Sambil Paksa Perawat RS Siloam Bersujud, Tersangka Ngaku Polisi, Kini Pekerjaan Asli Terungkap

Termasuk pekerjaan pelaku yang dalam video viral sempat mengaku sebagai polisi.

TribunSumsel/ Pahmi Ramadhan
Pelaku penganiayaan perawat RS Siloam minta maaf 

TRIBUNMATARAM.COMViralnya video penganiayaan yang dilakukan seorang ayah kepada perawat RS Siloam Sriwijaya masih menjadi perbincangan hingga kini.

Fakta-fakta perlahan mulai terkuak dengan adanya insiden penganiayaan ini.

Termasuk pekerjaan pelaku yang dalam video viral sempat mengaku sebagai polisi.

Perawat di Rumah Sakit Siloam Palembang berinisial CRS dijambak hingga ditendang oleh ayah seorang pasien gara-gara persoalan infus.

Kini pelaku penganiayaan yang berinisial JT telah ditetapkan sebagai tersangka dan terancam dua tahun penjara.

Mengaku polisi

Ilustrasi Polisi

Ilustrasi Polisi (KOMPAS.com/NURWAHIDAH)

JT menganiaya perawat yang melepas infus anaknya di Rumah Sakit Siloam Palembang, Kamis (15/4/2021).

Saat melihat tangan sang anak berdarah, JT menampar CRS dan meminta korban bersujud untuk meminta maaf kepada keluarganya.

Baca juga: Pemukulan Perawat RS Siloam: Korban Mengaku Trauma Berat, Istri Pelaku Merasa Tak Sepenuhnya Salah

Baca juga: Dukung Pria Aniaya Perawat RS Siloam, Selebgram Ratu Entok: Selama Ini Kalian Banyak yang Sombong

Namun, ketika bersujud, JT menendang perut perawat perempuan itu hingga tersungkur.

Pelaku juga menjambak rambuk korban.

Ketika rekan CRS hendak melerai, JT justru semakin marah dan mengaku-aku sebagai polisi.

"Jadi kebetulan ada polisi juga yang keluarganya dirawat. Begitu datang polisi ini membantu, pelaku ini juga mengaku sebagai polisi," tutur Direktur Utama Keperawatan Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang Benedikta Beti Bawaningtyas.

JT pelaku <a href='https://mataram.tribunnews.com/tag/penganiayaan' title='penganiayaan'>penganiayaan</a> seorang perawat inisial CSR saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polrestabes <a href='https://mataram.tribunnews.com/tag/palembang' title='Palembang'>Palembang</a>, Sabtu (17/4/2021).

JT pelaku penganiayaan seorang perawat inisial CSR saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).(KOMPAS.com/AJI YK PUTRA)

Bukan polisi tetapi...

Setelah dilakukan penelusuran, ternyata JT bukan seorang anggota Polri.

Melansir Tribun Sumsel, JT adalah seorang pengusaha yang bergerak di bidang perbengkelan dan transportasi.

"Iya memang dari dulu dia bersama mertuanya melakoni usaha jual beli kendaraan bermotor. Tak jauh dari rumahnya, dia memiliki sebuah showroom yang menjual mobil dan motor bekas," kata kerabat JT yang enggan disebut namanya, seperti dilansir dari Tribun Sumsel.

"Usaha tersebut sudah dilakoninya sejak lebih dari 10 tahun belakangan," lanjutnya.

JT juga memiliki usaha bengkel yang menjual sparepart kendaraan.

"Sebenarnya dia ini memang pengusaha dan rata-rata tepat usahanya ada di Kota Kayuagung," ujar dia.

Meminta maaf, mengaku kelelahan

Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.

Ilustrasi tenaga kesehatan (nakes), tenaga medis, pekerja medis. Garda depan penanganan Covid-19.(SHUTTERSTOCK/ELDAR NURKOVIC)

Menurut pengakuan JT, dirinya mengalami kelelahan hingga memicu emosi yang berujung pada penganiayaan.

Sebab, selama beberapa hari JT menjaga anaknya yang dirawat di rumah sakit lantaran menderita radang paru-paru.

"Saya sudah kelelahan, sudah berapa hari saya harus menjaga anak saya,"" tutur JT di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021).

JT mengatakan, emosinya tiba-tiba tersulut ketika melihat perawat mencabut jarum infus dan tangan anaknya berdarah.

"Mohon maaf, saya emosi sesaat. Saya mengakui sudah melakukan tindakan di luar kendali," ujarnya

Ilustrasi Borgol

Ilustrasi Borgol(KOMPAS.com/JOSEPHUS PRIMUS)

Jadi tersangka, terancam 2 tahun penjara

JT ditangkap oleh polisi pada Jumat (16/4/2021) malam. Kini, dia telah berstatus sebagai tersangka, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Mengaku sebagai Polisi, Ternyata Ini Profesi Tersangka Penganiaya Perawat di Palembang"

JT disangkakan Pasal 351 KUHP mengenai penganiayaan.

"Tersangka diancam penjara selama dua tahun. Hasil pemeriksaan tersangka sudah mengakui seluruh perbuatannya," kata Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Prawira saat melakukan gelar perkara, Sabtu.

Kondisi Korban Trauma

CRS mengalami luka lebam di bagian wajah, lantaran dipukul JT.

Kasus ini menjadi perbincangan karena berhasil terekam kamera handphone.

Dukung Pria Aniaya Perawat RS Siloam, Selebgram Ratu Entok: Selama Ini Kalian Banyak yang Sombong

Tega Tendang & Jambak Perawat RS Siloam Palembang, Berikut Sosok JT: Pengusaha Bengkel dan Sparepart

Fakta-fakta terkait pria berinisial JT yang menganiaya perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang.
Fakta-fakta terkait pria berinisial JT yang menganiaya perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya Palembang. (perawat peduli pealembang/Instagram, Tribun Sumsel/Pahmi)

Video tersebut juga tersebar di media sosial.

Sontak, kasusnya jadi viral dan diperbincangkan warganet.

Kini, baik pihak korban ataupun pelaku telah angkat bicara.

Berikut ulasan selengkapnya:

Korban Mengaku Trauma Berat

Direktur RS Siloam Sriwijaya Palembang, dr Bona Fernando mengungkapkan kondisi perawat CRS (27 tahun), korban penganiayaan saat ini masih dalam berada dalam perawatan pihaknya.

Dr Bona mengungkapkan bahwa saat ini kondisi korban sedang mengalami trauma yang cukup hebat seperti dikutip dari Tribunsumsel.com dengan judul Nasib Pria Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang, Diamankan Polisi Malam Ini,

"Saat ini perawat tengah kami rawat untuk menyembuhkan bukan hanya fisik tapi juga psikisnya.

Karena memang beliau (korban,red) mengalami trauma yang cukup hebat.

Tapi tadi siang saya sudah bicara dengan perawat paling tidak dia sudah baikan dari kemarin.

Kita berdoa, pelan-pelan nanti beliau bisa berkerja kembali seperti biasa merawat pasien lagi,"jelas dia.

Untuk menyembuhkan psikis dari perawat tersebut, ia mengatakan pihaknya telah memiliki tim psikolog yang telah diturunkan untuk membantu korban.

"Dari kemarin tim psikolog kita sudah turun untuk menangani korban.

Dan saya juga berterima kasih sekali banyak support dan dukungan tak hanya dari internal tapi dari luar juga yang mendukung kami.

Termasuk dari sesama profesi termasuk Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) baik dari kota, provinsi maupun pusat yang telah memberikan dukungan," tegas dia.

Bona mengatakan semua permasalahan ini diserahkan kepada pihak kepolisian dan ia meminta agar dapat ditindak secara tegas.

Istri Pelaku Merasa Tak Bersalah Sepenuhnya

Sementara itu, istri pelaku penganiayaan turut angkat bicara.

Wanita bernama Melisa itu mengaku tidak enak sejak pertama kali bertemu dengan korban.

Bahkan, menurutnya korban yang berinisial CRS itu ketus.

"Sebenernya jujur, dari awal di situ perasaan saya sudah tidak enak melihat sikap suster itu."

"Dari nada bicaranya saja agak ketus, saat menangani anak saya yang rewel juga nyeletuk 'Ini (anaknya) rewel terus, harusnya kalau siang jangan ditidurin jadi malem ngga rewel terus'."

"Yah saya jadi tidak enak lah dengernya, kok bisa seorang suster tega ngomong seperti itu," terangnya seperti dikutip dari Tribun Sumsel.

 Istri Pria yang Pukul & Jambak Perawat RS Siloam Palembang Sebut Korban Psikopat dan Aniaya Anaknya

 Penganiayaan Perawat di RS Siloam: Korban Disuruh Berlutut Lalu Ditendang, Pelaku Kini Minta Maaf

Viral perawat dianiaya keluarga pasien
Viral perawat dianiaya keluarga pasien (Sripoku/ Istimewa)

Bahkan sebelum kejadian tersebut viral, Melisa sempat memfoto suster tersebut karena perasaan yang tidak enak.

Selain meminta maaf, Melisa juga ingin mengonfirmasi berita yang beredar.

Menurutnya, pemberitaan di media saat ini hanya memojokkan pihaknya.

"Menurut saya sebagai orang tua bisa berakibat fatal, apalagi anak saya masih balita," ungkap Melisa.

 Ditangkap Usai Pukul Perawat RS Siloam, Pria di Palembang Kini Tertunduk Minta Maaf: Saya Menyesal

Ia mengaku sudah mendapatkan perlakuan tidak enak sebelum insiden penganiayaan itu terjadi.

Melisa juga menganggap bahwa suster yang merawat anaknya tidak profesional.

"Ternyata bener kejadian kan, sudah dia nyabutnya kasar, darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur,"

"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.

"Sebagai orang tua saya pikir wajar jika kita panik, apalagi setelah lihat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,"

"Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," ungkapnya.

Melisa mengaku sudah sempat mengaku ke kepala perawat.

"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut dikasih plester,"

"Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet."

"Saya ngga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," bebernya.

"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus, pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"

"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun."

"Harus dipertimbangkan suster itu jika diterima bekerja lagi," tutupnya.

(TribunSumsel/ TribunMataram) (Kompas.com/ Kontributor Palembang, Aji YK Putra)

#RSSiloam #Palembang #penganiayaan

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved