Ingatkan Kader Soal Kudeta KLB Demokrat, AHY: 'Mereka Masih Berupaya Merampas yang Kita Miliki'

AHY mengingatkan para kadernya terkait kudeta KLB Demokrat di Deli Serdang.

Editor: Irsan Yamananda
Instagram
AHY mengingatkan para kadernya terkait kudeta KLB Demokrat di Deli Serdang. 

TRIBUNMATARAM.COM - Beberapa waktu yang lalu, upaya merebut Demokrat yang dilakukan oleh kubu kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang menjadi sorotan.

Kini, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kembali membahas hal tersebut.

Ia mengingatkan kader-kader Demokrat agar tetap mewaspadai terhadap upaya serupa.

AHY mengatakan pada para kader bahwa perjuangan mereka masih belum selesai.

Menurutnya, upaya perempasan masih belum berakhir.

Karena itu, ia meminta para kadernya untuk tidak lengah.

Baca juga: Bikin JokPro 2024, Qodari Kini Curhat Diserang PKS, Demokrat & Rocky Gerung : Dibilang Dungu

Baca juga: Sebut Indonesia Bukan Hanya Jokowi dan Prabowo, Demokrat: Seolah Tanpa Mereka, Kita Tak Bisa Maju

AHY mengingatkan para kadernya terkait kudeta KLB Demokrat di Deli Serdang.
AHY mengingatkan para kadernya terkait kudeta KLB Demokrat di Deli Serdang. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Hal itu ia ungkapkan saat berpidato dalam acara peringatan HUT ke-20 Partai Demokrat.

"Saya ingatkan, perjuangan belum selesai, mereka masih berupaya untuk merampas apa yang kita miliki dan kita perjuangkan selama ini.

Jangan lengah, kita ikuti, kita kawal, kita awasi," kata AHY, Kamis (9/9/2021).

Dalam kesempatan itu, AHY menyampaikan terima kasih kepada para kader yang disebutnya cepat dalam mengambil keputusan dan tindakan di lapangan atas upaya kudeta tersebut.

Baca juga: Yasonna Laoly Sakit Hati Dituduh AHY Berpihak pada Demokrat Kubu Moeldoko : Dongkol Banget

Ia juga menyampaikan terima kasih atas keberanian dan kekompakan kader dalam menghadapi musuh dari luar partai itu.

"Itu semua emas, nilai-nilai dan kekuatan kita hari ini dan seterusnya, terima kasih.

Kita berhasil mematahkan upaya para gerombolan yang ingin merusak Demokrat dan juga merusak demokrasi," kata dia.

Kendati demikian, ia mengingatkan agar para kader tetap waspada untuk mencegah terjadinya kudeta di tubuh Partai Demokrat.

"Kita berharap hukum dan keadilan tegak di negeri ini, tetapi sekali lagi semua itu perlu kita perjuangkan bersama," ujar AHY.

Diketahui, Demokrat diterpa isu kudeta pada awal tahun. Sekelompok orang yang mengatasnamakan Partai Demokrat pun sempat menggelar kongres luar biasa yang menetapkan Kepala Staf Presiden Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Namun, pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM menyatakan menolak pengesahan kepengurusan Partai Demokrat yang diajukan kubu Moeldoko seperti dikutip dari Kompas.com dengan judul "Soal Kudeta di Demokrat, AHY: Perjuangan Belum Selesai".

Kudeta kLB Deli Serdang

Pada 1 Februari, AHY menyelenggarakan konferensi pers dan menyebut ada sebuah gerakan yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat.

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY dalam video konferensi pers yang diunggah dalam akun Youtube-nya.

Ia menyampaikan, gerakan ini melibatkan 5 orang, 4 merupakan mantan kader, dan seorang lainnya adalah pejabat penting pemerintahan di lingkar kekuasaan Presiden Joko Widodo.

AHY seret nama Moeldoko dalam isu kudeta di tubuh Partai Demokrat.
AHY seret nama Moeldoko dalam isu kudeta di tubuh Partai Demokrat. (Kolase TribunKaltara.com / kompas.com)

AHY menyebut para elit tersebut akan menyelenggarakan KLB untuk mengganti pimpinan Partai Demokrat.

Ia menegaskan tetap menghormati asas praduga tak bersalah dalam permasalahan yang ada.

Masih dari konferensi pers yang sama, AHY menyampaikan ia telah mengirim surat secara resmi kepada Presiden Joko Widodo pada (1/2/2021) pagi harinya.

Dalam surat itu, ia meminta konfirmasi dan klarifikasi Presiden atas kabar adanya gerakan tersebut.

Namun surat itu tidak mendapat tanggapan dari pihak Istana.

Tidak berhenti, Partai Demokrat kembali berkirim surat kepada jajaran Pemerintahan, kali ini Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM (Menkopolhukkam) Mahfud MD.

Mahfud mengaku menerima surat yang berisi permohonan perlindungan hukum dan pencegahan penyelenggaraan KLB itu pada 4 Maret 2021.

KLB benar terjadi pada 5 Maret pukul 15.00 WIB di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Hasil dari KLB itu adalah terpilihnya Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko menjadi Ketua Umum Partai Demokrat kubu KLB, melalui proses voting.

Selain Moeldoko, nama lain yang diajukan untuk menjadi ketum dalam kesempatan itu adalah Marzuki Alie. Namun, pada akhirnya Moeldoko yang terpilih.

Baca juga: Yasonna Laoly Sakit Hati Dituduh AHY Berpihak pada Demokrat Kubu Moeldoko : Dongkol Banget

Keputusan pun diambil dan disetujui oleh para peserta KLB dengan riuh tepuk tangan dan seruan kata "setuju!".

KLB ini diprakarsai oleh seorang mantan kader Demokrat yang telah dipecat, Darmizal.

Yasonna kemudian menyatakan pemerintah menolak permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat yang diajukan kubu Moeldoko.

Permohonan ini diajukan Moeldoko dan kawan-kawan setelah melakukan Kongres Luar Biasa mengatasnamakan Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara pada awal Maret silam.

"Pemerintah menyatakan permohonan pengesahan hasil Kongres Luar Biasa di Deli Serdang Sumatera Utara tanggal 5 Maret 2021 ditolak," ujar Yasonna Laoly.

Artikel lainnya terkait partai Demokrat

(Kompas/ Ardito Ramadhan)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved