan buka puasa dianjurkan dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti," ujar Yaqut dalam surat edarannya, Senin (5/4/2021).
Pembatasan Jemaah Salat Tarawih, Terapkan Protokol Kesehatan
Kegiatan buka puasa bersama harus mematuhi pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dan menghindari kerumunan.
Terdapat sejumlah ketentuan untuk pengurus masjid dan musala dalam menyelenggarakan kegiatan ibadah.
Salat fardu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan iktikaf dibatasi jumlah kehadirannya paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid dan musaala
"Menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah dan mukena masing-masing," tutur Yaqut.
Pengajian, ceramah, taushiyah, kultum Ramadan dan kuliah subuh, paling lama dengan durasi waktu 15 menit.

Peringatan Nuzulul Quran di masjid atau musala dilaksanakan dengan pembatasan jumlah audiens paling banyak 50 persen dari kapasitas ruangan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.