Ketika Relawan Jokowi Dukung Ganjar Pranowo & Sandiaga Uno Berkoalisi di Pilpres 2024 : Duet Maut

Meski pemilihannya masih tiga tahun lagi, sejumlah tokoh telah digadang-gadang untuk maju dalam Pemilu Presiden 2024.

Kolase Tribunnews
Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo. 

TRIBUNMATARAM.COM - Nama Ganjar Pranowo memang tengah menjadi sorotan setelah terkesan dikucilkan oleh PDIP.

Padahal, elektabilitas Ganjar dianggap mumpuni untuk maju dalam Pilpres 2024 mendatang.

Meski pemilihannya masih tiga tahun lagi, sejumlah tokoh telah digadang-gadang untuk maju dalam Pemilu Presiden 2024.

Selain survei,  sejumlah kelompok relawan sudah mulai menjagokan tokoh yang akan bertarung pada Pilpres Nanti. 

Salah satunya yakni Kelompok Relawan Jokowi Mania (JoMan) yang menjagokan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno maju dalam Pilpres 2024.

Ketua Relawan Joman Imanuel Ebenezer atau Noel bahkan menjagokan keduanya dipasangkan dalam Pemilu nanti.

Baca juga: Daftar Kekayaan Bambang Pacul, Sosok yang Sentil Ganjar Pranowo, Total Harta Capai Rp 4,3 Miliar

Baca juga: Pengamat Soal PDIP Kucilkan Ganjar Pranowo, Peluang Digaet Partai Lain Maju Pilpres Sangat Besar

"Memang ada sejumlah nama lain yang berpeluang. Tapi saya kira keduanya paling unggulan," kata Noel dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Senin, (24/5/2021).

Noel menilai syarat pemenangan 2024 adalah pasangan berbasis nasionalis, religius dan milenial.

Ia  mengungkapkan ketiga syarat itu dimiliki   Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno.

"Kenapa harus nasionalis karena sejarah pemilu dari Indonesia merdeka hingga hari ini, pemenang pemilu selalu figur nasionalis.  Terakhir misal Jokowi. Kedua, Cawapres harus religius sebagai penyeimbang," katanya.

Apalagi kata Noel, suara pemilih pemula  pada Pilpres 2024 meningkat tajam.

Suara kaum milenial ini  hanya akan memilih capres dan Cawapres yang mewakili atau representasi mereka. 

Karena itu kata Noel, duet Ganjar dan Sandiaga memiliki peluang terbesar untuk maju dan memenangi kompetisi 2024.

Meskipun demikian kata Noel keputusan keduanya maju dalam Pilpres 2024 sangat bergantung pada partai politik masing-masing, dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Relawan Jokowi Jagokan Duet Ganjar-Sandiaga di Pilpres 2024, Disebut Duet Maut Nasionalis-Religius

Meskipun demikian kata Noel, apabila elektabilitas kedua tokoh tersebut tinggi, maka  kemungkinan besar akan dicalonkan pada Pilpres mendatang.

"Duet maut Nasionalis Religius. Ini pilihan terbaik buat rakyat. Saya yakin pemilu 2024 tidak akan terlalu keras, tidak membelah sekali seperti 2014 dan 2019,"  pungkasnya.

Ganjar 'Dikucilkan' PDIP

Ganjar Pranowo baru-baru ini tak dilibatkan dalam acara PDIP yang digelar di Jawa Tengah.

Tertera jelas dalam susunan acara tersebut tulisan 'Kecuali Gubernur'.

Analis Politik Universitas Uslam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, menilai sikap PDIP yang mengucilkan Ganjar Pranowo bisa menjadi sebuah kesalahan.

Adib mengatakan, pesan yang disampaikan Ketua DPP PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, dan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, seolah menjadi pertanda pihaknya telah menutup pintu rapat-rapat untuk Ganjar.

"Saya melihat sebuah kelemahan ketika pesan yang disampaikan Bambang Wuryanto dan Puan ketika ada agenda PDIP di Jawa Tengah yang secara terang-terangan tidak mengundang Ganjar."

Baca juga: Profil Bambang Pacul, Sosok yang Sebut Ganjar Pranowo Kelewatan & Tak Sejalan Lagi dengan PDI-P

Baca juga: Sehari Sebelum Dikucilkan PDIP, Ganjar Pranowo Sempat Temui Megawati, Serahkan Benda Ini

"Ini terlihat sebagai pengganjalan secara keras dan seolah mulai menutup pintu rapat-rapat kepada Ganjar, nah saya kira ini (bisa jadi) kesalahan dan kelemahan bagi PDIP nanti," beber Adib, Senin (24/5/2021), dilansir Tribunnews.

Lebih lanjut, Adib menilai elektabilitas Ganjar yang cenderung dinamis di beberapa survei, mengingatkan pada momen munculnya Jokowi di tahun 2014.

Menurutnya, posisi Ganjar saat ini mirip dengan Jokowi yang sederhana, merakyat, dan egaliter.

Karena itu, Adib menilai Ganjar bisa membawa PDIP kembali menang di Pilpres 2024 jika ia memang diusung.

Meski begitu, melihat adanya konflik antara Ganjar dan PDIP, Adib tak menampik Gubernur Jawa Tengah ini akan diusung partai lain yang bercorak nasionalis religius, seperti Demokrat, NasDem, bahkan Gerindra.

"Peluang Ganjar menjadi capres dari partai lain terbuka lebar."

"Kalau kita bandingkan misalnya dengan Anies, tanpa partai pun tetap banyak yang melirik, ini juga pasti karena bermodal popularitas, elektabilitas tinggi," terang Adib.

"Jadi saya kira Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, Anies Baswedan yang merupakan tokoh-tokoh potensial, kalaupun tidak dilirik oleh partainya sendiri, maka akan diambil oleh partai lain," tambahnya.

Baru-baru ini, Puan Maharani melontarkan sindiran saat memberikan arahan pada kader PDIP se-Jateng di Semarang, Sabtu (22/5/2021).

Dilansir Tribunnews, Puan mengatakan seharusnya sosok pemimpin tak hanya eksis di sosial media, melainkan di lapangan.

"Pemimpin itu menurut saya, ke depan ini adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan ada di sosmed."

"Pemimpin yang memang dilihat sama temen-temennya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan," ujar Puan Maharani.

Meski begitu, Puan tak menampik jika media sosial memang diperlukan bagi seorang pemimpin saat ini.

Namun, ia menekankan, kerja nyata di lapangan adalah hal paling penting bagi pemimpin.

"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang jangan hanya berhenti di sosmed saja."

"Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegasnya.

Meski tak jelas apakah sindiran tersebut ditujukan untuk Ganjar Pranowo atau bukan, pakar politik, M Qodari, mengatakan hal itu justru berdampak pada Gubernur Jawa Tengah ini.

Terlebih saat ini elektabilitas Ganjar cukup tinggi.

"Saya kira tentu dampaknya (sindiran) kepada Mas Ganjar, karena Mas Ganjar disinyalir sebagai salah satu calon presiden 2024 potensial," terang M Qodari dalam program Kabar Petang tvOne, Minggu (23/5/2021), dikutip Tribunnews.

Ia menambahkan, peluang Ganjar maju sebagai calon presiden lewat PDIP sudah habis.

Hal ini terkait konflik antara Ganjar dan partai berlambang banteng itu.

Qodari pun menyarankan agar Ganjar maju lewat partai lain.

"Fakta yang tersedia bagi Mas Ganjar sebagai kader PDIP tentu adalah pertama-pertama PDIP (itu sendiri)."

"Apalagi PDIP itu kursinya 128, sudah bisa maju sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lain," ujarnya.

"Dengan konflik yang sedalam ini saya kira maka peluangnya sudah habis dan Mas Ganjar perlu mempertimbangkan untuk maju lewat partai lain sebagai calon presiden," imbuhnya.

Seperti diketahui, nama Ganjar ramai dibicarkan setelah ia tak diundang dalam acara PDIP di Semarang yang digelar Sabtu lalu.

Mengutip Tribun Jateng, tertulis jelas 'Kecuali Gubernur' dalam susunan acara PDIP di Semarang.

Padahal, acara tersebut turut mengundang seluruh kader PDIP di Jateng, seperti anggota DPR RI Jateng, DPD Jateng, DPRD Provinsi Jateng, serta kepala dan wakil daerah kader se-Jateng,d ikutip dari Tribunnews.com dengan judul Pengamat soal Sikap PDIP yang Kucilkan Ganjar Pranowo: Seolah Mulai Menutup Pintu Rapat-rapat

Ganjar pun membenarkan dirinya memang tak diundang dalam acara tersebut.

"Saya tidak diundang (acara PDI-P)," kata Ganjar lewat pesan singkat, Minggu, dilansir Kompas.com.

Meski begitu, Ganjar enggan berkomentar saat ditanya dirinya berseberangan dengan PDIP.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Faryyanida/Vincentius Jyestha, Tribun Jateng/Mamdukh Adi Prayitno, Kompas.com/Riska Farasonalia/Taufik Ismail)

#GanjarPranowo

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved