Tukang Ojek Tewas Ditembak KKB Setelah Antar Penumpang, Jubir OPM: Kenapa Sampai di Daerah Perang?

Seorang tukang ojek dikabarkan tewas ditembak KKB. Ia meninggal dunia setelah mengantar seorang penumpang dari daerah pedalaman.

Editor: Irsan Yamananda
Tribunnews.com
Ilustrasi jenazah 

Pemerintah terpaksa memberikan uang tebusan kepada KKB Papua demi bisa mengevakuasi jenazah dua guru yang ditembak di Distrik Beoga, Puncak, Papua.

Belum puas menghabisi nyawa dua guru tak bersalah itu, KKB Papua kini memeras pemerintah dengan meminta uang tebusan cukup besar.

Uang tebusan itu diberikan dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah dua guru yang sudah dinantikan oleh keluarganya.

Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembak mati dua guru di Distrik Beoga, Puncak, Papua.

Peristiwa pertama terjadi pada Kamis (8/4/2021) pukul 09.30 WIT, di mana KKB pimpinan Sabinus Waker menembak mati seorang guru SD bernama Oktovianus Rayo (42) saat korban berada di kiosnya.

Kemudian KKB lainnya menembak mati Yonatan Randen, guru di Distrik Beoga, Jumat (9/4/2021). Korban tewas ditembak di rumahnya.

Baca juga: Detik-detik Guru Junaedi Selamat dari Kebrutalan KKB Papua, 2 Jam Sembunyi, Saksikan Teman Dihabisi

Baca juga: Pilot dan Penumpang Susi Air Disandera oleh 30 Anggota KKB di Papua, Simak Kronologi Lengkapnya

Pemerintah dan TNI-Polri berupaya untuk mengevakuasi jenazah tersebut dari Distrik Beoga.

Namun, terkendala KKB yang masih berada di Lapangan Terbang Beoga. 

Tebusan

Bupati Puncak Willem Wandik mengatakan, KKB meminta uang tebusan jika pemerintah ingin mengevakuasi jenazah dua guru tersebut.

Jika uang itu diberikan maka mereka akan membiarkan pesawat mendarat di Beoga.

Meski enggan menyebut jumlahnya, Wandik mengatakan jumlahnya cukup besar.

Pihaknya terpaksa memenuhi permintan KKB karena masalah kemanusiaan.

"Setelah negosiasi, apa yang mereka (KKB) minta untuk bisa jenazah keluar (dievakuasi) maka mereka minta sesuatu (uang). Sehingga dengan hati yang berat, dengan pertimbangan kemanusiaan karena jenazah mulai membusuk, mau tidak mau kita penuhi permintaanya," ujar Wandik ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (10/4/2021) sore.

"Negara tidak pernah kalah, ini hanya karena faktor kemanusiaan maka kita penuhi permintaan mereka," sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved