Pembunuh Jurnalis di Sumut Tertangkap, Oknum TNI Jadi Eksekutor, Motif Diduga karena Berita Narkoba

Kasus pembunuhan terhadap pemred di Simalungun, Sumatera Utara akhirnya terungkap.

Editor: Irsan Yamananda
THINKSTOCK
Ilustrasi - Polisi menangkap 3 pelaku pembunuhan terhadap Marsal, wartawan di Simalungun, Sumatera Utara. 

TRIBUNMATARAM.COM - Polisi telah menangkap tersangka pembunuhan jurnalis di Simalungun, Sumatera Utara.

Selain sebagai jurnalis, korban juga diketahui menjabat sebagai Pemimpin Redaksi atau Pemred media online lassernewstoday.

Korban sendiri bernama Mara Salem Harahap alias Marsal.

Kini, pihak berwajib telah menangkap tiga pelaku pembunuhan Marsal.

Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, didampingi Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Hassanudin.

Pelaku berinisial YFP (31) dan S (57) yang merupakan warga Kota Pematangsiantar.

Jurnalis di Sumut Jadi Korban Penembakan, AJI Ungkap Berita yang Kerap Dimuat Media Online Mendiang

Sebelum Tewas, Pemred Media Online di Sumut Sempat Nongkrong dengan Rekan dan Share Berita di Medsos

Ilustrasi - Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan wartawan di Simalungun, Sumatera Utara.
Ilustrasi - Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan wartawan di Simalungun, Sumatera Utara. ((SHUTTERSTOCK/ New Africa)

Sementara pelaku berinisial A merupakan oknum anggota TNI.

Ia diduga  sebagai eksekutor dalam kasus pembunuhan tersebut.

Berdasarkan pemeriksaan, motif pembunuhan berita yang dibuat oleh korban.

Pelaku S sakit hati dengan pemberitaan tersebut.

Cekcok Masalah Banyak Utang & Kepepet Ekonomi, Polisi di Sorong Bakar Istrinya Hingga Tewas

Hal itu dijelaskan oleh Irjen Panca.

Diketahui, media yang dipimpin Marsal memberitakan terkait peredaran narkoba di tempat hiburan malam milik tersangka S.

Menurut Kapolda Sumut, korban Marsal diduga memberitakan tempat usaha milik tersangka S karena permintaan jatah Rp12 juta per bulan atau 2 butir pil ekstasi per hari seharga Rp200.000 per butir tidak dipenuhi.

Setelah muncul pemberitaan soal tempat usahanya disebut sebagai tempat peredaran narkoba, tersangka S kemudian memerintahkan orang suruhannya untuk memberi pelajaran kepada korban.

Korban Marsal lantas ditembak di paha kiri bagian atas.

Tembakan itu mengenai pembuluh arteri sehingga menyebabkan pendarahan hebat.

Korban tewas karena kehabisan darah saat perjalanan ke rumah sakit.

Panca menambahkan, dari hasil uji balistik peluru yang mengenai paha kiri korban ternyata cocok dengan proyektil yang ditemukan polisi serta pistol yang digunakan menembak korban.

Selain mengamankan pelaku, kepolisian juga menyita barang bukti berupa satu pucuk pistol dengan enam butir peluru aktif, satu senjata air softgun, mobil korban dan satu unit sepeda motor, dan parang.

Menurut Panca, kasus ini bisa terungkap berkat kerja sama Polda Sumut dengan Kodam Bukit Barisan.

Wartawan Medan Ditembak Mati di Mobilnya, Diduga Gegara Berita yang Ditulis : Terakhir Dishare

Hal ini dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan terhadap 57 saksi mata dan petunjuk lainnya seperti dikutip dari Kompas TV dengan judul Pembunuh Pemred Media Online Ditangkap, Diduga Libatkan Oknum Anggota TNI.

Atas perbuatannya, para tersangka, dijerat Pasal 340 sub 338 yo 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Seperti diketahui, Mara Salem Harahap atau Marsal (42) ditemukan tewas dengan luka tembak pada Jumat, 18 Juni 2021, saat dalam perjalanan pulang ke rumahnya.

Adapun rumah korban diketahui berada di Huta VII, Nagori Karang Anyar, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun.

Sempat Nongkrong dengan Rekan dan Share Berita di Medsos

Sebelum ditemukan tak bernyawa, Marsal diketahui nongkrong bersama rekan-rekannya.

Tak hanya itu, Marsal juga sempat bertemu dengan pengusaha.

 Jurnalis di Sumut Jadi Korban Penembakan, AJI Ungkap Berita yang Kerap Dimuat Media Online Mendiang

 Wartawan Medan Ditembak Mati di Mobilnya, Diduga Gegara Berita yang Ditulis : Terakhir Dishare

Ilustrasi - Jurnalis di Sumatera Utara sempat bertemu seorang pengusaha sebelum ditemukan tewas
Ilustrasi - Jurnalis di Sumatera Utara sempat bertemu seorang pengusaha sebelum ditemukan tewas (Shutterstock)

Hal itu sesuai dengan keterangan dari rekan korban, Rencana Siregar.

Ia juga menduga kuat jika Marsal dibunuh karena berita yang dibuatnya.

"Kau ditelusuri lebih lanjut, indikasinya ke arah mengenai pemberitaan.

Itu dapat dilihat dari media sosialnya terkait berita yang terakhir kali disharenya," kata Rencana saat ditemui di RS Bhayangkara Tingkat II Medan, Sabtu (19/6/2021) dilansir dari Tribun Medan.

 Mencekam, Kepulan Asap Tebal Muncul Seusai KKB Papua Bakar Tower Bandara, Terjadi Baku Tembak 1 Jam

 

Rencana juga menjelaskan penemuan mayat Marsal berawal saat warga mendengar suara alam mobil yang berbunyi pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 waktu setempat di Huta 7, pasar 3 Nagari Karang Anyer, Kabupaten Simalungun.

Lokasi tersebut berjarak sekira 300 meter dari rumah Marsal.

Warga pun berdatangan dan menemukan ada mayat di dalam mobil tersebut.

Saat ditemukan, Marsal dalam kondisi berlumuran darah dan ditemukan luka tembak di bagian paha dalam sebelah kanan di dekat area selangkangan.

Mayat Marsal kemudian langsung dibawa ke RS Vita insani lalu dievakuasi ke RS Bhayangkara Medan untuk diotopsi.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, pihaknya terus mendalami bukti dan keterangan saksi.

Polisi berharap kasus tersebut bisa segera terungkap dan pelaku ditangkap.

"Tim saat sedang bekerja, melakukan penyelidikan, dipimpin Dir Reskrimum, Kabid Labfor dan Kapolres Simalungun, mohon doanya agar segera terungkap," ujarnya melalui aplikasi percakapan WhatsApp.

Sementara itu Hasanudin Harahap, kakak kandung korban berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus yang menewaskan adiknya.

 Marah Diminta Pulang karena Warung Mau Tutup, Oknum TNI Terlibat Cekcok dan Tembak Pria Hingga Tewas

“Kalau kata warga, adik kami ditemukan pertama kali di dalam mobil tak jauh dari rumahnya.

Lokasi ditemukan dia dengan rumahnya itu berjarak 300 meter.

Orang rumah sakit tadi bilang, ada luka tembak di bagian paha sebelah kiri,” ujarnya.

"Kami minta polisi agar mengusut secara jelas penyebab adik kami ini meninggal dunia,” ujarnya.

AJI Medan minta polisi usut kematian Marsal

Sementara itu Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Liston Damanik mengecam keras pembunuhan terhadap Marshal.

Dalam pernyataan sikap AJI Medan disebutkan bahwa media online milik Marsal Harahap kerap memberitakan dugaan penyelewengan yang dilakukan pejabat BUMN, maraknya peredaran narkoba dan judi di Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun, serta bisnis hiburan malam yang diduga melanggar aturan.

"AJI Medan mengecam aksi pembunuhan terhadap Marasalem Harahap.

Apapun alasan yang melatarinya, kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan karena Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum," katanya.

Pihaknya juga meminta Polda Sumut dan Polres Simalungun mengungkap motif dan menangkap pelaku pembunuhan Marsel.

AJI Medan juga meminta proses penyelidikan terhadap kasus kekerasan terhadap jurnalis yang terjadi di wilayah lainnya di Sumut.

Kesaksian Pihak Keluarga

Kakak korban, Farida Isna Harahap mengisahkan selama ini adiknya merupakan orang yang dermawan.

Semasa hidupnya Marsal rajin bersedekah kepada anak yatim setiap hari Jumat.

Katanya, Jumat merupakan hari yang penuh berkah sehingga kegiatan rutin itu kerap ia lakukan sebagai ladang amal.

Namun kini, anak-anaknya menjadi seorang yatim karena ayahnya meninggal secara tragis.

Ia masih tidak menyangka adiknya itu meninggal dunia ditembak.

"Setiap Jumat barokah dia memberi ke anak yatim. Sekarang anaknya yang menjadi anak yatim," kata Farida Isna Harahap dikutip dari Tribun-Medan.com.

Farida menyebutkan adiknya orang yang bertanggungjawab.

Apalagi selama ini dia yang menghidupi ibu mereka. Sebab dia orang yang gigih dalam mencari nafkah.

"Semua keperluan mamak dia yang menanggung setiap bulan. Semualah kalau mamak itu tanggungan dia. Termasuk lagi sakit," tuturnya.

Terkait apakah korban pernah bermasalah dengan seseorang, Farida menyebutkan tidak mengetahui pasti.

Sebab dalam pertemuan tiga hari yang lalu adiknya tidak ada bercerita jika sedang ada masalah.

Saat itu, mereka bertemu di sebuah rumah duka nenek mereka yang meninggal.

Saudara paling tua Marsal ini pun tak menyangka kalau saat sama-sama datang ke pemakaman merupakan pertemuan terakhir.

"Tiga hari yang lewat tanggal 16, sama-sama melayat ke rumah nenek kami," lanjut Farida sambil membasuh air matanya.

Tanggapan AJI Medan

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Liston Aqurat Damanik mendesak aparat kepolisian mengungkap kasus pembunuhan Marsel.

Liston bilang, tindakan semacam ini tidak boleh dibiarkan.

Menurutnya, intimidasi, teror, bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain adalah tindakan yang sangat keji, dan pelakunya wajib ditangkap dan diproses hukum.

"AJI Medan mengecam tindakan pembunuhan terhadap Mara Salem Harahap. Apapun alasan yang melatarinya, kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan," kata Liston, Sabtu (19/6/2021).

Liston berpandangan, bahwa Indonesia adalah negara hukum.

Sehingga, tidak ada satupun pihak yang boleh main hakim sendiri, apalagi sampai melakukan tindakan pembunuhan.

"Untuk itu, kami meminta Polda Sumut dan Polres Simalungun segera mengungkap motif dan menangkap pelaku pembunuh Mara Salem Harahap," kata Liston.

Sepanjang 2021 ini, terjadi beberapa kasus teror dan penyerangan terhadap jurnalis.

Berita lainnya soal Kasus Pembunuhan

(Kompas/ Kontributor Medan, Dewantoro)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved