Bupati Banjarnegara Jadi Sorotan Setelah Sebut Luhut Penjahit, Berikut Deretan Kontroversi Lainnya
Bupati Banjarnegara jadi sorotan setelah menyebut Luhut Binsar Pandjaitan menteri penjahit, berikut deretan kontroversinya.
Penulis: Irsan Yamananda | Editor: Salma Fenty Irlanda
TRIBUNMATARAM.COM - Nama Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono sedang menjadi sorotan beberapa hari terakhir.
Semua bermula setelah dirinya salah menyebut Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binjar Pandjaitan.
Sang bupati menyebut Menko Maves itu dengan Luhut Penjahit.
Hal itu ia sampaikan dalam sesi wawancara door stop sebuah acara dan terekam kamera video.
Penyebutan nama itu menjadi kontroversi setelah videonya viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, awalnya Budhi memaparkan keterisian tempat tidur (BOR) di Banjarnegara, Jawa Tengah yang menurun akhir-akhir ini.
Baca juga: Kantor Sempat Digeledah KPK, Bupati Banjarnegara Tetap Lakukan Kegiatan Sosial: Hadir untuk Rakyat
Baca juga: Bupati Banjarnegara Izinkan Warga Hajatan Saat Pandemi, Ganjar Pranowo: Harus Belajar dari Kudus
 
Selain itu, Budhi juga menyampaikan terkait efektifitas penyaluran Jaring Pengaman Sosial (JPS) melalui APBD di masa PPKM.
Langkahnya itu tak lain menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo yang ditindaklanjuti Menteri Dalam Negeri dan Menko Kemaritiman dan Investasi.
Saat menyebut nama Menko Luhut Binsar Pandjaitan itulah, Budhi salah melafalkan.
Kini, pria yang akrab disapa Wing Chin itu meminta maaf.
Sebelum salah sebut nama tersebut, Wing Chin sempat jadi sorotan karena kontroversi yang ia lakukan.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan kontroversi yang dimaksud:
Baca juga: Pengantin Baru Asal Banjarnegara Begal Sopir Taksol karena Mobil Mogok, Tak Punya Uang Beli Bensin
Izinkah warganya gelar hajatan
 
Menurut Budhi, kebijakan yang dia ambil ini sudah sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19.
Budhi mengungkapkan, sebagai Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat kabupaten, selama desa tersebut tidak masuk dalam zona merah, maka tidak ada alasan untuk melarang warga menggelar keramaian.
"Gugus tugas pasti mengizinkan, pemerintah hadir bukan untuk membubarkan tapi untuk mengedukasi tentang protokol kesehatan.
Tolong agak minggir ya, pakai masker ya, begitu,” ujar dia.
Nonton bareng wayang kulit
 
Saat pandemi, Bupati Budhi juga nonton bareng kesenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh pada Minggu (20/6/2021) malam.
Acara yang dihadiri oleh dalang Ki Miskal Sujono dan 150 penonton tersebut berlangsung tertib dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
• WASPADA Covid-19 Varian Delta Sudah Ditemukan di Hampir Semua Kota di Pulau Jawa, Sangat Menular!
Semua penonton terlihat tertib mengenakan masker dan kursi penonton ditempatkan dengan jarak.
Serta ada pemindai suhu badan dan air untuk cuci tangan.
“Alhamdulillah dari penonton, pemusik, seniman, sinden, semuanya maskeran dan jaga jarak.
Tidak ada yang dempet-dempetan.
Hanya wayangnya yang dempet-dempetan dan enggak maskeran,” kata Budhi melalui rilis tertulis, Senin (21/6/2021).
Bupati Banjarnegara tuding RS "covidkan" pasien
 
Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/6/2021) Budhi menuding lonjakan kasus Covid-19 disebabkan unsur kesengajaan dari pihak rumah sakit.
"Jadi rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga.
Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari," kata Budhi.
Dengan tingginya biaya klaim tersebut, Budhi menganggap wajar jika RS saling berebut pasien, demi mengejar keuntungan dari biaya perawatan yang didapat seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Kontroversi Bupati Banjarnegara Saat Pandemi, Nobar Wayang hingga Tuding RS "Covidkan" Pasien".
"Jadi yang dicari rata-rata pasien Covid semua, dan kalau diswab, dari 10 orang, yang positif Covid itu 7 atau 6 (orang).
Terus saat sekarang ini jadi melonjak. Rumah sakit penuh tempat karantina penuh. Ini pada berlomba membuat karantina lagi," ujar Budhi.
Sebut ada sales yang cari pasien Covid-19
Dalam sebuah video yang beredar, Budhi mengatakan sudah bertemu dengan sales marketing pihak rumah sakit yang ia sebut bernama Bejo.
Menurutnya sales tersebut mencari orang sakit Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.
Dia menyebut, sales tersebut akan mendapat honor dari tiap pasien yang berhasil dibujuk untuk dirawat di rumah sakit.
"Kemarin saya sudah ketemu sama salesnya. Ada salesnya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000 tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000," kata dia.
Menurut dia, mafia pasien inilah yang membuat angka Covid-19 di sejumlah daerah melonjak.
Minta Maaf Soal Salah Sebut Nama Luhut
Setelah video tersebut ramai, melalui video yang diunggah di akun Instagram resmi Pemkab Banjarnegara, Senin (23/8/2021), Budhi meminta maaf kepada Luhut.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut Menteri Penjahit, karena saya tidak hafal namanya panjang sekali."
"Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan saya mohon maaf, (yang betul) adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan," katanya, seperti dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Budhi mengaku tidak bermaksud untuk menghina.
"Mohon maaf karena tidak hafal jadi disingkat yang mudah, tapi saya tidak punya tujuan menghina apapun, karena sebisa saya bicara," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, salah sebut nama itu tak lepas dari kekurangannya, kelemahan dan keterbatasannya.
Karenanya, ia mengaku baru paham hingga bisa menyebut nama Menko Luhut Binsar Pandjaitan dengan sempurna.
"Mohon bapak menteri bisa memaafkan saya. Demi Allah, demi Rasulullah saya lahir batin untuk melaksanakan tugas negara," sambungnya.
Dalam video itu, Budhi juga meminta maaf kepada warga Batak dengan marga Pandjaitan.
"Terakhir kepada warga dari Tapanuli yang memiliki marga Pandjaitan, yang pada waktu lalu saya sebut Penjahit karena saya tidak hafal, karena saya tidak hafal marga warga Tapanuli."
"Tapi hari ini saya baru paham, maka saya tulis dan saya mohon maaf, yang sebenarnya adalah marga Pandjaitan," jelasnya.
Artikel lainnya terkait Bupati Banjarnegara
(Kompas/ Tribunnews/ TribunJateng/ TribunMataram)
 
							
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/bupati-banjarnegara-budhi-sarwono-5.jpg)
:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/shopeevidio.jpg) 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/Alumni-BION-Berkarya-untuk-Nusantara.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/MATA-LOKAL-FEST-2025.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataram/foto/bank/originals/shopee-193.jpg)