Nelangsa Bandiman Terima Order Offline Sate Beracun : Sebenarnya Gak Boleh, Tapi Butuh Duit
Padahal, perusahaan ojol yang menaunginya bekerja sudah melarang setiap driver untuk menerima pesanan offline.
TRIBUNMATARAM.COM - Bandiman, ayah bocah yang tewas keracunan makanan pemberian wanita misterius di Bantul kini memendam penyesalan.
Ia masih tak menyangka, pesanan offline yang diterimanya hari itu akan menjadi sumber nelangsanya.
Padahal, perusahaan ojol yang menaunginya bekerja sudah melarang setiap driver untuk menerima pesanan offline.
Bandiman mengaku masih syok dan terpukul anaknya meninggal setelah diduga keracunan makanan orderan atau pesanan offline yang dia bawa.
Bandiman pun mengaku menyesal telah menerima orderan offline tersebut. Dirinya berharap kejadian tragis yang dialami menjadi pelajaran bagi pengemudi ojek online lainnya.
"Sebenarnya nggak boleh (aplikasi offline). Kan saya panggilan hati. Ya saya enggak munafik juga butuh duit," katanya.
Bandiman mengatakan, menerima pesanan secara offline sejatinya dilarang oleh perusahaan tempatnya bekerja.
Baca juga: Wanita Misterius Pengirim Sate Beracun di Bantul Akhirnya Tertangkap, Sasaran Utama Ternyata Polisi
Baca juga: Keterangan Saksi Soal Wanita Misterius Pengirim Sate Maut di Bantul: Usia 25 Tahun & Pakai Baju Krem
Namun dia tak enak hati untuk menolak permintaan tersebut. Apalagi, katanya, saat itu sedang sepi orderan.
Mantan pegawai tambang itu juga menjelaskan, pandemi Covid-19 telah membuat penghasilannya menurun drastis dari Rp 300.000 menjadi Rp 100.000.
Saat ini, Bandiman mengaku belum siap untuk bekerja kembali. Dirinya ingin menata hati usai kejadian memilukan itu.
"Saya belum mood kerja, istilahnya masih dalam suasana duka. Mungkin satu atau dua hari ke depan bekerja lagi," kata dia.
Cita-cita anak
Ilustrasi driver ojek online mengantarkan paket makanan.
Saat ditemui di rumahnya di Desa Salakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bandiman menceritakan, Naba tergolong anak pandai.
Menurutnya, Naba yang duduk di kelas IV Sekolah Dasar Karangkajen, sering berkata ingin menjadi petugas pemadam kebakaran, dikutip dari Kompas.com dengan judul ""Sebetulnya Nggak Boleh Offline, tetapi Tak Munafik Saya juga Butuh Duit"
"Cita-citanya kalau ditanya jawabnya pemadam," kenang Bandiman, Jumat (30/4/2021).
Seperti diberitakan sebelumnya, Bandiman menerima orderan dari seorang wanita di Jalan Gayam, Kota Yogyakarta.
Saat itu, Bandiman menerima dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan untuk dikirim ke Kapanewon, Bantul.
Menurut Bandiman, wanita itu terpaksa order offiline karena tak memiliki aplikasi.
Saat itu Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi wanita tersebut justru memberi Rp 30.000.
Identitas Pengirim Terungkap, Sasar Polisi
Kini, wanita misterius pengirim paket tersebut berhasil ditemukan.
Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Ngadi.
Sayangnya, AKP Ngadi enggan memberikan keterangan secara gamblang.
• Keterangan Saksi Soal Wanita Misterius Pengirim Sate Maut di Bantul: Usia 25 Tahun & Pakai Baju Krem
• Teka-teki Racun Bumbu Sate Misterius yang Tewaskan Naba di Bantul: Jenis C, Dosis Letal Cukup Tinggi

Kendati demikian, ia menyebutkan bahwa perempuan misterius yang diamankan sesuai dengan keterangan saksi.
"Tunggu besok ya."
"Iya sesuai dengan yang disampaikan oleh Bandiman,"katanya singkat, Minggu (02/05/2021) seperti dikutip dari TribunJogja.
AKP Ngadi juga tidak mau menyebutkan di mana perempuan misterius tersebut diamankan.
• Naba Tewas Setelah Makan Sate dari Wanita Misterius, Ciri Pemberi Kulit Putih Hingga Tinggi 160 CM
"Ya tunggu besok," ujarnya lagi.
Namun, ia memastikan identitas perempuan tersebut sudah dikantongi.
Pihaknya pun akan segera menyelenggarakan konferensi pers terkait kasus sate beracun tersebut.
"Akan kami sampaikan besok (konferensi pers), sekitar jam 09.00 atau 10.00,"ujarnya.
Terungkap juga bahwa sasaran utama pengirim paket sate misterius adalah penyidik senior di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta.
Hal itupun dibenarkan oleh Kasubbag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharja.
Menurutnya, penyidik yang dimaksud berinisial T berpangkat Aiptu.
Kini, Aiptu T masih berstatus sebagai penyidik senior di Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Yogyakarta.
Mengutip dari TribunJogja, "Betul, yang bersangkutan adalah penyidik senior di Reskrim Polresta Yogyakarta, pangkatnya Aiptu," jelasnya.
Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani oleh T, namun ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.
"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul
Aiptu T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.
Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.
"Ya karena sudah senior direskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.

Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.
"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.
Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.
Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.
"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta. Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," pungkasnya.
Kronologi Kasus
Kejadian itu bermula saat Bandiman, ayah korban, yang merupakan driver ojek online tengah beristirahat di sekitar Masjid daerah Gayam, Yogyakarta.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda yang bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju berwarana krem.
"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujarnya saat ditemui Selasa (27/4/2021).
• Update Sate Maut yang Tewaskan Bocah 8 Tahun, Racun Mudah Dibeli, Biasa Terdapat pada Apotas
Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut. Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.
"Saya minta Rp 25 ribu, lalu saya dikasih Rp 30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.
Bandiman pun mengantarkan paket tersebut.
Namun sesampai di alamat yang dituju, rumah orang yang bernama Tomi tersebut terlihat sepi. Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.
"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.
Bandiman pun pulang dengan membawa paket makanan tersebut.
Sesampainya di rumah, ia bertemu dengan anaknya, Naba yang baru pulang dari masjid. Naba membawa bungkusan gudeg untuk berbuka puasa.
"Kebetulan anak saya tidak begitu suka gudeg, anak saya memberikan gudeg ke saya itu dan memilih sate yang saya bawa. Tapi saya sempat makan dua tusuk sate, anak saya yang besar juga, tapi tidak merasakan apa-apa."

"Anak saya (naba) kemudian disuapin istri saya, pakai lontong dengan bumbu sate. Tiba-tiba anak saya mengeluh pahit dan panas. Lalu lari ke kulkas untuk minum, tapi sampai dapur dia terjatuh, istri saya mutah-mutah," katanya.
Melihat anaknya tak sadarkan diri, Bandiman pun langsung melarikan anaknya ke RS Wirosaban. Di perjalanan Naba sempat mengeluarkan buih dari mulutnya.
"Ditangani sekitar seperempat jam, mengatakan sudah tidak tertolong lagi. Kalau kata dokter itu positif kena racun, tapi racunnya apa masih menunggu hasil lab," tuturnya.
Istri Bandiman yang bernama Titik Rini (43) juga mengeluhkan hal yang sama, ia sempat memutahkan sate tersebut.
Titik juga sempat mendapat perawatan dokter dan keadaannya berangsur membaik dan diperbolehkan pulang pada Minggu malam.
Atas kasus tersebut, Bandiman melapor ke kepolisian seperti dikutip dari dengan judul Teka-teki Kandungan Racun Paket Sate Maut Terungkap, Pengirim Masih Misteri.
"Kami berharap kasus ini benar-benar sampai tuntas karena ini sudah merenggut nyawa anak saya. Jangan sampai ini terulang pada driver-driver yang lain," ujarnya berharap. (Tribunjogja.com/Ardhike Indah/Miftahul Huda/Santo Ari) (TribunMataram/ Irsan Yamananda) (Kompas.com/ Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono)
#Yogyakarta #Bantul #Sate