Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ada Jejak Kaki Misterius di Rumah Korban, Ini Kata Polisi

Ada jejak kaki misterius di rumah korban pembunuhan di Subang, berikut penjelasan polisi.

Editor: Irsan Yamananda
TribunWow
Ilustrasi - Ada jejak kaki misterius di rumah korban pembunuhan di Subang, berikut penjelasan polisi. 

TRIBUNMATARAM.COM - Kasus pembunuhan Ibu dan anak di Subang masih menjadi sorotan.

Seperti diketahui, keduanya ditemukan tewas dalam bagasi Alphard yang terparkir di halaman rumahnya.

Peristiwa itu terjadi di Subang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021) pagi.

Polisi telah menangani kasus tersebut.

Aparat kepolisian menduga keduanya merupakan korban pembunuhan.

Mereka juga menyebut bahwa kasus itu sudah menemukan titik terang.

Baca juga: Kesal Tak Diperbolehkan Jual Rumah, Anak di Pontianak Tumpuk Pakaian & Kursi Lalu Bakar Rumah Ibunya

Baca juga: 5 Fakta Remaja 18 Tahun Bunuh Wanita Hamil 8 Bulan di Semarang: Kondisi Jenazah Hingga Temuan Polisi

Petugas Kepolisian saat evakuasi dua mayat di salah satu rumah yang berada di Kampung Ciseti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021).
Petugas Kepolisian saat evakuasi dua mayat di salah satu rumah yang berada di Kampung Ciseti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021). (tribunjabar)

Hal itu diungkapkan Kapolres Subang AKBP Sumarni.

Namun, Sumarni belum ingin menyampaikan lebih jauh terkait perkembangan kasus tersebut.

"Titik terang sudah ada, tapi kami belum dapat sampaikan ke media," kata Sumarni yang dihubungi Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Kata Sumarni, pihaknya sudah memeriksa 3 saksi lagi terkait dengan peristiwa tersebut, total sudah ada 20 saksi.

Baca juga: Baru Dibikinkan Kopi, Pria di NTT Kaget Temukan Istri Tewas Dibakar : Curhat Banyak yang Mau Bunuh

"Saksi sekarang ada 20 orang, nanti kita sesuaikan," ujarnya.

Terkait pelaku, Sumarni menyebut, dari hasil olah tempat kejadian perkara terindikasi pelaku lebih dari satu orang.

"Indikasinya lebih dari satu orang. Itu masih diduga, masih indikasi," kata Sumarni, Senin, dikutip dari TribunJabar.id.

Saat disinggung terduga pelaku berada di lokasi saat pihak kepolisian menggelar olah TKP, Sumarni menjawab agar bersabar dan akan dipublikasikan lewat rilis kepada awak media.

"Nanti saat rilis saja pokoknya akan diungkapkan," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang ibu bernama Tuti (55), dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23), warga Desa Jalan Cagak, Kecamatan Cagak, di Subang, Jawa Barat, ditemukan tewas dalam bagasi Alphard yang terparkir di rumahnya, Rabu (18/8/2021) pagi.

Saat ditemukan polisi, kedua jasad korban dalam posisi bertumpuk.

Dari hasil otopsi, polisi menyebut korban Tuti dan Amalia tewas setelah mengalami luka retak di bagian tengkorak kepala diduga akibat benda tumpul.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan, polisi menemukan ada jejak alas kaki di lantai rumah korban.

Saat ini, jejak tersebut sedang diidentifikasi polisi apakah jejak pelaku atau bukan.

Baca juga: Tak Terima Diminta Pulang karena Ada Tamu Lain, 3 Orang Bunuh Wanita di Kamar Indekos Daerah Lampung

Polisi menyebut, diduga pelaku lebih dari satu orang. Dugaan itu timbul karena ditemukan dua jejak kaki yang berbeda di TKP.

"Dari jejak tapak kaki yang berbeda (ada) dua, jadi diduga lebih dari satu orang," kata Kapolres Subang AKBP Sumarni yang dihubungi Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Bukan itu saja, beberapa sidik jari pun tengah dilakukan analisa untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan tersebut.

"Sidik jari sedang dianalisa," ungkapnya seperti dikutip dari  UPDATE Kasus Mayat Ibu dan Anak di Bagasi Alphard di Subang, Polisi Sudah Periksa 20 Saksi.

Polisi Tak Mau gegabah

Namun, polisi tidak mau gegabah dan memilih terus melanjutkan penyelidikan pembunuhan ibu dan anak di subang tersebut.

Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Ratu Mustika (23) ditemukan tewas ditumpuk di bagasi mobil di rumah mereka di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Rabu (18/8/2021) lalu.

Kematian Tuti dan Amalia Mustika Ratu membuat Yoris Raja Ammanullah (34), anak pertama dari Tuti Suhartini (55), menjadi syok.

Yoris tidak menyangka kedua orang yang dicintainya itu menjadi korban pembunuhan.

Dengan menahan tangis, Yoris mengatakan, ia merasa dengan cepat ditinggalkan oleh ibu serta adiknya.

"Jelas saya masih syok. Sampai sekarang belum menyangka adik sama mamah saya dibunuh dengan cara yang tega kayak begini," kata Yoris saat ditanya wartawan di Polsek Jalan Cagak Polres Subang, Jumat (20/8/2021).

Yoris sangat berharap agar kasus ini cepat terungkap.

"Saya terus berharap dan saya yakin pihak kepolisian akan segera mengungkap kasus yang menimpa keluarga saya ini," ujarnya.

Sementara itu polisi sudah menemui titik terang terkait kasus pembunuhan ibu dan anak ini, namun polisi tak mau gegabah mengungkapkannya.

Polisi menemukan tiga fakta terkait pembunuhan Tuti (55) dan Amalia ratu Mustika (23).

Polisi yakin tiga hal tersebut mengarah ke pelaku pembunuhan.

Tiga hal misterius adalah soal barang yang hilang.

Yoris (34) anak sekaligus kakak dari korban pembunuhan di Subang saat ditanya wartawan di Polsek Jalan Cagak Polres Subang, Jumat (20/8/2021).

Kapolres Subang AKBP Sumarni menerangkan, sejak hari kejadian ditemukannya mayat perempuan tersebut, pihaknya sudah memeriksa saksi, olah TKP, dan melakukan autopsi.

Dari olah TKP diketahui soal tidak ada perusakan terhadap akses pintu masuk rumah.

Dari hal itu, polisi berkesimpulan kematian anak dan ibu tersebut tidak terkait kasus perampokan.

Namun ada satu-satunya barang yang hilang.

"Hasil cek TKP, bahwa pintu masuk dan belakang area masuk tidak terjadi kerusakan pintu seperti pencongkelan. Diperkirakan tidak ada motif pencurian, karena tidak ada barang berharga hilang kecuali ponsel korban," kata AKBP Sumarni.

Keanehan kedua adalah posisi parkir mobil mewah Toyota Alphard, tempat ditemukannya kedua mayat perempuan tersebut dengan kondisi mengenaskan.

"Jadi mobil Alphard parkir tidak rapi, miring. Itu diperkirakan yang mengemudikannya itu tidak terlalu menguasai cara kemudi yang baik," kata AKBP Sumarni.

Misteri ketiga adalah soal peran mister X yang dijadikan saksi.

Di baju mister X tersebut, ada bercak darah yang diduga berkaitan dengan kematian anak dan ibu tersebut.

AKBP Sumarni menerangkan, sejak kemarin, pihaknya sudah melakukan autopsi, olah TKP, dan memeriksa saksi-saksi pada hari kejadian 7 orang dan kemarin 10 orang.

Dari saksi tersebut, ada satu saksi yang spesifik.

"Di baju salah satu saksi itu ada percikan darah. Dari saksi-saksi yang diperiksa, kami masih tunggu. Nanti hasilnya kami analisasi apakah ada keterkaitan," ucap AKBP Sumarni di Subang, Kamis (19/8/2021).

Hanya saja, saat ditanya siapakah saksi yang di pakaiannya ada bercak darah, dia belum bisa mengungkapnya dan masih mendalami keterangan tersebut.

"Diketahui dari olah TKP maupun pemeriksaan saksi, pelaku diduga kenal dekat dengan korban dan tahu situasi dan kondisi rumah tersebut," kata AKBP Sumarni.

Rumah Dipasangi Garis Polisi

Kondisi rumah tempat ditemukannya ibu dan anak tewas di dalam bagasi mobil yang berlokasi di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021).
Kondisi rumah tempat ditemukannya ibu dan anak tewas di dalam bagasi mobil yang berlokasi di Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (18/8/2021). (TribunJabar/ Dwiki W)

Rumah tempat pembantaian anak dan ibu di Kampung Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, pada Rabu 18 Agustus 2021, sudah sepi.

Pantauan Tribun di rumah tersebut pada Jumat (20/8/2021), tampak garis polisi terpasang di sekeliling rumah. Stiker bergambar Jokowi-Maruf Amin tempak menempel di kaca depan. Rumah itu berada di sisi jalan raya.

Halaman rumah tampak luas dengan rumput segar. Garasi di samping rumah tembus hingga ke belakang rumah.

Selain itu, di bagian depan rumah, terpampang plang bertulisan Yayasan Bina Prestasi.

Penelusuran Tribun, Yayasan Bina Prestasi ini dipimpin oleh Youries Raja Amallullah dan Operator Yayasan yakni Amalia Mustika Ratu.

Yayasan Bina Prestasi juga menaungi SMK swasta di Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang.

Amalia Mustika Ratu merupakan korban tewas dalam kasus pembunuhan sadis tersebut, sedangkan Youries merupakan kakaknya.

Ketua RT kampung dimana lokasi kejadian berada, Dede, mengatakan, anak dan ibu meninggal mengenaskan di bagasi mobil itu berawal dari laporan warga.

Dede mengatakan, saat itu, ada warga melaporkan hal mencurigakan di rumah tersebut.

"Awalnya itu saya lihat bercak darah di belakang rumah dekat pintu dapur. Saya lihatin bercak darahnya, saya lihatin ikuti jejaknya bercak darah ternyata sampai di garasi ternyata masih ada darah," ucap Dede di rumah kejadian, Jumat (20/8/2021).

Bercak darah ditemukan dari bagian belakang yang tembus ke garasi.

Ketika di garasi itu, ada mobil mewah Toyota Alphard terparkir dengan kaca tengah terbuka. Ia datang ke rumah itu setelah warga melapor.

"Laporan warga kemarin 18 Agustus itu sekitar 07.30. Kondisinya di garasi berceceran, ternyata di dalam mobil bagian belakang," kata Dede.

Youries (34), anak pertama dari Tuti dan kakak Amalia Mustika Ratu, mengaku punya firasat sebelum ibu dan adiknya ditemukan meninggal di dalam bagasi mobil dengan kondisi mengenaskan.

Yoris menyebutkan, firasat tersebut datang di saat ibu serta adiknya yang tidak biasa ingin datang ke rumahnya di Kecamatan Kasomalang, tidak jauh dari Jalan Cagak.

"Jarang-jarang mamah pengen ke rumah saya ke Kasomalang, itu lama banget mamah sama Amalia di rumah saya, makan bareng, tiduran, enggak kaya biasanya mamah kaya begitu," kata Yoris saat sedang berada di Polsek Jalan Cagak, Jumat (20/8/2021).

Yoris juga mengatakan, bahwa ibu serta adiknya sangat dekat. Sebelum ditemukan meninggal dunia tidak ada masalah apapun di keluarga mereka.

"Tidak ada masalah sama sekali, adik saya itu paling dekatnya memang sama ibu jadi sering curhatnya sama ibu saya," ujarnya.

Sementara itu, Yoris berharap agar kasus ini segera terungkap dan pelaku pembunuhan untuk di adili seadil-adilnya.

"Kalo bisa secepatnya terungkap siapa pelakunya," ucap Yoris.

Dimakamkan di TPU Istuning

Jenazah Tuti dan Amalia putra, anak dan ibu korban pembunuhan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Istuning, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Suban.

Suasana haru menyelimuti pada proses pemakanan ibu dan anak yang meninggal tidak wajar tersebut.

Tangisan keluarga maupun kerabat tidak bisa dibendung pada saat kedua jenazah akan dimasukkan ke dalam liang lahat.

Suami dari Tuti sekaligus ayah dari Amalia, Yosef (55) turut hadir dalam pemakaman tersebut.

"Saya mohon doanya supaya istri bersama anak kesayangan saya diterima di sisi Allah Swt, saya tidak menyangka ditinggalkan secepat ini," kata Yosef saat sebelum proses pemakaman berlangsung, Kamis (19/8/2021).

Dia menceritakan, sosok dari istri serta anaknya tersebut merupakan sosok yang sholehah, seperti sering melaksanakan pengajian rutin serta tidak pernah meninggalkan kewajiban seperti salat lima waktu.

"Istri saya rutin melakukan pengajian di lingkungan rumah, terutama anak kesayangan saya Amalia rajin juga salatnya," ujar Yosef sambil menahan tangis.

Hal senada juga dikatakan oleh Neneng (38) salah seorang warga yang juga tetangga dari korban, dirinya tidak menyangka bahwa korban meninggal dengan naas serta ditumpuk di dalam bagasi mobil milik korban.

"Saya shock saat mendengar kabar ibu Tuti sama Amalia Mustika Ratu ditemukan meninggal dengan cara mengenaskan tersebut, mereka berdua sosok yang baik tidak pernah punya masalah sama warga di sekitar," kata Neneng saat diwawancarai TribunJabar.id.

Sebelumnya, jenazah Amel dan Tuti tersebut tiba dari Rumah Sakit Sartika Asih pada pukul 02.00 WIB dini hari.

Artikel lainnya terkait pembunuhan

(TribunJabar.id)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved