Jokowi Santai Dijuluki 'The King of Lip Service' : Dulu Ada yang Bilang Klemar-klemer, Plonga-plongo

Tetapi, bagi Jokowi, sebutan itu tak ada bedanya dengan julukan-julukan lain yang diterimanya sebelumnya.

(kolase tribunnews)
Presiden Jokowi dan Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra 

TRIBUNMATARAM.COM - Kontroversi sebutan Jokowi 'The King of Lip Service' akhirnya ditanggapi oleh Presiden.

Sebutan yang berasal dari kritik BEM UI terhadap Jokowi itu menuai kontroversi.

Namun, tampaknya Jokowi tak terganggu dengan sebutan itu.

Ia telah mendengar langsung adanya kontroversi tersebut.

Tetapi, bagi Jokowi, sebutan itu tak ada bedanya dengan julukan-julukan lain yang diterimanya sebelumnya.

Aksi kritik BEM UI bertajuk Jokowi 'The King Of Lip Service' di media sosial berbuntut panjang.

Pihak kampus UI mempermasalahkan unggahan itu dan kemudian melakukan pemanggilan terhadap sejumlah mahasiswa.

Baca juga: Jokowi Tak Bisa Lagi, Prabowo Diimbau Tidak Ikut Kontestasi Pilpres 2024 : 3 Kali Tak Pernah Menang

Baca juga: Sebut Indonesia Bukan Hanya Jokowi dan Prabowo, Demokrat: Seolah Tanpa Mereka, Kita Tak Bisa Maju

Kasus ini bermula saat keresahan BEM UI dituangkan lewat unggahan mereka di media sosial Twitter, Sabtu (26/5/2021).

Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Unggahan itu menampilkan foto Jokowi berdiri di sebuah mimbar, mengenakan tahta raja, dan latar belakangan bibir, disertai keterangan King of Lip Service.

Pemanggilan terhadap BEM kemudian dilayangkan rektorat lewat surat nomor: 915/UN2.RI.KMHS/PDP.00.04.00/2021 yang bersifat penting dan segera.

Pertemuan dilakukan di ruang rapat Ditmawa lantai 1, Minggu (27/6) pukul 15.00 WIB. Pihak kampus UI juga sempat meminta agar unggahan itu dihapus, namun BEM UI menolak menghapus unggahan tersebut.

Aksi pihak rektorat UI itu jadi sorotan, bukan saja dinilai tak tepat, namun juga berlebihan. Presiden Jokowi sendiri akhirnya merespons kritik yang dilontarkan oleh BEM UI itu.

Ia menanggapi santai kritik tentang king of lip service itu. Jokowi tampak melepas senyum saat ditanya wartawan soal kritik itu.

Kepada awak media, Jokowi mengaku sudah terbiasa dikritik. Ia menilai sebutan king of lip service sama seperti julukan plonga-plongo, klemar-klemer, otoriter, bapak bipang, dan sederet label lain yang pernah ia terima.

”Ya, itu kan sudah sejak lama ya. Dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter," kata Jokowi dalam rekaman video yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).

Presiden Jokowi dan Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra
Presiden Jokowi dan Ketua BEM UI, Leon Alvinda Putra ((kolase tribunnews))

Tidak hanya itu, Jokowi juga ingat beberapa waktu lalu sempat mendapat julukan 'Bapak Bipang'

Julukan itu buntut dari ajakan Jokowi yang mengajak masyarakat untuk membeli Bipang Ambawang dalam momen Hari Raya Idulfitri.

Sejumlah pihak menilai pernyataan Jokowi kala itu tidak elok. Sebab, Bipang merupakan singkatan dari babi panggang, makanan khas Ambawang, Pontianak, Kalimantan Barat.

"Kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini Bapak Bipang, dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King of Lip Service," tuturnya.

Jokowi mengaku tidak mempermasalahkan sejumlah julukan itu. Terkait julukan The King of Lip Service, ia menilai hal itu merupakan bentuk kebebasan berekspresi mahasiswa dalam negara demokrasi.

Karena itu ia meminta pihak universitas untuk tidak menghalang-halangi kebebasan berekspresi para mahasiswa itu.

"Ya saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik itu boleh-boleh saja dan universitas tidak apa, tidak perlu menghalangi mahasiwa untuk berekspresi," kata Jokowi, dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Soal 'The King Of Lip Service', Jokowi: Dulu Ada yang Bilang Juga Saya itu 'Plonga-plongo'

Namun, Jokowi juga mengingatkan agar dalam melontarkan kritik mahasiswa tidak lupa bahwa Indonesia punya budaya sopan santun.

"Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan," ujarnya.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa bukannya tidak mau menanggapi kritik, namun fokusnya saat ini adalah mengatasi pandemi Covid-19.

”Tapi yang saat ini penting ya kita semuanya memang bersama-sama fokus untuk penanganan pandemi COVID-19," ucapnya.(tribun network/fik/dod)

Berita lain terkait Jokowi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved