Nikah Siri Selama 17 Tahun, Suami di OKU Merasa Istrinya Berubah, Siram Air Panas Saat Korban Tidur
Seorang suami di OKU, Sumatera Selatan tega menyiramkan air panas ada istrinya yang sedang tertidur.
Di lokasi tersebut, SA sudah menunggu kedatangan BM dan korban.
BM dan korban kemudian melakukan hubungan badan di sebuah gubuk yang ada di kebun tersebut.
Usai kencan, korban menyerahkan uang Rp 300.000.
Padahal menurut BM, seharusnya ia menerima uang Rp 500.000.
Karena dendam, korban kemudian mengambil senjata tajam yang sudah ia siapkan dan ditusukkan ke dada D sebanyak 24 kali.
Baca juga: Ibu 19 Tahun di Aceh Bunuh Bayinya, Akting Histeris Temukan Anak Terluka, Berpura-pura Minta Tolong
Sementara SA membantu pembunuhan dengan memukul kepala korban menggunakan batu.
Setelah dipastikan tewas, mayat korban dimasukkan dalam kantung plastik yang sudah disediakan.
Jasadnya lalu dibuang di lokasi penampungan air di Pekon Tiuh Memon.
Korban adalah bos konter pulsa
Dikutip dari Tribunnews.com, Amriadi kakak korban tak menyangka kejadian tersebut menimpa adiknya.
Ia bercerita selama ini D tinggal dengan istrinya sekaligus tempat mertuanya di Pekon Tegal Binangun.
Sehari-hari, menurut Amridi, sang adik membuka konter ponsel Dede Cell di Gisting.
Ia juga mengajar di salah satu sekolah di Pekon Tegal Binangun bersama istrinya.
Menurutnya pada Minggu (6/7/2021) malam usai konter tutup pukul 22.30, D berencana pulang.
D juga berencana menginap di rumah orangtuanya di Pekon Sukarame.
Namun D tak kunjung datang.
Lalu, pada keesokan harinya, keluarga mendengat kabar jika mayat D ditemukan di tempat penampungan air.
Ia mengaku, adiknya adalah sosok yang pendiam, mengalah dan dari kecil tidak pernah berkelahi.
Dulu dia pernah dibegal dan semua barang diserahkan.
Baca juga: Pria di Wonogiri Bunuh Diri, Diduga karena Masalah Keluarga, Polisi: Istri Wafat Terpapar Covid-19
"Kalau setahu kami tidak ada musuh, sebab orangnya ngalahan, tapi tidak tahu juga ini," ujar Amriadi.
Lokasi penemuan mayat D berjarak sekitar 70 meter dari pemukiman warga di lubang berukuran 1x1 meter dan kedalaman 50 cm.
Mayat itu ditemukan pertama kali oleh Sutejo (65), penggarap kebun karet.
Ia saat itu berencana mengambil air untuk menyiram tanaman cabai dan melihat ada bungkusan plastik ikan mengapung di dalam lubang seperti dikutip dari Tribunnews.com dengan judul Dede Tewas Dengan Tangan Terikat dan Tubuh Terlipat, Istrinya Sedang Hamil 8 Bulan.
Karena curiga, Sutejo memanggil Eeng (40), Kadus Dusun Jarak, Pekon Tiuh Memon.
Ternyata di dalam plastik tersebut terdapat jasad manusia dan di sekitar lokasi ditemukan tetesan darah.
Kondisi mayat saat ditemukan terlipat seperti janin dalam kandungan dan terbalut plastik transparan dua lapis dan terikat.
Artikel lainnya terkait penganiayaan
(Tribunnews) (TribunJabar/ Cikwan Suwandi) (Kompas/ Aji YK Putra) (Sripoku.com)