Viral Hari Ini
Videonya Marahi 2 Staf Kemensos Viral, Bupati Alor Tak Lagi Didukung PDI-P: Hanya Punya Empat Kursi
Video viral Bupati Alor marahi dan usir 2 staf Kemensos berdampak pada pencabutan dukungan dari PDI-P.
TRIBUNMATARAM.COM - Video viral Bupati Alor NTT marahi dan usir 2 staf kemensos rupanya berbuntut panjang.
PDI-P disebut sampai menarik dukungan terhadap Amon Djobo karena video tersebut.
Mengenai hal ini, sang bupati pun menanggapinya dengan santai.
Bupati Alor, Nusa Tenggara Timur, Amon Djobo menyesalkan sikap DPP PDI-P yang menarik dukungan terhadap dirinya.
Terlebih lagi, pencabutan dukungan hanya didasarkan pada potongan video yang beredar luas di publik.
Meski begitu, kata Amon, pencabutan rekomendasi dan dukungan tersebut adalah hak PDI Perjuangan.
"Kalau itu sah-sah saja kalau PDI-P mencabut dukungan," ujar Amon kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (3/6/2021) malam.
• Profil Amon Djobo, Bupati Alor yang Usir Staf Risma, Sempat Dikritik karena Mutasi ASN Besar-besaran
• Daftar Kekayaan Amon Djobo, Bupati Alor yang Marahi & Usir 2 Staf Risma, Total Harta Capai Rp 1,2 M

Menurut Amon yang telah menjabat selama dua periode itu, pencabutan dukungan tersebut tidak memengaruhi jabatan bupati yang saat ini sedang diembannya.
Sebab, kata dia, walaupun pencabutan tersebut dilakukan, ada 14 kursi di DPRD Alor yang masih mendukung posisinya sebagai kepala daerah.
Amon mengungkapkan, PDI-P di DPRD Kabupaten Alor hanya memiliki empat kursi.
• 2 Staf Kemensos Laporkan Bantuan, Bupati Alor NTT Tersulut Emosi: Hanya karena Kepentingan Politik
Amon pun mengaku hingga saat ini belum menerima surat penarikan dukungan dan rekomendasi tersebut langsung dari PDI-P.
"Saya belum tahu, saya belum dapat pemberitahuan resmi tentang pencabutan surat dukungan kepada kami," kata Amon.
Akan tetapi, lanjut Amon, dirinya tetap menyayangkan kebersamaan dengan PDI-P yang sudah lama terbangun harus terhenti hanya karena sebuah video yang viral.
Dia juga menyesalkan sikap PDI-P yang terpengaruh dengan rekaman video yang diunggah secara tidak utuh.
Unggahan video yang viral itu hanya merekam saat amarahnya memuncak tanpa memperhatikan substansi persoalan.