Kehamilannya Disebut Tak Logis, Korban Pemukulan Satpol PP Gowa Dilaporkan: 'Menanti Kuasa Allah'
Menurut Riyana, kehamilannya memang tak terlihat oleh dokter. Bahkan, dirinya mengaku jika perutnya sering membesar dan mengempes sendiri.
Penulis: Salma Fenty | Editor: Irsan Yamananda
Reporter : Salma Fenty
TRIBUNMATARAM.COM - Riyana dan Ivan, pasutri korban pemukulan Satpol PP yang belakangan viral di Gowa, Sulawesi Selatan justru balik dipolisikan.
Akibat tak bisa membuktikan kehamilannya, Riyana dan Ivan dianggap telah menyebarkan berita bohong.
Kendati kehamilannya tak terbukti secara medis, Riyana dan Ivan bersikukuh bahwa memang sedang hamil.
Menurut Riyana, kehamilannya memang tak terlihat oleh dokter.
Bahkan, dirinya mengaku jika perutnya sering membesar dan mengempes sendiri.
Lebih lanjut, dirinya berdalih bahwa kehamilannya ini tidak bisa dibuktikan dengan logika.
Riyana hanya mengatakan jika sudah tiga bulan ia tak datang bulan.
Baca juga: Fakta Video Satpol PP Gowa Pukul Wanita Hamil Pemilik Warkop: Kronologi Hingga Korban Sempat Pingsan
Baca juga: Sekda Gowa Cerita Kronologi Satpol PP Pukul Wanita Hamil Pemilik Warkop: Kami Minta Kecilkan Musik
Riyana bahkan mengaku mengalami kontraksi akibat pemukulan yang dilakukan Mardani Hamdan.
"Pelan-pelan pak, orang lagi hamil pak, santai pak," kata Ivan, suami Riyana ke Satpol PP Gowa Mardani Hamdan.
Kasus ini juga menyita perhatian publik karena kehamilan Riyana.
Namun belakangan kehamilan Riyana justru dipertanyakan.
Bahkan kini Riyana dan Ivan dilaporkan balik karena diduga bohong soal pengakuan hamilnya.
Riyana dan Ivan dilaporkan oleh ormas Brigade Muslim Indonesia ( BMI ) Sulsel pada Kamis (22/7/2021).
"Benar," kata Kasubag Humas Polres AKP Mangatas Tambunan saat dikonfirmasi langsung oleh TribunnewsBogor.com.
AKP Mangatas Tambunan menerangkan, Riyana dan Ivan dilaporkan atas berita bohong soal pengakuan hamilnya.
"Berita bohong," kata AKP Mangatas Tambunan.
Sebelumnya, Polisi fokus pada tindakan penganiayaan yang dilakukan Mardani Hamdan pada Riyana dan Ivan.
Saat membuat laporan polisi atas tindak pemukulan itu, kata AKP Mangatas Tambunan, Riyana juga tak menyertakan bukti kehamilannya.
"Polisi fokus pada pemeriksaan penganiayaan, belum ada (bukti kehamilan)," kata AKP Mangatas Tambunan.
Kemarin, Ivan Vanhouten sendiri baru saja kembali membahas soal kehamilan Riyana.
Ivan yakin bahwa istrinya, Riyana memang benar-benar hamil.
"Bismillah saya yakin dan percaya Atas kehamilan istri saya karna saya yg jalani rumah tanggah ini ,
sebelum kejadian ini tahun kemarin dan bulan" sebelumnya kami sudah umumkan di FB bahwa istri saya hamil.
Saya hanya menanti kekuasaan Allah," tulis Ivan Vanhouten di Facebook.
Sebelumnya, Melansir Tribun Timur, Riyana justru mengurai cerita lain soal kehamilannya.
Riyana sempat histeris ketika menjalani perawatan di Rumah Sakit Thalia, Panciro.
Menurut Riyana, setelah dicek petugas medis di rumah sakit tersebut menyatakan dirinya tak hamil.

"Laki-laki dia cek perut saya. Baru dia bilang pantas dipukul Satpol PP karena begitu gayamu," kata Riyana menirukan ucapan petugas medis.
Petugas medis bermaksud melakukan USG, namun Riyana menolak.
Riyana mengaku sedang menjalani sebuah pengobatan.
"Saya kan dalam pengobatan. Bisa lihat FB saya dan bulan lalu perut saya memang berbeda dan saya memang tidak ke dokter," katanya.
Riyana menekankan meski tak ke dokter namun ia memiliki bukti bahwa sedang hamil.
Riyana mengklaim kehamilannya tersebut tak bisa dilihat oleh dokter.
"Kalau ke dokter memang tidak bisa, tidak nampak. Bisa buka FB saya tiap bulan perut saya bagaimana, kadang besar dan sebentar kempes," kata Riyana.

Riyana mengaku terkahir datang bulan tiga bulan lalu.
Ia mengaku mengetahui kehamilannya ini dari seorang tukang urut.
"Masalahnya ini pengobatan sendiri pak, memang tidak bisa dijangkau dengan pikiran logika. Iya tukang urut yang bilang saya hamil dan saya sendiri," katanya.
Video Pemukulan Viral
Sebuah video yang menunjukkan oknum Satpol PP pukul wanita hamil jadi sorotan.
Sebelum memukul wanita itu, sang oknum Satpol PP sempat menyerang suami korban.
Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Diketahui, kedua korban merupakan pemilik sebuah warung kopi.
Peristiwa itu terekam kamera CCTV warkop.
Video CCTV itu tersebar di media sosial dan jadi viral.
Baca juga: Sekda Gowa Cerita Kronologi Satpol PP Pukul Wanita Hamil Pemilik Warkop: Kami Minta Kecilkan Musik
Baca juga: Viral Video Warga Usir Petugas Patroli PPKM Darurat di Surabaya, Polisi: Ada Provokator di Medsos

Kini, korban telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Tak sedikit pihak yang turut menanggapi kasus tersebut.
Mulai dari Kepala Satpol PP Gowa hingga sang Bupati.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan faktanya.
Baca juga: Viral Video Warga Usir Petugas Patroli PPKM Darurat di Surabaya, Polisi: Ada Provokator di Medsos
Kronologi
Razia Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang gencar digelar pemerintah kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan sejak Sabtu, (10/7/2021) diwarnai insiden yang terjadi pada Rabu (14/7/2021) malam.
Razia PPKM sendiri dibagi menjadi 2 tim.
Tim 1 dipimpin oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo dan tim 2 dipimpin oleh pejabat sementara Sekretaris Daerah Gowa.
Kedua tim menggelar apel bersama di halaman kantor Bupati Gowa, Jalan Masjid Raya, Sungguminasa pada Rabu (14/7/2021) pukul 19.00 Wita dan langsung bergerak.
Tim dua yang dipimpin oleh Pjs Sekda Gowa Kamsina terlebih dahulu menyisir pada pedagang di sepanjang jalur Trans Sulawesi, Kecamatan Pallangga hingga ke Kecamatan Bajeng.
Pada pukul 20.00 Wita petugas tiba di Desa Panciro, Kecamatan Bajeng dan mendengar suara musik yang bersumber dari dalam sebuah warung kopi.
Petugas pun memasuki warung kopi tersebut namun tak menemukan pengunjung kecuali pasangan suami isteri yang tengah live melakukan penjualan secara online.
"Semalam saya pimpin langsung dan saya termasuk orang pertama yang masuk ke warung tersebut dan menegur pemilik warung untuk mengecilkan volume musik sebab itu bisa mengundang pengunjung" kata Kamsina, yang dikonfirmasi langsung Kompas.com pada Kamis (15/7/2021).
Razia tersebut sempat berjalan lancar di mana pemilik warung akhirnya menggunakan masker setelah mendapat imbauan dari petugas meski diwarnai protes oleh pemilik warung.
Sejumlah petugas pun mulai meninggalkan warung kopi tersebut namun salah seorang petugas Satpol PP berinisial RH memasuki warung kopi tersebut dan menanyakan izin usaha warung hingga terjadi adu mulut yang berujung penganiayaan.
"Sebenarnya sudah tidak ada masalah tapi salah satu oknum petugas Satpol PP kembali masuk ke warung dan menanyakan izin usaha sambil mengancam akan menutup warung saya makanya isteri saya tidak terima" kata korban, Nur Halim (26) melalui ponsel.
"Saat bersitegang dengan isteriku saya menegur bahwa tolong pelan-pelan bicara sebab isteri saya tengah hamil 9 bulan tapi malah saya ditampar. Melihat saya ditampar isteri kemudian mengamuk dan sempat melempari petugas dengan kursi tapi malah balik ditampar," kata Nur Halim.
Keributan ini pun berakhir setelah Pjs Sekda Gowa dan sejumlah aparat kepolisian melerai.
Pada Rabu pukul 23.00 Wita kedua korban kemudian mendatangi Mapolres Gowa untuk melaporkan oknum tersebut.
Namun, salah satu korban jatuh pingsan saat sedang dimintai keterangan petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Gowa dan kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syech Yusuf untuk mendapatkan perawatan medis.