Megawati Dengungkan 'Alarm' Peringatan pada Kader PDIP : Nggak Mau Diberi Tugas, Out Saja!
Alarm peringatan pun didengungkan Megawati. Hal tersebut berkaitan dengan sikap kader PDIP dalam menjalankan tugas partai.
TRIBUNMATARAM.COM - Megawati telah memberikan peringatan tegas kepada seluruh kader PDIP.
Di tengah kemelut yang menyebut PDIP mengucilkan beberapa kader, Megawati baru-baru ini meresmikan 25 prasasti kantor partai PDIP secara virtual.
Alarm peringatan pun didengungkan Megawati.
Hal tersebut berkaitan dengan sikap kader PDIP dalam menjalankan tugas partai.
Ibu Puan Maharani ini menegaskan agar para kader amanah dengan tugas masing-masing.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan seluruh kader PDIP bahwa mereka semua adalah petugas partai.
Baca juga: Ganjar Purnomo atau Puan, Siapa yang Lebih Pantas Diusung PDIP di Capres 2024? Berikut Kata Pengamat
Baca juga: Tanggapi Isu Dirinya Dikucilkan PDIP, Ganjar Pranowo Pilih Fokus Kerja : Itu Urusan Ketua Umum
Oleh karena itu, menjadi kewajiban kader menjalankan tugas kepartaian apabila tidak ingin diberhentikan.
Hal itu disampaikan Megawati saat meresmikan 25 prasasti kantor partai PDIP secara virtual, Minggu (30/5/2021).
"Kalian-kalian ini adalah petugas partai. Jangan lupa, kalian adalah petugas partai, tidak lagi bisa sebagai pribadi-pribadi. Karena ini namanya sebuah organisasi, organisasi partai politik," kata Megawati.
Megawati melanjutkan, bahwa menjadi petugas partai berarti harus taat dengan tugas yang telah diemban masing-masing kader.
Termasuk adalah jika sewaktu-waktu partai menugaskan terjun ke bawah, dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Megawati Ingatkan Kader PDIP: Kalau nggak Mau Diberi Tugas oleh Partai, Out Saja, Mundur
Atas dasar itu, Megawati berpesan agar kader tidak hanya dapat menjual nama PDIP, namun tidak lalai terhadap tugas yang menjadi kewajibannya.
"Jangan hanya jual nama partai. Hanya bisa berpakaian seragam partai, kalau disuruh kerja gak mau," ujarnya.
Megawati kembali menegaskan kepada kader, jika tidak sanggup untuk mengemban tugas partai, ada dua pilihan bagi mereka, maka pilihan terbaik adalah mundur dari PDIP.
"Makanya lebih baik saya bolak-balik bilang. Kalau ndak mau jadi petugas partai, saya ndak ngomongin lagi anggota partai, petugas partai. Artinya gak mau diberi tugas oleh partai, out saja, mundur, jangan lagi," pungkasnya.
Isu Ganjar Pranowo Dikucilkan
Setelah tak diundang dalam acara PDIP di Semarang, Jawa Tengah, isu Ganjar Pranowo 'dikucilkan' partai pun menguat.
Menanggapi itu, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo pun buka suara terkait polemik internal PDI Perjuangan (PDIP).
Isu polemik internal PDIP tersebut bermula saat Ganjar tak diundang di acara pengarahan Puan Maharani di Semarang, Sabtu (22/5/2021) lalu.
Ganjar Pranowo disebut disindir oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, dan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto.
Dalam acara tersebut, Puan Maharani menyinggung Ganjar Pranowo yang gencar membuat unggahan di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Ganjar tak mau banyak memberi komentar.
Ia mengaku lebih memilih untuk fokus kerja pada tugasnya sebagai Gubernur Jateng.
Baca juga: Elektabilitas Ganjar Pranowo VS Puan Maharani Diusung PDIP di Pilpres 2024, Siapa Berpeluang Besar?
Baca juga: PDIP Disebut Kucilkan Ganjar Pranowo, Pakar: Seolah Pintu untuk si Gubernur Jateng Ditutup Rapat
"Kalau terkait dengan itu tugas saya hanya satu, bekerja saja," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (27/5/2021).
"Saya harus melaksanakan tugas saya dengan baik," sambungnya.

Ganjar Pranowo lalu menambahkan, polemik tersebut menjadi urusan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Untuk urusan seperti itu, itu urusan ketua umum," katanya.
Mengenai undangan dari DPD PDIP Jawa Tengah untuk membahas hal tersebut, Ganjar mengaku belum ada ajakan.
Dirinya mengaku saat ini akan fokus pada penanganan Covid-19 di Jawa Tengah.
"Enggak, belum-belum. Saya konsentrasi mengurus Covid-19," ungkapnya.
Sindiran Puan Maharani
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Puan Maharani sempat melontarkan sindiran soal filosofi pemimpin menurutnya.
Menurut Puan, pemimpin seharusnya berada di lapangan, bukan malah di media sosial.
Puan juga menekankan, pemimpin harus berada di lapangan agar orang-orang yang mendukungnya bisa melihat.
"Pemimpin itu menurut saya, ke depan ini adalah pemimpin yang memang ada di lapangan, bukan ada di sosmed."
"Pemimpin yang memang dilihat sama temen-temennya, sama orang-orangnya yang mendukungnya ada di lapangan," kata Puan dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (24/5/2021).
Menurut Puan, dalam berjuang, jangan hanya berhenti di media sosial saja, tapi juga harus secara nyata di lapangan.
"Sosmed memang diperlukan, namun dalam berjuang, jangan hanya berhenti di sosmed saja. Sosmed diperlukan, media perlu, tapi bukan itu saja. Harus nyata kerja di lapangan," tegas Puan.
Masih belum diketahui untuk siapa sebenarnya sindiran yang dilontarkan Puan ini.
Namun, banyak yang menyebutkan jika sindiran ini disinyalir sebagai bentuk sindiran kepada Ganjar Pranowo.
Terlebih pada acara pengarahan kader PDIP tersebut, Ganjar tidak ikut diundang.
Sementara itu, Bambang Wuryanto, membenarkan semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali Ganjar Pranowo.
Ia pun mengungkapkan alasan tidak diundangnya orang nomor satu di Jateng tersebut.
"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan atau kebablasan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan merasa pintar)," ujarnya, Minggu (23/5/2021), dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Jawaban Ganjar Pranowo Terkait Polemik di PDIP, Sebut Lebih Pilih Fokus Kerja: Itu Urusan Ketua Umum
Menurutnya, DPD PDI Perjuangan Jateng berseberangan dengan sikap Ganjar Pranowo perihal langkah pencapresan di 2024.
Ia menyebut dengan terang-terangan bahwa Ganjar terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Karena perbedaan pendapat itu, Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng tak diundang dalam kegiatan tersebut.
Padahal, semua kepala daerah dan wakilnya dari partai berlambang kepala banteng itu hadir secara langsung.
(Tribunnews.com/Nuryanti/Faryyanida Putwiliani) (TribunJateng.com/Mamdukh Adi Priyanto)