Himne Guru Iringi Pemakaman Nathan yang Tewas Ditembak KKP Papua, Ayah Pingsan, Pelayat Menangis
Kematian guru Nathan yang tragis di tangan KKB Papua meninggalkan pilu mendalam bagi keluarga.
Dirinya juga membantah soal dugaan dirinya telah diculik KKB. Menurutnya, warga tak melihat keberadaan dirinya dan menduga telah dibawa KKB.
"Waktu petugas jemput korban ini tidak temukan saya. Akhirnya mereka dobrak pintu, dia cari saya tidak ada. Makanya anggota diatas sana pikir saya diculik, padahal saya menyelamatkan diri," tutur Junedi.
Junedi juga menceritakan, Yonatan dan dirinya telah lama tinggal bersama.
KKB Papua Minta Tebusan Jenazah
Pemerintah terpaksa memberikan uang tebusan kepada KKB Papua demi bisa mengevakuasi jenazah dua guru yang ditembak di Distrik Beoga, Puncak, Papua.
Belum puas menghabisi nyawa dua guru tak bersalah itu, KKB Papua kini memeras pemerintah dengan meminta uang tebusan cukup besar.
Uang tebusan itu diberikan dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah dua guru yang sudah dinantikan oleh keluarganya.
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak mati dua guru di Distrik Beoga, Puncak, Papua.
Peristiwa pertama terjadi pada Kamis (8/4/2021) pukul 09.30 WIT, di mana KKB pimpinan Sabinus Waker menembak mati seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (42) saat korban berada di kiosnya.
Kemudian KKB lainnya menembak mati Yonatan Randen, guru di Distrik Beoga, Jumat (9/4/2021). Korban tewas ditembak di rumahnya.
Baca juga: Detik-detik Guru Junaedi Selamat dari Kebrutalan KKB Papua, 2 Jam Sembunyi, Saksikan Teman Dihabisi
Baca juga: Pilot dan Penumpang Susi Air Disandera oleh 30 Anggota KKB di Papua, Simak Kronologi Lengkapnya
Pemerintah dan TNI-Polri berupaya untuk mengevakuasi jenazah tersebut dari Distrik Beoga.
Namun, terkendala KKB yang masih berada di Lapangan Terbang Beoga.
Tebusan
Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, KKB meminta uang tebusan jika pemerintah ingin mengevakuasi jenazah dua guru tersebut.
Jika uang itu diberikan maka mereka akan membiarkan pesawat mendarat di Beoga.